Blog ini special menghadirkan berita berita tentang kejahatan sex baik secara selingkuh pemaksaan penipuan dan pelecehan. semua kami sajikan dengan fulgar
Sabtu, 30 Juli 2011
Kumpulah cerita sex sedarah pilihan
Sensasi stories
Our BLog Our entertaiment.. Hollywood gossips,news,videos and many more...for our entertaiment...
AnnouncementTuesday, May 04, 2010 9:31 AMhye dear readers..
Cerita hangat sensasi telah di pindahkan ke blog pautan iaitu
http://blog-continue.blogspot.com/Memperkosa Isteri Jiran yang SetiaTuesday, April 20, 2010 3:45 AMAwalnya aku tak terlalu tertarik dengan pasangan suami-istri muda yang baru tinggal di samping rumahku itu. Suaminya yang bernama Bram, berusia sekitar 32 tahun, merupakan seorang pria dengan wajah tirus dan dingin. Sangat mahal senyum. Sedang istrinya, seorang wanita 23 tahun, bertubuh sintal yang memiliki sepasang mata membola cantik, raut wajah khas wanita Jawa.
Tak beda jauh dengan suaminya, dia juga terlihat kaku dan tertutup. Tapi watak itu, agaknya lebih disebabkan oleh sikap pendiam dan pemalunya. Sehari-harinya, dia selalu mengenakan pakaian kebaya. Latar belakang kehidupan pedesaan wanita berambut ikal panjang ini, terlihat masih cukup kental, Jakarta tak membuatnya berubah. Aku hanya sempat bicara dan bertemu lebih dekat dengan pasangan ini, dihari pertama mereka pindah. Saat mengangkat barang-barangnya, aku kebetulan baru pulang dari jogging dan lewat di depan pintu pagar halaman rumah yang mereka kontrak. Setelah itu, aku tak pernah lagi kontak dengan keduanya. Aku juga tak merasa perlu untuk mengurusi mereka.
Perasaan dan pikiranku mulai berubah, khususnya terhadap si Istri yang bernama Maryati, ketika suatu pagi bangun dari tidur aku duduk di balik jendela. Dari arah sana, secara kebetulan, juga melalui jendela kamarnya, aku menyaksikan si Istri sedang melayani suaminya dengan sangat telaten dan penuh kasih. Mulai menemani makan, mengenakan pakaian, memasang kaos kaki, sepatu, membetulkan letak baju, sampai ketika mencium suaminya yang sedang bersiap-siap untuk turun kerja, semua itu kusaksikan dengan jelas. Aku punya kesimpulan wanita lumayan cantik itu sangat mencintai pasangan hidupnya yang berwajah dingin tersebut.
Entah mengapa, tiba-tiba saja muncul pertanyaan nakal di otakku. Apakah Istri seperti itu memang memiliki kesetiaan yang benar-benar tulus dan jauh dari pikiran macam-macam terhadap suaminya? Sebutlah misalnya berhayal pada suatu ketika bisa melakukan petualangan seksual dengan lelaki lain? Apakah seorang istri seperti itu mampu bertahan dari godaan seks yang kuat, jika pada suatu ketika, dia terposisikan secara paksa kepada suatu kondisi yang memungkinkannya bermain seks dengan pria lain? Apakah dalam situasi seperti itu, dia akan melawan, menolak secara total meski keselamatannya terancam? Atau apakah dia justru melihatnya sebagai peluang untuk dimanfaatkan, dengan dalih ketidakberdayaan karena berada dibawah ancaman? Pertanyaan-pertanyaan itu, secara kuat menyelimuti otak dudaku yang memang kotor dan suka berhayal tentang penyimpangan seksual. Sekaligus juga akhirnya melahirkan sebuah rencana biadab, yang jelas sarat dengan resiko dosa dan hukum yang berat. Aku ingin memperkosa Maryati! Wuah! Tapi itulah memang tekad yang terbangun kuat di otak binatangku.
Sesuatu yang membuatmu mulai hari itu, secara diam-diam melakukan pengamatan dan penelitian intensif terhadap pasangan suami istri muda tersebut. Kuamati, kapan keduanya mulai bangun, mulai tidur, makan dan bercengkrama. Kapan saja si Suami bepergian ke luar kota lebih dari satu malam, karena tugas perusahaannya sebuah distributor peralatan elektronik yang cukup besar. Dengan kata lain, kapan Maryati, wanita dengan sepasang buah dada dan pinggul yang montok sintal itu tidur sendirian di rumahnya.
Untuk diketahui, pasangan ini tidak punya pembantu. Saat itulah yang bakal kupilih untuk momentum memperkosanya. Menikmati bangun dan lekuk-lekuk tubuhnya yang memancing gairah, sambil menguji daya tahan kesetiaannya sebagai istri yang bisa kukategorikan lumayan setia. Sebab setiap suaminya bepergian atau sedang keluar, wanita ini hanya mengunci diri di dalam rumahnya. Selama ini bahkan dia tak pernah kulihat meski hanya untuk duduk-duduk di terasnya yang besar. Itu ciri Ibu Rumah Tangga yang konservatif dan kukuh memegang tradisi sopan-santun budaya wanita timur yang sangat menghormati suami. Meski mungkin mereka sadar, seorang suami, yang terkesan sesetia apapun, jika punya peluang dan kesempatan untuk bermain gila, mudah terjebak ke sana. Aku tahu suaminya, si Bram selalu bepergian keluar kota satu atau dua malam, setiap hari Rabu. Apakah benar-benar untuk keperluan kantornya, atau bisa jadi menyambangi wanita simpanannya yang lain. Dan itu bukan urusanku. Yang penting, pada Rabu malam itulah aku akan melaksanakan aksi biadabku yang mendebarkan.
Semua tahapan tindakan yang akan kulakukan terhadap wanita yang di mataku semakin menggairahkan itu, kususun dengan cermat. Aku akan menyelinap ke rumahnya hanya dengan mengenakan celana training minus celana dalam, serta baju kaos ketat yang mengukir bentuk tubuh bidangku. Buat Anda ketahui, aku pria macho dengan penampilan menarik yang gampang memaksa wanita yang berpapasan denganku biasanya melirik. Momen yang kupilih, adalah pada saat Maryati akan tidur. Karena berdasarka hasil pengamatanku, hanya pada saat itu, dia tidak berkebaya, cuma mengenakan daster tipis yang (mungkin) tanpa kutang. Aku tak terlalu pasti soal ini, karena cuma bisa menyaksikannya sekelebat saja lewat cara mengintip dari balik kaca jendelanya dua hari lalu. Kalau Maryati cuma berdaster, berarti aku tak perlu disibukkan untuk melepaskan stagen, baju, kutang serta kain yang membalut tubuhnya kalau lagi berkebaya. Sedang mengapa aku cuma mengenakan training spack tanpa celana dalam, tahu sendirilah.
Aku menyelinap masuk ke dalam rumahnya lewat pintu dapur yang terbuka petang itu. Saat Maryati pergi mengambil jemuran di kebun belakangnya, aku cepat bersembunyi di balik tumpukan karton kemasan barang-barag elektronik yang terdapat di sudut ruangan dapurnya. Dari sana, dengan sabar dan terus berusaha untuk mengendalikan diri, wanita itu kuamati sebelum dia masuk ke kamar tidurnya. Dengan mengenakan daster tipis dan ternyata benar tanpa kutang kecuali celana dalam di baliknya. Si Istri Setia itu memeriksa kunci-kunci jendela dan pintu rumahnya. Dari dalam kamarnya terdengar suara acara televisi cukup nyaring. Nah, pada saat dia akan masuk ke kamar tidurnya itulah, aku segera memasuki tahapan berikut dari strategi memperkosa wanita bertubuh sintal ini. Dia kusergap dari belakang, sebelah tanganku menutup mulutnya, sedang tangan yang lain secara kuat mengunci kedua tangannya. Maryati terlihat tersentak dengan mata terbeliak lebar karena terkejut sekaligus panik dan ketakutan. Dia berusaha meronta dengan keras. Tapi seperti adegan biasa di film-film yang memperagakan ulah para bajingan, aku cepat mengingatkannya untuk tetap diam dan tidak bertindak bodoh melakukan perlawanan. Hanya bedanya, aku juga mengutarakan permintaan maaf.
"Maafkan saya Mbak. Saya tidak tahan untuk tidak memeluk Mbak. Percayalah, saya tidak akan menyakiti Mbak. Dan saya bersumpah hanya melakukan ini sekali. Sekali saja," bisikku membujuk dengan nafas memburu akibat nafsu dan rasa tegang luar biasa. Maryati tetap tidak peduli. Dia berusaha mengamuk, menendang-nendang saat kakiku menutup pintu kamarnya dan tubuhnya kepepetkan ke dinding. "Kalau Mbak ribut, akan ketahuaan orang. Kita berdua bisa hancur karena malu dan aib. Semua ini tidak akan diketahui orang lain. Saya bersumpah merahasiakannya sampai mati, karena saya tidak mau diketahui orang lain sebagai pemerkosa," bisikku lagi dengan tetap mengunci seluruh gerakan tubuhnya.
Tahapan selanjutnya, adalah menciumi bagian leher belakang dan telinga wanita beraroma tubuh harum merangsang itu. Sedang senjataku yang keras, tegang, perkasa dan penuh urat-urat besar, kutekankan secara keras ke belahan pantatnya dengan gerakan memutar, membuat Maryati semakin terjepit di dinding. Dia mencoba semakin kalap melawan dan meronta, namun apalah artinya tenaga seorang wanita, di hadapan pria kekar yang sedang dikuasai nafsu binatang seperti diriku.
Aksi menciumi dan menekan pantat Maryati terus kulakukan sampai lebih kurang sepuluh menit. Setelah melihat ada peluang lebih baik, dengan gerakan secepat kilat, dasternya kusingkapkan. Celana dalamnya segera kutarik sampai sobek ke bawah, dan sebelum wanita ini tahu apa yang akan kulakukan, belahan pantatnya segera kubuka dan lubang anusnya kujilati secara buas. Maryati terpekik. Sebelah tanganku dengan gesit kemudian menyelinap masuk diantara selangkangannya dari belakang dan meraba serta meremas bagian luar kemaluannya, tapi membiarkan bagian dalamnya tak terjamah. Strategiku mengingatkan belum waktunya sampai ke sana. Aksi menjilat dan meremas serta mengusap-usap ini kulakukan selama beberapa menit. Maryati terus berusaha melepaskan diri sambil memintaku menghentikan tindakan yang disebutnya jahanam itu. Dia berulang-ulang menyebutku binatang dan bajingan. Tak soal. Aku memang sudah jadi binatang bajingan. Dan sekarang sang bajingan sudah tanpa celana, telanjang sebagian.
"Akan kulaporkan ke suamiku," ancamnya kemudian dengan nafas terengah-engah. Aku tak menyahut sambil bangkit berdiri serta menciumi pundaknya. Lalu menempelkan batang perkasaku yang besar, tegang dan panas diantara belahan pantatnya. Menekan dan memutar-mutarnya dengan kuat di sana. Sedang kedua tanganku menyusup ke depan, meraba, meremas dan memainkan puting buah dada besar serta montok wanita yang terus berjuang untuk meloloskan diri dari bencana itu.
"Tolong Mas Dartam, lepaskan aku. Kasihani aku," ratapnya. Aku segera menciumi leher dan belakang telinganya sambil berbisik untuk membujuk, sekaligus memprovokasi. "Kita akan sama-sama mendapat kepuasan Mbak. Tidak ada yang rugi, karena juga tidak akan ada yang tahu. Suamimu sedang keluar kota. Mungkin juga dia sedang bergulat dengan wanita lain. Apakah kau percaya dia setia seperti dirimu," bujukku mesra. "Kau bajingan terkutuk," pekiknya dengan marah. Sebagai jawabannya, tubuh putih yang montok dan harum itu (ciri yang sangat kusenangi) kali ini kupeluk kuat-kuat, lalu kuseret ke atas ranjang dan menjatuhnya di sana. Kemudian kubalik, kedua tangannya kurentangkan ke atas. Selanjutnya, ketiak yang berbulu halus dan basah oleh keringat milik wanita itu, mulai kuciumi. Dari sana, ciumanku meluncur ke sepasang buah dadanya. Menjilat, menggigit-gigit kecil, serta menyedot putingnya yang terasa mengeras tegang.
"Jangan Mas Darta. Jangan.. Tolong lepaskan aku." Wanita itu menggeliat-geliat keras. Masih tetap berusaha untuk melepaskan diri. Tetapi aku terus bertindak semakin jauh. Kali ini yang menjadi sasaranku adalah perutnya. Kujilat habis, sebelum pelan-pelan merosot turun lebih ke bawah lalu berputar-putar di bukit kemaluannya yang ternyata menggunung tinggi, mirip roti. Sementara tanganku meremas dan mempermainkan buah dadanya, kedua batang paha putih dan mulusnya yang menjepit rapat, berusaha kubuka. Maryati dengan kalap berusaha bangun dan mendorong kepalaku. Kakinya menendang-nendang kasar. Aku cepat menjinakkannya, sebelum kaki dan dengkul yang liar itu secara telak membentur dua biji kejantannanku. Bisa celaka jika itu terjadi. Kalau aku semaput, wanita ini pasti lolos.
Setelah berjuang cukup keras, kedua paha Maryati akhirnya berhasil kukuakkan. Kemudian dengan keahlian melakukan cunnilingus yang kumiliki dari hasil belajar, berteori dan berpraktek selama ini, lubang dan bibir kelamin wanita itu mulai menjadi sasaran lidah dan bibirku. Tanpa sadar Maryati terpekik, saat kecupan dan permainan ujung lidahku menempel kuat di klitorisnya yang mengeras tegang. Kulakukan berbagai sapuan dan dorongan lidah ke bagian-bagian sangat sensitif di dalam liang senggamanya, sambil tanganku terus mengusap, meremas dan memijit-mijit kedua buah dadanya. Maryati menggeliat, terguncang dan tergetar, kadang menggigil, menahan dampak dari semua aksi itu. Kepalanya digeleng-gelengkan secara keras. Entah pernyataan menolak, atau apa. Sambil melakukan hal itu, mataku berusaha memperhatikan permukaan perut Si Istri Setia ini. Dari sana aku bisa mempelajari reaksi otot-otot tubuhnya, terhadap gerakan lidahku yang terus menyeruak masuk dalam ke dalam liang senggamanya. Dengan sentakan-sentakan dan gelombang di bagian atas perut itu, aku akan tahu, di titik dan bagian mana Maryati akan merasa lebih terangsang dan nikmat.
Gelombang rangsangan yang kuat itu kusadari mulai melanda Maryati secara fisik dan emosi, ketika perlawanannya melemah dan kaki serta kepalanya bergerak semakin resah. Tak ada suara yang keluar, karena wanita ini menutup bahkan menggigit bibirnya. Geliat tubuhnya bukan lagi refleksi dari penolakan, tetapi (mungkin) gambaran dari seseorang yang mati-matian sedang menahan kenikmatan. Berulang kali kurasakan kedua pahanya bergetar. Kemaluannya banjir membasah. Ternyata benar analisa otak kotorku beberapa pekan lalu. Bahwa sesetia apapun seorang Istri, ada saat di mana benteng kesetiaan itu ambruk, oleh rangsangan seksual yang dilakukan dalam tempo relatif lama secara paksa, langsung, intensif serta tersembunyi oleh seorang pria ganteng yang ahli dalam masalah seks. Maryati telah menjadi contoh dari hal itu. Mungkin juga ketidakberdayaan yang telah membuatnya memilih untuk pasrah. Tetapi rasanya aku yakin lebih oleh gelora nafsu yang bangkit ingin mencari pelampiasan akibat rangsangan yang kulakukan secara intensif dan ahli di seluruh bagian sensitif tubuhnya.
Aksiku selanjutnya adalah dengan memutar tubuh, berada di atas Maryati, memposisikan batang kejantananku tepat di atas wajah wanita yang sudah mulai membara dibakar nafsu birahi itu. Aku ingin mengetahui, apa reaksinya jika terus kurangsang dengan batang perkasaku yang besar dan hangat tepat berada di depan mulutnya. Wajahku sendiri, masih berada diantara selangkangannyadengan lidah dan bibir terus menjilat serta menghisap klitoris dan liang kewanitaannya.
Paha Maryati sendiri, entah secara sadar atau tidak, semakin membuka lebar, sehingga memberikan kemudahan bagiku untuk menikmati kelaminnya yang sudah membanjir basah. Mulutnya berulangkali melontarkan jeritan kecil tertahan yang bercampur dengan desisan. Aksi itu kulakukan dengan intensif dan penuh nafsu, sehingga berulang kali kurasakan paha serta tubuh wanita cantik itu bergetar dan berkelojotan.
Beberapa menit kemudian mendadak kurasa sebuah benda basah yang panas menyapu batang kejantananku, membuatku jadi agak tersentak. Aha, apalagi itu kalau bukan lidah si Istri Setia ini. Berarti, selesailah sudah seluruh perlawanan yang dibangunnya demikian gigih dan habis-habisan tadi. Wanita ini telah menyerah. Namun sayang, jilatan yang dilakukannya tadi tidak diulanginya, meski batang kejantananku sudah kurendahkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan mulutnya untuk menelan bagian kepalanya yang sudah sangat keras, besar dan panas itu. Boleh jadi wanita ini merasa dia telah menghianati suaminya jika melakukan hal itu, menghisap batang kejantanan pria yang memperkosanya! Tak apa. Yang penting sekarang, aku tahu dia sudah menyerah. Aku cepat kembali membalikkan tubuh. Memposisikan batang kejantananku tepat di depan bukit kewanitaannya yang sudah merekah dan basah oleh cairan dan air ludahku. Aku mulai menciumi pipinya yang basah oleh air mata dan lehernya. Kemudian kedua belah ketiaknya. Maryati menggelinjang liar sambil membuang wajahnya ke samping. Tak ingin bertatapan denganku. Buah dadanya kujilati dengan buas, kemudian berusaha kumasukan sedalam-dalamnya ke dalam mulutku. Tubuh Maryati mengejang menahan nikmat. Tindakan itu kupertahankan selama beberapa menit. Kemudian batang kejantananku semakin kudekatkan ke bibir kemaluannya.
Ah.., wanita ini agaknya sudah mulai tidak sabar menerima batang panas yang besar dan akan memenuhi seluruh liang sanggamanya itu. Karena kurasa pahanya membentang semakin lebar, sementara pinggulnya agak diangkat membuat lubang sanggamanya semakin menganga merah. "Mbak Mar sangat cantik dan merangsang sekali. Hanya lelaki yang beruntung dapat menikmati tubuhmu yang luar biasa ini," gombalku sambil menciumi pipi dan lehernya. "Sekarang punyaku akan memasuki punya Mbak. Aku akan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada Mbak. Sekarang nikmatilah dan kenanglah peristiwa ini sepanjang hidup Mbak." Setelah mengatakan hal itu, sambil menarik otot di sekitar anus dan pahaku agar ketegangan kelaminku semakin meningkat tinggi, liang kenikmatanwanita desa yang bermata bulat jelita itu, mulai kuterobos. Maryati terpekik, tubuhnya menggeliat, tapi kutahan. Batang kejantananku terus merasuk semakin dalam dan dalam, sampai akhirnya tenggelam penuh di atas bukit kelamin yang montok berbulu itu.
Untuk sesaat, tubuhku juga ikut bergetar menahan kenikmatan luar biasa pada saat liang kewanitaan wanita ini berdenyut-deyut menjepitnya. Tubuhku kudorongkan ke depan, dengan pantat semakin ditekan ke bawah, membuat pangkal atas batang kejantananku menempel dengan kuat di klitorisnya. Maryati melenguh gelisah. Tangannya tanpa sadar memeluk tubuhku dengan punggung melengkung. Kudiamkan dia sampai agak lebih tenang, kemudian mulailah gerakan alamiah untuk coitus yang membara itu kulakukan.
Maryati kembali terpekik sambil meronta dengan mulut mendesis dan melengguh. Tembakan batang kejantananku kulakukan semakin cepat, dengan gerakan berubah-ubah baik dalam hal sudut tembakannya, maupun bentuknya dalam melakukan penetrasi. Kadang lurus, miring, juga memutar, membuat Maryati benar-benar seperti orang kesurupan. Wanita ini kelihatanya sudah total lupa diri. Tangannya mencengkram pundakku, lalu mendadak kepalanya terangkat ke atas, matanyaterbeliak, giginya dengan kuat menggigit pundakku. Dia orgasme! Gerakan keluar-masuk batang kejantananku kutahan dan hanya memutar-mutarnya, mengaduk seluruh liang sanggama Maryati, agar bisa menyentuh dan menggilas bagian-bagian sensitif di sana.
Wanita berpinggul besar ini meregang dan berkelonjotan berulang kali, dalam tempo waktu sekitar dua puluh detik. Semuanya kemudian berakhir. Mata dan hidungnya segera kuciumi. Pipinya yang basah oleh air mata, kusapu dengan hidungku. Tubuhnya kupeluk semakin erat, sambil mengatakan permintaan maaf atas kebiadabanku. Maryati cuma membisu. Kami berdua saling berdiaman. Kemudian aku mulai beraksi kembali dengan terlebih dahulu mencium dan menjilati leher, telinga, pundak, ketiak serta buah dadanya. Kocokan kejantananku kumulai secara perlahan. Kepalanya kuarahkan ke bagian-bagian yang sensitif atau G-Spot wanita ini. Hanya beberapa detik kemudian, Maryati kembali gelisah. Kali ini aku bangkit, mengangkat kedua pahanya ke atas dan membentangkannya dengan lebar, lalu menghujamkan batang perkasaku sedalam-dalamnya. Maryati terpekik dengan mata terbeliak, menyaksikan batang kejantananku yang mungkin jauh lebih besar dari milik suaminya itu, berulang-ulang keluar masuk diantara lubang berbulu basah miliknya. Matanya tak mau lepas dari sana. Kupikir, wanita ini terbiasa untuk berlaku seperti itu, jika bersetubuh. Wajahnya kemudian menatap wajahku.
"Mas..." bisiknya. Aku mengangguk dengan perasaan lebih terangsang oleh panggilan itu, kocokanbatang kejantananku kutingkatkan semakin cepat dan cepat, sehingga tubuh Maryati terguncang-guncang dahsyat. Pada puncaknya kemudian, wanita ini menjatuhkan tubuhnya di tilam, lalu menggeliat, meregang sambil meremas sprei. Aku tahu dia akan kembali memasuki saat orgasme keduanya. Dan itu terjadi saat mulutnya melontarkan pekikan nyaring, mengatasi suara Krisdayanti yang sedang menyanyi di pesawat televisi di samping ranjang. Pertarungan seru itu kembali usai. Aku terengah dengan tubuh bermandi keringat, di atas tubuh Maryati yang juga basah kuyup. Matanya kuciumi dan hidungnya kukecup dengan lembut. Detak jantungku terasa memacu demikian kuat. Kurasakan batang kejantananku berdenyut-denyut semakin kuat. Aku tahu, ini saat yang baik untuk mempersiapkan orgasmeku sendiri.
Tubuh Maryati kemudian kubalikkan, lalu punggungnya mulai kujilati. Dia mengeluh. Setelah itu, pantatnya kubuka dan kunaikkan ke atas, sehingga lubang anusnya ikut terbuka. Jilatan intensifku segera kuarahkan ke sana, sementara jariku memilin dan mengusap-usap klitorisnya dari belakang. Maryati berulang kali menyentakkan badannya, menahan rasa ngilu itu. Namun beberapa menit kemudian, keinginan bersetubuhnya bangkit kembali. Tubuhnya segera kuangkat dan kuletakkan di depan toilet tepat menghadap cermin besar yang ada di depannya. Dia kuminta jongkok di sana, dengan membuka kakinya agak lebar. Setelah itu dengan agak tidak sabar, batang kejantananku yang terus membesar keras, kuarahkan ke kelaminnya, lalu kusorong masuk sampai ke pangkalnya. Maryati kembali terpekik. Dan pekik itu semakin kerap terdengar ketika batang kejantananku keluar masuk dengan cepat di liang sanggamanya. Bahkan wanita itu benar-benar menjerit berulangkali dengan mata terbeliak, sehingga aku khawatir suaranya bisa didengar orang di luar.
Wanita ini kelihatannya sangat terangsang dengan style bersetubuh seperti itu. Selain batang kejantananku terasa lebih dahsyat menerobos dan menggesek bagian-bagian sensitifnya, dia juga bisa menyaksikan wajahku yang tegang dalam memompanya dari belakang. Dan tidak seperti sebelumnya, Maryati kali ini dengan suara gemetar mengatakan dia akan keluar. Aku cepat mengangkat tubuhnya kembali ke ranjang. Menelentangkannya di sana, kemudian menyetubuhinya habis-habisan, karena aku juga sedang mempersiapkan saat orgasmeku. Aku akan melepas bendungansperma di kepala kejantananku, pada saat wanita ini memasuki orgasmenya. Dan itu terjadi, sekitar lima menit kemudian. Maryati meregang keras dengan tubuh bergetar. Matanya yang cantik terbeliak. Maka orgasmeku segera kulepas dengan hujaman batang kejantanan yang lebih lambat namun lebih kuat serta merasuk sedalam-dalamnya ke liang kewanitaan Maryati.
Kedua mata wanita itu kulihat terbalik, Maryati meneriakkan namaku saat spermaku menyembur berulang kali dalam tenggang waktu sekitar delapan detik ke dalam liang sanggamanya. Tangannya dengan kuat merangkul tubuhku dan tangisnya segera muncul. Kenikmatan luar biasa itu telah memaksa wanita ini menangis.
Aku memejamkan mata sambil memeluknya dengan kuat, merasakan nikmatnya orgasme yang bergelombang itu. Ini adalah orgasmeku yang pertama dan penghabisanku dengan wanita ini. Aku segera berpikir untuk berangkat besok ke Kalimantan, ke tempat pamanku. Mungkin seminggu, sebulan atau lebih menginap di sana. Aku tidak boleh lagi mengulangi perbuatan ini. Tidak boleh, meski misalnya Maryati memintanya.Diperkosa bakal mertua sebelum pernikahanMonday, April 19, 2010 2:56 PMEsok ialah hari yang berbahagia buat Ramlah. Itulah harinya dia ditabalkan sebagai seorang isteri. Bagi pengantin perempuan, penonjolan ciri ciri kejelitaan amatlah penting. Sebab itulah sehari sebelum tarikh tersebut, Ramlah bercadang pergi ke bandar. Dia berhasrat untuk mendapatkan khidmat pakar kecantikan yang ada di situ.
Pada pagi itu Hampir dua jam dia menantikan kenderaan untuk membawanya ke bandar. Namun tiada satu pun yang boleh ditumpangi. Lama kelamaan Ramlah mula berasa lemah untuk meneruskan hajat berkenaan. Di dalam serba kehampaan, tiba tiba sebuah kereta berhenti di hadapannya. Pemandu kereta itu ialah Haji Kamus, si bakal mertua Ramlah sendiri.
Pada mulanya dia agak keberatan untuk menumpang kereta tersebut. Beberapa insiden Ramlah pernah diraba oleh Haji Kamus masih lagi di dalam ingatan. Tetapi kesah kesah itu telah pun beberapa tahun berlalu. Kemungkinan Haji Kamus sudah tidak lagi berkelakuan sebegitu rupa. Ekoran dari kesedaran tersebut, Ramlah pun sangguplah menumpang kereta itu.
Setiba mereka di bandar, Ramlah pun turunlah untuk mengendalikan urusan yang telah dirancang. Haji Kamus begitu setia menunggu di dalam kereta. Setelah dua jam berlalu, barulah segala urusan Ramlah selesai. Dia pun bergeraklah menuju kembali ke kereta si bakal mertua.
Haji Kamus memerhatikan kemunculan semula bakal menantunya itu. Dengan penuh minat dia meneliti tubuh Ramlah dari hujung kaki hinggalah ke hujung rambut. Rawatan kecantikan yang telah dijalani itu amatlah berkesan. Mukanya nampak lebih lembut. Pipi Ramlah juga bertambah gebu dan licin. Sanggul rambutnya sudah pun terdandan indah. Cukup berseri kejelitaan Ramlah pada ketika itu. Dia tak ubah seperti ratu cantik bertaraf dunia. Memang meneguk air liur Haji Kamus menatap keayuan si bakal menantunya itu.
Haji Kamus segera keluar dari kereta dan bergerak menghampiri Ramlah. Jom kita minum dulu. Pelawa bakal mertua Ramlah. Tak nak lah. Jawab Ramlah. Namun keadaan cuaca agak panas pada hari itu. Tekaknya juga dah mula terasa dahaga. Lantaran Ramlah pun segera mengubah fikiran. Bungkus ajelah. Saya nak balik cepat ni. Sambung Ramlah lagi.
Maka Haji Kamus pun bergegaslah menuju ke sebuah gerai minuman yang berhampiran. Sementara itu Ramlah menanti di sisi kereta. Dia tidak dapat masuk kerana ianya berkunci. Siap saja minuman itu, Haji Kamus pun berkejar kembali ke kereta. Dalam pada itu, dia sempat melarutkan sebiji pil hayal ke dalam minuman Ramlah.
Haji Kamus pun menghulurkanlah air itu pada bakal menantunya. Oleh kerana terlampau dahaga, si mangsa pun terus meneguk minuman tersebut. Air yang telah bercampukan pil hayal itu pantas mengalir masuk ke dalam perut Ramlah. Minuman yang dihulurkan oleh Haji Kamus tak sedikit pun diragui oleh si mangsa. Lantaran itulah maka sepenuh air yang ada di dalam plastik berkenaan diteguknya hingga habis.
Amat seronok Haji Kamus memerhatikan kebodohan Ramlah. Senyuman yang berlatarkan hajat miang, jelas terukir di wajahnya. Ramlah sudah pun terjerumus ke dalam perangkap Haji Kamus. Hari ini tahulah untung nasib pantat kamu tu Katanya di dalam hati. Sementara itu, pelir Haji Kamus sudah mula berasa segar. Penerajuan unsur unsur syahwat semakin terdesak untuk mengainayai Ramlah.
Haji Kamus membukakan pintu kereta. Ramlah pun sedikit terkangkang menunggeng untuk masuk ke dalam kereta. Ketika dia berkedudukan sebegitu, Haji Kamus pantas menyambar kesempatan. Tapak tangan kanannya terpekap ke bahagian bawah bontot Ramlah. Ishhh....!!! Apa niii...!!! Iiiiee...!!! Jahatnyaaaa....!!!! Sambut Ramlah dengan nada yang cukup benggang.
Secepat mungkin dia cuba melabuhkan bontotnya ke atas kerusi. Itu saja cara untuk menamatkan rabaan tersebut. Serba kelam kabut Ramlah menghempaskan bontot ke atas kerusi. Dia langsung tidak sedar bahawa penyandar tempat duduknya telah pun dibaringkan sehabis mungkin. Tindakan Ramlah yang sebegitu panik telah menyebabkan badannya terlentang ke belakang.
Ramlah cuba untuk bangun tetapi badannya terasa lemah. Peranan pil hayal tadi sudah mula menampakkan kesan. Ramlah langsung tak berupaya untuk mengalih kedudukannya. Tangan si mangsa terkapai kapai lemah. Manakala kakinya pula rasa terlalu berat untuk diangkat walau sedikit pun. Ramlah sudah tiada berpilihan lain. Terpaksa sajalah dia terus terbaring di situ.
Haji Kamus tahu bahawa Ramlah tiada lagi keupayaan melawan. Dia sudah boleh berbuat sesuka hati pada mangsanya itu. Pantas Haji Kamus menutup pintu yang di sebelah Ramlah. Sejurus kemudian dia pun masuk ke dalam kereta melalui pintu di sebelah pemandu. Tempat duduknya juga turut dibaringkan sehabis mungkin.
Dengan ruang yang cukup selesa Haji Kamus duduk memerhatikan sekujur tubuh Ramlah. Seluruh anggota tubuh si bakal menantu itu memang sudah tidak bermaya. Perlahan lahan Haji Kamus pun menyelak kain mangsanya. Keinginan nak tengak celah kangkang Ramlah begitu melonjak lonjak dirasakan. Sudah sekian lama dia memendam berhajat untuk melakukan perkara tersebut. Setelah cukup luas terselak, Haji Kamus pun menjengukkan muka ke dalam kain si bakal menantu.
Ummm.... Ramlah oooiii....!!! Gebunya peha kamu ni. Putih melepak dan lembut pulak tu !!! Dengan nada yang penuh geram Haji Kamus mencetuskan perasaannya. Kenapa buat macam ni.... Kan saya ni bakal menantu. Tolonglah bawa saya balik. Ramlah cuba memperjuangkan rayuan. Namun ianya langsung tidak diperendahkan. Bahkan semakin menggatal Haji Kamus bertindak ke atas Ramlah.
Apa kata kita buangkan seluar kecik ni Baru boleh tengok benda yang tersorok kat bawah tu. Heheheee....!!! Dengan rentak ketawa yang sebegitu miang, seluar dalam Ramlah pun perlahan lahan dilurutkan. Jangan lah....!!! Malu saya.Jangan buat cam ni....... ieeeee...!!! Saya tak nakkkk.....!!! Saya tak nakkkk....!!! Ramlah terus memperjuangkan sisa sisa rayuan. Tetapi sambil itu jugalah seluar dalamnya sedikit demi sedikit terlurut ke bawah. Lama kelamaan ia pun terlerai dari tubuh Ramlah. Si mangsa mula menanggis tersedu sedu. Hanya itulah saja usaha yang mampu dilakukannya.
Aduh mak oooiii...!!! Cantiknya pantat kamu ni. Bersih licin dan tak ada bulu pulak tu. Nanti aku buka kan lagi kangkang tu. Aku nak tengok panjang mana kelentik kamu ni. Haji Kamus pun segera bertindak mengangkat lutut Ramlah. Menyesal sayaaaa.....!!! Kalau tauuuu ........!!! Saya tak tumpang tadi. Menyesalnya sayaaaaa....!!! Sambil berselang selikan esak tangis, Ramlah meluahkan sesalan. Namun kangkang Ramlah tetap juga diperluaskan selagi mungkin. Dalam pada itu kepala Ramlah dah mula jadi semakin berat. Penangan pil hayal telah pun menyerap ke dalam saraf otak. Akhirnya dia terus terlelap hingga tidak sedarkan diri.
Kereta berkenaan terus dipandu oleh Haji Kamus ke suatu tempat yang agak terpencil. Di situlah dia memikul Ramlah masuk ke dalam sebuah rumah. Tubuh bakal menantunya itu dibaringkan di atas katil. Kedua belah tangan Ramlah ditambat kemas. Ketika Haji Kamus melakukan perkara berkenaan, bakal menantunya itu masih lagi tidak sedarkan diri.
Apabila Ramlah mulai sedar semula. Dia kelihatan amat keliru. Kepalanya masih pening pening. Tapi tangan dan kaki sudah boleh digerakkan. Ramlah tak tahu bagaimana dia boleh berada di situ. Lebih merisaukan lagi ialah kedaannya yang berkedudukan meniarap di atas katil. Pergerakkan kedua belah tangan Ramlah juga terbatas. Ia sudah pun tertambat kemas pada penjuru katil berkenaan. Kedua belah kakinya masih bebas. Namun ruang yang ada tak upaya dimanfaatkan kerana terlalu sempit.
Walau bagaimana pun Ramlah berasa sedikit lega kerana pakaiannya masih lagi tersalut pada tubuh. Tetapi kelegaan tersebut tidak kekal lama. Dia kembali mengelabah apabila terdengar bunyi tapak kaki sedang bergerak menghampirinya. Ramlah sedaya upaya cuba memalingkan muka untuk mengecam wajah orang itu. Tetapi segala usaha berkenaan gagal mendatangkan sebarang hasil.
Bunyi menapak itu terus juga bergema. Setiap hentakan membuatkan perut Ramlah terasa seram sejuk. Dia mula mengelupur tak tentu arah. Hatinya membisekkan sesuatu yang menyakitkan akan berlaku. Bersungguh sungguh Ramlah mencuba ikhtiar untuk melepaskan diri. Namun ikatan tali berkenaan telah berjaya memantau pergerakkannya. Yang dia dapat hanyalah sekadar menyakiti pergelangan tangan sendiri.
Ramlah tiba tiba tergamam. Sepasang tangan mula meraba raba bontotnya. Kalau kamu laku baik, kamu akan selamat. Aku tahu kamu ni takut. Baik bertenang aje. Kamu memang tak boleh lepas kali ni. Suara Haji Kamus itu amat Ramlah kenali. Cukup tegas nada penyampaian pesanan tersebut. Lemah semangatnya bila menyedari bahawa cengkaman Haji Kamus masih lagi belum berakhir. Namun Ramlah cuba juga mententeramkan gelodak perasaan yang sedang melanda itu.
Perkara yang amat ditakuti, mulalah terbayang di dalam kepalanya. Ramlah sudah dapat mengagak kenapa dia di bawa ke situ. Yang lebih merisaukan ialah hajat buruk yang bakal ditagih oleh Haji Kamus. Selama 19 tahun pantat daranya telah berjaya dipertahankan. Sepatutnya bukan pelir mertua, tapi pelir suami yang berhak dianugerahkan kalungan dara tersebut. Amat tak rela Ramlah kehilangan dara dengan cara yang sebegitu sumbang. Maka bila menyedari akan hakikat berkenaan, dia jadi bertambah panik. Tingkah lakunya juga nampak semakin liar.
Jangan...!!! Tolonglah saya. Lepaskan saya..... Saya tak lapurkan pada sesiapa. Jangan rosakkan saya macam ni.....!!! Sambil meronta ronta, Ramlah merayukan belas ihsan. Namun dia sedar bertapa degilnya si bakal mertua itu. Peluang untuk selamat memang terlalu samar. Sejurus kemudian dia pun mulalah menagggis.
Kamu nak berkelakuan baik atau tidak Ayat itu tamat dengan satu cubitan yang amat keras pada bontot Ramlah. Ternganga mulut Ramlah menanggung kesakitan. Soalan dari Haji Kamus hanya mampu dijawabkan dengan tangisan yang mendayu dayu. Sambil itu bontot Ramlah terus menjadi sasaran rabaan si bakal mertua. Tangan berkenaan menjalar di sekitar kebulatan bontot si mangsa.
Sekarang kamu mesti bangun melutut. Kamu tonggeng dan sembamkan pipi ke atas tilam. Suara garau itu memberikan arahan dengan nada yang cukup garang. Kecut perut Ramlah mendengarkan kebengisan yang sebegitu rupa. Dia terlalu takut untuk disakiti lagi. Maka bergegas dia pun bertindak untuk mematuhi arahan itu.
Memang kemas tangan Ramlah terikat. Itulah punca yang menyukarkan usahanya untuk melaksanakan arahan tersebut. Bersungguh Ramlah cuba meninggikan bontot. Walaupun sukar, namun usaha tetap diteruskan. Setelah bertungkus lumus memajukan gerak, akhirnya berupaya juga Ramlah melakukan sepertimana yang dikehendaki. Bontotnya sudah pun tinggi menunggeng. Bagi menampung kedudukan itu, pipi Ramlah memanglah terpaksa disembamkan ke atas tilam. Namun dia tak punya banyak ruang untuk memileh keselesaan. Bagi mengimbangi tubuh, Ramlah terpaksalah membuka kangkang dengan lebih luas.
Akibat dari tindakan tersebut, pehanya tidak lagi boleh dirapatkan. Cukup luas ruang yang ternganga di situ. Dia sendiri telah meletakkan celah kangkangnya pada kedudukan yang amat bahaya. Dengan cukup mudah celah kangkang Ramlah boleh disakiti dengan beranika corak ancaman. Dia jadi serba salah. Ramlah menyesal kerana telah terperangkap sebegitu rupa.
Bagaikan orang ngantuk disorong bantal, Haji Kamus pantas menyambar kesempatan tersebut. Tangannya laju menyeluk masuk ke dalam kain Ramlah yang sudah tiada berseluar dalam itu. Cukup mudah tapak tangan si bakal mertua menjamah permukaan pantat si bakal menantu. Jari jari Haji Kamus buas melakari sudut sudut alur pantat Ramlah. Kelentiknya juga sesekali terkena sentuhan tersebut. Ramlah hanya mampu tercunggap cunggap sambil melinangkan air mata.
Haji Kamus bertindak semakin ganas. Zip kain Ramlah dibukanya dan kain tersebut terus dilondehkan. Bontot Ramlah sudah tidak lagi beralas. Kulit yang halus memutih itu nampak amat indah tertonjol. Lebih lebih lagi bila Ramlah berkedudukan menunggeng sebegitu rupa. Lubang pantatnya juga telah siap sedia terkangkang luas. Sembulan setampuk pantat itu cukup jelas buat tatapan Haji Kamus. Ramlah benar benar rasa terdedah. Bakal mertuanya itu bila bila saja boleh melakukan pengainayaan terhadap lubang pantat si menantu.
Tiba tiba Ramlah terasa katil itu bergegaran. Ia ekoran dari tindakan Haji Kamus memposisikan diri di belakangnya. Ramlah semakin cemas. Dia boleh mengagak apa yang cuba dilakukan oleh bakal mertuanya itu. Tidaaaaak.....!!!! Tolonglah... Saya tak nak. Dara tu untuk suami. Bukan mertua. Bagilah suami dapat dulu. Ishhh..... Jangan masuuuuuuk........!!! Saya sumpah dan janji. Pakailah pantat saya ni.......!!! Hari hari pun tak apa. Saya rela. Tapi...... Pujuk rayu Ramlah terputus begitu saja kerana Haji Kamus segera mencelah kata.
Kan dah aku cakap tadi !!! Kamu mesti berkelakuan baik !!! Dengan kata kata tersebut, satu das tamparan keras hinggap ke atas bontot yang tidak beralas itu. Terbeliak biji mata Ramlah merasai gigitan tamparan tersebut. Berdenyut denyut kepedihan yang terasa pada bontotnya itu. Kemerahan kesan tapak tangan sudah jelas terbekam pada keputihan bontot Ramlah.
Baguslah kalau kamu janji hari hari nak bagi pantat. Jangan takut. Memang aku tuntut janji kamu tu. Macam ni lah menantu yang bertanggung jawab. Menantu yang pandai jaga mertualah katakan. Tapi dara kamu ni, tetap aku juga yang punya. Heheheeee.....!!!! Sambung Haji Kamus lagi. Kepedihan di bontot Ramlah belum lagi reda. Tapi si bakal mertua dah mula merangkul pinggang si bakal menantu. Pelir Haji Kamus nampaknya sudah tidak sabar sabar lagi nak berkubang di dalam lubang pantat Ramlah.
Perlahan lahan si batang pelir mencelahkan laluan untuk memasuki lubang pantat. Sungguhpun perlahan namun ianya cukup tegas. Pantat dara itu diterokai tanpa setapak pun langkah pengunduran. Walaupun sempit, namun ianya tetap ditekan dengan sepenuh paksaan. Sedikit demi sedikit si batang pelir mendalami telaga bunting Ramlah. Akhirnya tinggallah dua biji telur saja yang masih berada di luar pantat berkenaan.
Pada ketika itu kesakitan di dalam pantat Ramlah memanglah menggila. Rontaannya bagaikan ayam kena sembelih. Aaaaarrrrrrh.....!!! Sakiiiiittt...!!! Toloooonggg.....!!! Ampuuuuunnn.....!!! Cukuuuuuuuup.......!!! Berulang ulang gema jerit pekiknya yang nyaring. Ia kedengaran di setiap penjuru bilek tersebut. Pantat itu rasa seolah olah ada sebilah gergaji bulat tercucuk di dalamnya. Bisa gigitan batang pelir tak henti henti menikam dan menyakiti lubang pantat Ramlah. Setampuk pantatnya itu dah rasa nak terbelah dua akibat dari sulaan batang yang amat ganas. Hampir terputus nyawa Ramlah menanggung derita siksa. Lebih lebih lagi di peringkat awal mengharungi pengalaman tersebut. Tak pernah selama ini dapat dibayangkan ujudnya kesakitan yang sebegitu memedihkan.
Lama kelamaan rontaan dan esakan Ramlah dah mula reda. Kesakitan pada pantatnya masih lagi terasa. Namun semangat tidak rela nya kian tersisih. Dia kelihatan lemah dan serba keletihan. Ramlah juga berasa amat keciwa kerana telah pun kehilangan dara. Mahu tak mahu dia terpaksa rela menghadapi segala galanya.
Macam ni lah baru budak baik. Duduk diam diam cam ni kan senang. Tak guna kamu melawan. Jerit sampai melangit sekalipun dara kamu tetap aku juga yang dapat. Cukup seronok dia melihatkan gelagat kekeciwaan si mangsanya itu. Sambil mata memerhatikan reaksi Ramlah, si batang pelir tetap juga menjalarkan aksi. Pada peringkat awal, rentak keluar masuk lubang pantat dilayarkan secara perlahan lahan.
Ramlah tak upaya lagi melakukan apa apa. Fikirannya juga sudah tiada dorongan untuk melayan sebarang idea. Dia hanya bersujud kaku sambil berterusan menunggeng di situ. Pipi Ramlah pun sudah basah berlumuran air mata. Mahu tak mau Ramlah terpaksa merelakan lubang pantatnya dicabuli oleh sondolan pelir bakal mertuanya itu. Lama kelamaan hayunan pelir menjadi semakin laju. Sikap berdiam diri si Ramlah telah memudahkan kerja si batang pelir. Ianya cukup selesa menghentak seberapa dalam dan seberapa ganas sekali pun.
Semakin kencang pelir menghayun, semakin ngilu kepedihan lubang pantatnya. Berkeret gigi Ramlah menahan kesakitan. Kesan kesan luka mula dirasai terujud di situ. Ianya diparahkan lagi oleh penyondolan rakus si batang pelir. Hampir berasap kepala Ramlah dilanda kepedihan yang amat sangat. Namun dia tetap juga mendiamkan diri. Begitu taat Ramlah merelakan penyeksaan terhadap lubang pantatnya itu.
Sebenarnya si mangsa hanya mahukan agar si batang pelir cepat tiba ke puncak nafsu. Penderaan pada pantatnya diharap akan dapat menyalurkan sesedap nikmat bagi pelir itu. Hasrat Ramlah agar Haji Kamus segera mencapai kepuasan. Tujuannya semata mata bagi menamatkan punca kepedihan di situ. Hanya itu sajalah jalan keluar yang termampu Ramlah fikirkan.
Kesan dari sikap kerelaannya mula menampakkan hasil. Irama sorong tarik batang pelir dirasakan semakin berapi. Sejurus kemudian ia secara tiba tiba terhenti. Si kepala pelir dibenamkan jauh hingga ke dasar telaga bunting Ramlah. Kesan denyutan yang terbit dari kepala pelir itu memang ketara dapat dirasakan. Dia sedar bahawa tak lama lagi akan berakhirlah segala kesakitannya.
Hajat yang Ramlah pohon kian hampir tercapai. Mulut Haji Kamus dah mula berdesis desis. Manakala bunyi pernafasannya pula seperti kerbau kena sembelih. Ummm.... Sedapnyaaaa...!!! Sedapnya pantat kamu niiiii.....!!! Habis dara kamu Ramlah ooooiiiii...!!! Ketat betul lubang niiii.....!!! Ishhhhh.... Sedapnyaaaa... Ahhhhh... Ahhhhhh... Eeerrrrr....!!! Tak lih tahan lagi Ramlah oooiiiii....!!!
Ramlah amat yakin bahawa si batang pelir sudah diambang melakukan kencing nafsu. Episod ngerinya dah pun nak berakhir. Ketika itu perasaan Ramlah semakin lega. Dengan hati yang tenang dia menantikan ketibaan detik detik kebebasan.
Namun kelegaan tersebut tidak kekal lama. Sejurus kemudian kelegaan bertukar menjadi kegelisahan. Ramlah mula teringatkan kemungkinan bunting. Sebentar lagi benih Haji Kamus akan tersemai di dalam perutnya. Hakikat berkenaan menyebabkan Ramlah berkelakuan amat resah. Lebih membimbangkan ialah waktu itu dia berkeadaan paling subur. Kemungkinan bunting terlalu besar untuk dinafikan. Ramlah mula cemas.
Tolong jangan lepaskan dalam perut saya. Saya tengah subur ni. Mesti jadi budak nanti. Dengan serba merendah diri, Ramlah merayu rayu. Bersungguh dia mengharapkan belas ihsan dari si bakal mertua itu. Ramlah terlalu yakin bahawa benih Haji Kamus akan berupaya membuncitkan perutnya. Dia terlalu takut untuk menghadapi kemungkinan bunting di luar nikah. Apatah lagi dari benih pak mertuanya sendiri !
Besok kamu dah nak kawin. Apa nak ditakutkan. Kalau bunting, bin kan sajalah dengan nama suami kamu tu. Kan serupa aje. Jadi anak pun boleh. Jadi cucu pun boleh. Tak siapa yang tahu melainkan kita berdua..... heh heh heh.. Dengan ketawa tersebut maka berceret ceretlah pancutan air mani Haji Kamus. Cecair benih itu diterbitkan dengan amat banyak. Telaga bunting Ramlah begitu cepat dibanjiri oleh takungan air pekat yang serba memutih. Serata pintu rahimnya juga penuh dipaliti cecair melengas berkenaan.
Kehangatan semburann cecair benih, dapat Ramlah rasakan bergelodak di dalam perutnya. Ia sedang berjuang untuk menunaskan cantuman baka di dataran rahimnya yang subur itu. Cecair bunting Haji Kamus berpesta di dalam perut Ramlah. Jutaan air mani cukup sengit merebut peluang untuk membuncitkan perut si bakal menantunya sendiri.
Ramlah termenung sejenak. Fikirannya mengimbasi nasib yang telah pun berlaku. Cita cita Ramlah tidak kesampaian. Dia gagal untuk menghadiahkan sepantat dara kepada suaminya kelak. Hadiah tersebut telah pun terlebih dahulu dimiliki oleh bakal mertua Ramlah sendiri. Dia merasakan terlalu sumbang untuk menghadapi ketetapan takdir yang sedemikian rupa.
Bukan setakat itu saja. Ada se perkara lagi yang lebih merunsingkan Ramlah. Benih yang disemaikan oleh pelir mertuanya itu akan bertunas menjadi budak. Dalam masa beberapa bulan lagi perut Ramlah sudah tentu nampak buncit. Dia terpaksa menghamilkan anak hasil dari persetubuhannya dengan bapa mertua sendiri. Seram sejuk perut Ramlah memikirkan perkara tersebut.
Namun seperti kata bakal mertuanya tadi, tak siapa yang tahu melainkan kami berdua saja. Bila teringatkan ayat ayat tersebut barulah reda kerunsingan Ramlah. Itulah dalil pedoman yang telah memulihkan semangatnya. Besok Ramlah akan tetap menaiki jinjang pelamin. Kegembiraan untuk meraikan hari yang bersejarah itu, mula dapat dirasai kembali.Cerita bersiri - Lorong JalangMonday, April 19, 2010 1:40 AMMaka sekali lagilah tibanya malam untuk berpindah. Aku pun lakukanlah sepertimana yang biasa dilakukan pada setiap kali menjelangnya malam perpindahan. Tak lain tak bukan aku menuju ke kedai si budak Rosli tu. Nak perdayakan dia buat kali terakhir. Lepas ni jangan haraplah nak terjumpa aku lagi. Di malam terakhir tu memang aku dah set nak tekan habis-habisan. Lagi pun hutang aku di kedai tu belum lagi mencecah angka ribu. Maklumlah sebab masa dah tak mengizinkan. Aku nampak ini sebagai satu kesempatan yang cukup mudah. Pasal sembang dan reka alasan tu memang belumlah pernah aku gagal.
Dengan hanya berkain batik dan berbaju T aku bergerak menuju ke kedai Rosli. Aku melenggang dengan tangan kosong. Se sen duit pun aku tak bawak. Begitu kuat keyakinan aku. Make-up aku pun hanya sekadar ringan-ringan sebab masa tu tengah sibuk nak pindah. Aku nampak hanya Rosli seorang saja yang ada di dalam kedai. Dia pun dah macam nak tutup kedai. Peluang sebegini memang kira dah cukup cantik. Aku pun pantas berjalan dan masuk ke dalam kedai. Rosli tersenyum riang apabila menyedari aku dah berdiri di depannya. Aku jadi seronok dengan sambutan yang diberikan. Maklumlah si anak muda tu kelihatan begitu merindukan aku. Tapi ianya taklah menghairankan sebab memang ramai pemuda yang berahikan tubuh montok aku.
Malangnya belum pun sempat aku nak memilih barang, beberapa lelaki melayu pantas menerpa masuk ke dalam kedai. Aku menjadi serba keliru. Satu persatu muka mereka aku tatap. Tiba-tiba saja menggeletar sekujur tubuh ku. Memang kesemuanya aku kenal. Merekalah diantara beberapa peniaga yang dah pernah hidup-hidup aku tipu. Diantara mereka saja jumlah hutang aku dah cecah puluhan ribu. Muka aku pucat lesu. Suara aku dah jadi tersekat-sekat. Maklumlah orang dah buat salah. Masing-masing pulak nampaknya penuh dengan hasrat dendam. Niat untuk menagih penyelesaian jelas terpamir di wajah mereka.
Rupa-rupanya sudah dua hari dua malam kedatangan aku dinantikan. Sepanjang masa tu memang aku tak sempat ke kedai sebab sibuk mencari rumah sewa baru. Sekarang barulah aku sedar bahawa rahsia aku dah pun terbongkar. Alangkah melesetnya sangkaan aku. Senyum riang si Rosli tadi bukanlah sebab rindukan aku. Pepatah “secekap-cekap tupai melompat akhirnya ke tanah juga” mula terngiang-ngiang di telinga. Kini aku dah terperangkap. Pergelangan tangan ku sudah kemas diberkas oleh dua lelaki gagah. Manakala yang lainnya tu memerhati sambil memantau keadaan. Nak melawan pun tak berguna sebab tenaga mereka memang jauh lebih kuat. Lagi pun bilangan mereka ramai. Maka terpaksalah aku pasrah dan menyerah diri tanpa sebarang tentangan fizikal.
Melihatkan aku dah tak melawan mereka pun mulalah mencapai dua utas tali. Dengan tali itulah kedua belah tangan aku ditambat ke kiri dan kanan seperti huruf T. Maka berdirilah aku di situ di dalam keadaan mengadap mereka. Aku cuba juga nak melepaskan diri. Tapi segala usaha menemui kegagalan. Tali itu dah ditambat dengan kemas dan teliti. Mereka garang memberitahu bahawa segala hal-hal penipuan aku sudah dilapurkan kepada polis. Segala bukti yang ada pun sudah cukup jelas untuk mengheret aku ke penjara. Malahan pihak polis juga dah lama nak tangkap aku.
Berita pembabitan pihak berkuasa itu ternyata amat mengejutkan. Tergamam aku setelah mendengarkan. Selama ini di fikiran tak terlintas langsung mengenai perkara tersebut. Kecut perut aku dibuatnya. Dengan nada yang serba ketakutan aku merayu agar pihak berkuasa tidak dibabitkan. Malahan aku berjanji akan selesaikan semua hutang-hutang mereka. Apa saja yang dikehendaki aku akan patuhi. Jual puki pun aku dah nyatakan kesanggupan. Malahan aku sampai berani bersumpah akan mengangkang siang-malam pagi-petang sehinggalah langsai segala hutang. Tak cukup dengan itu, aku juga lebih rela sentiasa dibuntingkan supaya anak-anak tu bolih dijual untuk cepat dapat selesaikan hutang. Segala-galanya aku sanggup asalkan tidak melibatkan pihak berkuasa.
Tetapi tawaran yang ku sangkakan hebat itu hanya disambut dengan ketawa yang berdekah-dekah. Hati ku amat terguris. Begitu hina layanan mereka. Maruah diri ku bagaikan dah direntap robek. Mereka seolah-olah dah dapat membaca bahawa segala sumpah dan janji aku tu hanyalah sekadar cubaan melepaskan sesak. Semakin jelas mesej yang mahu disampaikan. Memang tak ada apa pun yang mereka nak dari aku. Tujuan utama mereka hanyalah nak pastikan aku merengkok dalam penjara. Terkedu aku mendengarkan hasrat yang sebegitu kejam.
Sejurus kemudian aku nampak salah seorang daripada mereka mencapai handfon. Aku jadi semakin gelisah mengenai kemungkinannya. Namun perkara yang paling aku takuti berlaku jua. Jelaslah dia memanggil polis untuk datang menangkap aku. Memang sungguhlah kehendak mereka nak tengok aku masuk penjara. Dia memberitahu rakan-rakannya bahawa polis akan sampai dalam masa setengah jam. Kesemuanya tersenyum terangguk-angguk menyambut perkabaran tersebut.
Aku pula tersentak keciwa. Semangat aku dah tersentap habis. Secara tiba-tiba dunia menjadi semakin gelap. Aku dah mula terbayangkan nasib diri. Buat beberapa tahun yang akan datang terpaksalah aku hidup di dalam penjara. Alangkah hinanya menjadi seorang banduan. Malunya bukan alang kepalang. Sungguh berat hatiku nak terima hakikat itu. Airmata ketakutan mulai membasahi pipi. Dada ku juga menjadi semakin sebak. Aku dah kehilangan arah. Nasi telah menjadi bubur. Semakin sukar aku menahan perasaan. Akhirnya aku pun menanggis teresak-esak tak ubah seperti si budak kecil kena cubit.
Setelah hampir 30 minit menanggis dan merenget, pundi kencing aku pulak dah mula buat hal. Sebenarnya sejak dari rumah tadi pun aku dah berhajat sangat nak kencing. Tapi masa tu budak-budak yang mengangkut barang pindahan tu pula tengah sibuk bekerja kat rumah. Bilik air tu pulak memang dah lama tak berpintu. Maka terpaksalah aku tangguhkan. Kerana tak nak buang masa aku pun buat keputusan untuk tahan kencing sehingga pulang dari kedai Rosli.
Kini desak hajat itu sudah terlampau sarat. Keadaan berdiri aku pun mula jadi tak tentu hala. Kelam kabut usaha aku untuk merapatkan kangkang. Injab saluran kencing aku dah hampir tak terkawal. Tanpa segan silu aku bersuara memaklumkan hajat. Sekali lagi mereka ketawa terbahak-bahak melihatkan kaki aku dah terkinjal-kinjal menahan kencing. Namun permintaan aku telah ditolak bulat-bulat. Malahan aku dihina lagi. Mereka suruh aku kencing saja di situ di dalam keadaan berdiri dan berkain batik. Merah padam muka aku menanggung malu penghinaan. Maruah kewanitaan aku sudah tak lagi mereka perdulikan.
Sambil geleng kepala aku menyambung rayuan. Lagipun bila-bila masa saja polis akan sampai. Kalau tak sekarang mungkin entah berapa jam lagi baru aku jumpa tandas. Memang akan terkencing dalam kainlah nanti. Tak sanggup aku dimalukan sebegitu rupa. Sesuatu mesti segera dilakukan. Akhirnya aku bersumpah tak akan cuba lari. Tiada lagi jalan lain yang upaya diikhtiarkan. Sebagai jaminan aku rela melucutkan kesemua pakaian yang ada di tubuh. Aku sanggup bertelanjang bulat untuk melepaskan hajat. Biar aku kencing di kawasan gelap di luar sana. Bila dah siap barulah diserahkan kembali pakaian aku.
Mereka terdiam sekejap setelah mendengarkan cadangan aku. Hati aku lega sikit kerana ianya tidak ditertawa atau dijadikan bahan penghinaan. Mereka mula berbincang mengenai permintaan aku. Aku memang berharap sangat agar diberikan peluang kencing sepuas-puasnya sebelum diseret ke balai polis. Nampaknya mereka bersetuju. Aku sendiri pun tak bercadang nak lari. Lagipun sampai ke manalah yang dapat aku pergi di dalam keadaan bertelanjang bulat. Mungkin di atas pertimbangan faktor itulah mereka akhirnya menerima cadangan aku.
Setelah ikatan tangan dilepaskan aku pun pantas bertindak untuk membogelkan diri. Tangan aku terketar-ketar menahan desakan kencing. Kain batik, baju, bra, panties dan kasut telah pun terpisah dari tubuh ku. Tanpa perasaan malu kesemuanya ku serahkan kepada mereka. Manakala aku pula dah berkeadaan tanpa seurat benang di tubuh. Sebab aku baru lepas bersetubuh, air mani suami ku masih lagi meleleh membasahi peha. Kesan cecair pekat yang serba putih itu juga sudah kelihatan bertakung di alur puki aku. Tak sedikit pun tangan aku cuba menutupi mana-mana bahagian malu ditubuh. Puki, tetek dan bontot ku biarkan menjadi bahan tatapan mereka.Masa sudah kecemasan sangat. Kini matlamat aku hanyalah nak kencing sepuas-puasnya.
Maka terbeliaklah mata mereka menikmati kemontokkan susuk tubuh aku yang tinggi lampai. Bontot tonggek ni saja sudah cukup untuk merangsang syahwat. Masa pakai kain pun ramai yang keras punai ini kan pulak bila dah bogel. Persetubuhan yang tidak mengeciwakan. Itulah janji yang diundang oleh tundun puki aku memang ketara gebunya. Semasa berkain sempit pun dah bolih jelas nampak tingginya bonjolan tundun tu membusut inikan pula bila dah telanjang bulat. Setiap pelusuk tubuh ku sudah pun terdedah. Yang pastinya aku kini menjadi bahan tatapan yang sedang membangkitkan berahi di punai mereka. Memang ada pun yang dah keras punai. Bagi mereka inilah bonus usaha memburu aku. Selesai nanti masing-masing kena balik cari pukilah jawabnya.
Setelah mendapat izin aku pun bergeraklah untuk menunaikan hajat. Berkaki ayam aku melangkah keluar seorang diri sambil berlari anak secara terjingkek-jingkek. Aku mencari tempat.yang agak gelap dan terselindung dari pandangan. Liar mata aku meneliti persekitaran. Pantas aku buat keputusan. Tempat yang paling sesuai ialah di kawasan semak di belakang kedai. Malangnya tak sempat pun sampai ke situ kencing aku sudah berburai. Airnya keluar memancut-mancut dengan deras. Sambil berlari anak, sambil itu jugalah aku kencing. Ianya sudah di luar upaya kawalan. Peha aku lenjun dibasahi air kencing. Namun aku tetap juga teruskan perjalan ke tempat yang dituju. Sampai di situ barulah aku berpeluang kencing bertenggung. Walaupun separuh pundi kencing aku dah dikosongkan tapi masih ada lagi separuh yang belum lega.
Baru beberapa saat bertenggung aku menyedari bahawa kaki aku terpijak sesuatu yang rasanya diperbuat daripada kain. Aku pun segera berdiri meraba-raba benda tersebut. Sambil itu air kencing aku tetap juga terus mengalir. Memang sah ianya kain. Tapi kain apa, maupun warna dan keadaannya tak dapat aku pastikan di dalam kegelapan malam yang pekat ini. Yang pasti ialah saisnya cukup besar untuk menyaluti tubuh ku. Aku mula bertindak nekad. Ini sajalah secebis peluang yang ada untuk elak daripada menghuni penjara. Segala sumpah janji tadi sudah mula nak ku khianati.
Dalam masa beberapa saat saja kain tersebut dah pun terlilit ditubuh. Sambil kencing ku lakukan. Masa sudah menjadi faktor keutamaan. Ternyata kain itu penuh diseliputi pasir dan ada bahagian yang agak lembap. Baunya juga teramatlah busuk. Namun yang penting ianya cukup muat. Sambil masih kencing aku pun mulalah bergerak untuk melarikan diri. Laluan jauh menjadi pilihan. Di malam yang gelap itu aku terpaksa meredah kawasan semak dan belukar dengan hanya berkaki ayam. Arah mana nak dituju pun aku tak tau. Yang penting aku mesti bergerak pantas dan sejauh yang bolih. Biarlah malam ni aku penat mengharungi sesat. Biarlah malam ini kaki aku luka terpijak duri dan ranjau. Apa saja asalkan aku tak menanggis kerana merengkok di dalam penjara. Aku berharap sungguh agar sakit tanggis aku ini tidak sia-sia. Janganlah sampai aku kejar dan ditangkap semula. Cukuplah sekali tu tadi aku terjebak.
Setelah hampir setengah jam barulah aku sampai ke rumah. Aku tercunggap-cunggap keletihan. Terdengkut-dengkut aku berlari. Kaki aku luka dan berdarah. Rambut dan muka aku dah berselerak tak tentu hala. Suami aku kelihatan gelisah. Van kecil itu juga sudah lama bersiap sedia untuk bergerak. Semuanya hanya menantikan kemunculan aku. Bila aku muncul, suami aku bukan main marah lagi. Dia juga mendesak nak tau kemana dan kenapa begitu lama aku menghilangkan diri. Yang paling dia nak tau ialah tentang pakaian dan keadaan aku yang tak ubah macam baru lepas kena rogol. Sebab tak nak buang masa aku berjanji akan ceritakan segala-galanya di rumah baru nanti. Mujurlah dia bersetuju dengan perjanjian tersebut. Dengan keadaan aku yang serba sebegitu aku pun naiklah ke dalam van manakala suami aku pula menunggang motosikalnya menuju ke rumah sewa kami yang ke duabelas.Aku Dirogol Anjing LiarMonday, April 19, 2010 12:42 AMKisah ini berlaku pada 2 tahun sudah. Aku berasal dari johor. Bekerja sebagai kerani di sebuah sekolah di Sentul. Di KL aku tinggal bersama 5 rakanku di sebuah taman yg tidak jauh dari tempat aku bekerja. Kesemua kawanku adalah guru dan masih belum berkahwin. Kawasan taman itu terdapat banyak anjing liar terutamanya pada larut malam.
Pada cuti penggal semua kawanku pulang ke kampung halaman masing2. Tinggallah aku seorang diri. Seperti biasa, pada waktu malam aktiviti aku hanya menonton tv. Pada malam itu aku hanya memakai kain batik dan t.shirt. pada pukul 10.30 aku mengambil sampah di daapur utk diletakkan di tepi pintu pagar. Pada malam itu aku amat letih sekali. Mataku terasa amat berat utk dibuka.
Setelah selesai membuang sampah aku segera menyambung aktiviti menonton tv. Pada ketika itu aku terlupa utk kunci dan pintuku tertutup tidak rapat. Malam itu aku rasa amat panas sekali lalu aku menanggalkan baju dan seluar dalamku. Manakala kain yg ku pakai aku longgarkannya. Entah pukul berapa aku terlelap bersama mimpi2 yg indah.
Pada tengah malamnya, tiba2 aku terasa ada benda dicelah kangkangku dan buritku amat geli sekali, seolah2 ada sesuatu yg menjilat burit aku. Aku terkejut, lalu dengan cepat aku mengangkat kepalaku utk melihat apa yg berada di celah kangkangku. Sewaktu aku mengangkat mukaku aku dapati seekor anjing dicelah kangkangku dan kain yg ku pakai terselak hingga paras pinggang.
Anjing mempamirkan giginya yg tajam apabila mendapati aku telah sedar dan cuba ukt lari. Aku
menjadi amat takut dengan rupanya yg garang. (sememangnya aku amat takut pada anjing). Aku cuba mematikan diriku. Setelah mendapati aku hanya mendiamkan diri, anjing itu kembali menjilat burit ku.... aku berasa amat cemas, gementar dan takut. Aku cuba menolah sedikit kakiku agar tubuhku bergerak ke belakang. Ternyat tindakanku itu tidak berhasil.
Anjing itu tetap mengikut dan menjilat buritku dengan rakus sekali. Ia menjilat selitar buritku. Biji
kelentik ku, lubang kencing dan lubang nikmatku juga dijilatnya. Banyak cecair nikmatku telah mengalir dari lubang keramatku. Makin banyak ia keluar makin rakus ia jilat. Dan makin rakus ia jilat makin aku terangsang. Ia lebih nikmat dari jilatan bf ku. Lidah anjing amat kasar... apabila bergesel dengan biji mutiaraku.. ohhh sungguh nikmat. Aku membiarkan anjing itu menjilat buritku kerana aku amat terangsang lagipun aku takut kalau ia akan mencederakan aku jika aku cuba lari. Ahhhhh...ohhh emmm bunyi rengekkan manja terkeluar dari mulutku.
Setelah lama anjing itu menjilat buritku.. aku rasa seluruh tubuhku mengejang dan gementar. Akhirnya aku terbaring terkulai dengan kepuasan yang takdapat ku ceritakan. Anjing tersebut masih menjilat-jilat burit ku. Setelah beberapa minit aku kembali terangsang dan aku tak sanggup keadaan bergini berlarutan sehingga pagi. Aku mencari jalan utk lari. Tiba2 aku mendapat satu akal. Pintu bilikku hanya 2 meter sahaja dari ku.
Aku cuba mengalihkan badanku dalam keadaan menirap dengan ini senang utk aku bangun dan lari ke bilik. Anjing tersebut masih lagi menjilat2 tubuh ku dan kini ia menjilat punggungku dan jubur ku. Ahhhh... gelinya. Aku mengangkat dadaku pelahan-lahan agar anjing tersebut tidak perasan. Usaha ku berjaya, kini badanku telah ku angkat tetapi buritku masih tersembab dilantai. Lalu aku menarik lutut kananku dan ia berjaya. Kini aku dalam keadaan separuh merangkak.
Tetapi malangnya belum sempat aku memecut ke bilik aku. Dengan pantas anjing tersebut telah merapatkan badannya ke tubuhku, dan kedua2 kakinya diletakkan diatas punggungku serentak di ikuti dengan bunyi gerammannya utk menakutkan aku. mujurlah kain batikku masih lagi tersimpul di pinggangku. kalau tida tentu tubuhku luka terkena kukunya. Kini aku dalam keadaan menongging seperti mana anjing betina. Kini baru ku tahu yg tindakan aku telah mengundang celaka. Dalam fikiranku, aku tahu apa yg akan berlaku nanti.
Dugaan ku amat tepat sekali.... dalam keadaan menongging itu itu dapat rasakan yg batang anjing tersebut menyondol-yondol kemaluanku. Aku dengan pantas mengemut buritku agar lubang kemaluan sukar utk dibolosi. Tetapi batang anjing tersebut telah tepat dipintu lubang keramatku. Sedikit demi sedikit batang anjing itu menyelam didalam lubuk nikmatku. Aaahhhhhh... sakitnyaaaa... emmm besarnya batang anjing ni.... bisik hatiku. Lebih besar dari batang bf ku. Aku segera melepaskan kemutanku agar kesakitan yg ku alami dapat dikurangkan. Ahhhhh.....
Dengan senang sekali tujahan kesemua batangnya terbenam di dalam tubuhku. Terasa suam batang anjing itu. Aku tak mampu berbuat apa lagi... melainkan aku memberi respon padanya. Aku membiarkan batangnya yang suam terendam di dalam kubang rahim ku. Anjing tu mula mengeluar-masuk batangnya ke dalam buritku... ahhhh... ahhh lama-kelamaan aku menjadi terangsang.
Ahhhhh...emmmm ohhhhhh sedapnya.... terasa suam-suam di dlm lubang buritku... ahhh yes... yes... punggung ku mengikut rentak dayungan anjing itu. Sesekali aku merendahkan dadaku ke lantai agar pungung ku tertunging lebih tinggi. Dan aku juga membuka sedikit pahaku supaya seluruh batang anjing dapat terbenam sedalam-dalamnya... ahhhhhh...aemmmm ssiitttttt ahh.. sambil anjing itu mundar-mandir batangnya di dalam buritku aku memegang paha anjing tersebut...
Ahhhhhhhhhhhh.........emmmmmmmmm ssiiitttttttttttttttaaaaaaaahhhhhhhhhhh...... sedapnyaaaaaa..... ahhhhhhhhhhhh ... seluruh badanku menjadi kejang.... urat saraf ku menjadi tengang dan gementar otot-otot tubuh ku... air nikmatku terpancut menyiram batang anjing itu.
Aaaahhh...ahhh...ahhhhemmmmTerkemut2 burit aku mencekam batang anjing itu... dan serentak dengan itu juga anjing itu menekan sedalam-dalamnya dan memancutkan benihnya di dalam rahimku... ahhhh terasa amat suam airnya... ahhhhh aku terdampar keletihan.
Tercabutlah batang anjing itu dari buritku. Anjing terus menjilat2 sisa-sisa air nikmatku di sekitar
burit ku. Ohhh kalau lah bf ku seperti anjing ini kan best. Bisik hatiku. Dan akhirnya aku terlena dalam kepuasan.
Kini kisah ini telah pun lama berlalu.... sesekali terasa juga keinginan ku utk melakukan seks dengan anjing... tapi aku sedar bahawa ia tidak mungkin akan berulang lagi...Frist Time Akhirnya..Thursday, March 11, 2010 4:10 AMAku seorang pelajar IPT di KL. Sekadar nak share my 1st time experience, yg mana aku agak terkejut juga bila kenang-kenangkan balik, sebab aku konon-kononnya nak simpan teruna aku ni sampai wedding day la konon. Heh. Nafsu bila dah ligan, xyah nak menyesal la.. Anyways, I'm a 181cm tall, badan average and maintained, pernah couple beberapa kali. awek aku kali ni, yang ke enam. Heh. aku jenis panas baran sket n kuat jealous tp bersebab. Tak puas hati sket, melenting and aku dgn mudah ucap kata putus. So far, hampir semua relationship aku yg say its over..Nak wat caner, aku rasa x leh blah, n suka wat aku sakit hati. Aku jenis social sket. Asyik bagi freedom sket, sure cannot be trusted one. Melebih-lebih dgn jantan lain sampai sanggup tipu aku. Paling lama dgn awek aku previously, almost 2 years. Sampai lepas putus pun dok merayu kat aku lagi. Laki mana x hangin. Tapi this time, aku syg betul. Hopefully lah. Dia pandai jaga diri, n sure bagi tau, and let me know wat's happening atau what she did bila lepak kuar ngan kekawan lelaki dier. At least time kuar dua org pun, dia akan kasi tau kuar mana, and only siang jer. Harap dia x betray aku lah. Hrm, enuff about intro.
So, this time gf aku umur sebaya. Perangai lebih kurang aku, n dats y we go along together quite well. Petit type, tinggi paras bahu aku, fair. Time tue, we jz coupled for 2.5 months. Aku lepak dgn bapak aku kat Crown Plaza KL pasal ayah aku nak mintak tolong sket kat aku dgn kerja dia. Ayah aku book hotel tue for 3 days pasal dia ada meeting wif his off mate kat situ. Since aku semester break, aku ada time. Time dia meeting, aku dok melaram sesorang kat BB. Awek aku bz plak ngan family dier. Aiyoh, buhsan. Hari kedua, tetiba ayah aku kena gerak outstation, urgent. Since company dah bayar, ayah suh aku stay hotel, and check out the next day. Aku pun apa lagi. Seronok ar.
Bleh tido dgn awek aku. Aku dah biasa tido dgn 3 awek2 aku before tp x pernah terlanjur. Seronok, bleh ringan ringan. :p Pernah gak terlintas, n aku kekedang pun terlepas ckp nak, tp masa nak masuk, aku jadik takut. Hehe. Tak tau ar pesal. Last2 drg just BJ aku jer lah. So, tengahari ayah aku dah keluar. Aku pun lekas2 ajak awek aku gi swimming. Heh, bz dgn family konon. (dia ni segan sket dgn family aku). Aku tau dier segan sebenarnya nak lepak kat sini kalu bapak aku ada. So, my ayah dah blah. About an hour, dia dtg. Sanggup tipu mak ckp ada discussion dgn kawan pompuan dier n tido kat campus. Padahal umah dkt jer. (jgn dier tipu aku canie sudah). Kitorang gi swimming ska;i. Before that jacuzzi kat bawah dulu, kat spa dia. Tapi tak leh campur ar. Hotel regulation. 1st time aku swim ngan awek aku. Main peluk2 ar, kuda2 ar, hehe..naik steam seh. Nasib baik dlm air. Dah la aku x bawak trunk. Shorts! half transparent beb bila basah! Arghh, lantak ar. Janji aku enjoy.
Awek aku pakai swimming suit. Layan punya layan, tak sedar dah 2 jam lebih. Kitorang lapar, n gi OU jap. Lepak kat TGI Friday's. N then lepak Crown Plaza balik. Aku shower dulu. N then dier plak. Aku pakai bath rob jer n x pakai apa apa pun kat dalam. And then dier kuar lak, dier pun pakai bath rob gak. Dier pun sama gak. Kitorang pernah gak tido sekali kat umah dier time parents dier takder. But nothing seemed to come across n kitorang ringan2 jer. Aku x expect apa-apa pun coz dah biasa. Dek letih, kitorang baring n hug each other.. Sambil tgk tv, kitorang caressed each other. Jam pukul 1 lebih..Tangan menjalar sana sini. tapi x pernah sentuh konek aku lagi ar. Dat nite, aku rasa sebab sejuk aircond, comfy, n fresh lepas mandi n all, lain mcm sket rasa.. Dari french kisses, neck bite, ear npbbling...robe yg kitorang pakai tadi ntah kemana... 1st time tido naked ngan dier, aku longlai plak dgn belaoan dier...then, things get further.. aku naik atas dier..jilat her breast. 31B. nipple dier dah tegang..adik aku tak yah ckp ar..dari tadi 7 inci..hehe. aku dpt rasa kan dier dah basah kat bawah tuh. even dier x bukak panties lagi. slowly aku menjalar ke bawah nak hisap..mak ai..bulu x trim! aku redah jer..dari luar panties, sampai dia relakan panties dier menjulur ke bawah. Mula2 dier macam refused, tapi dek kudrat aku, aku tarik sampai bawah.. Dia dah mendengus lain macam bila aku carik spot dia. Hehe. (aku dah biasa). Jilat punya jilat, dia tarik aku ke atas..kitorang french balik, n then suddenly dia kangkang habis. Konek aku dok main main kat pepek dia yang basah tue, dok sorong tarik sorong tarik. Tiba-tiba, oppss, termasuk lak. Tapi aku masuk kepala jer, coz still beringat lagi. Tapi dia macam tolak lagi. Aku igt aku masuk separuh jer, tapi rupanya dah masuk separuh! Aku yang still beringat, jilat nipple dier n ke bawah plak.. Dia makin mendengus kuat bila aku wat cam tue..dia tarik balik aku ke atas, and kali ni..dia membetulkan posisi n cakap "no you do not have to enter me baby. Jz play me down there with urs"..Eh, mcm dah expert jer. Hrm, tapi aku ignore. Gesel punya gesel kat bawah tu, 'shlurrp'..masuk habis kali nie. AKu start mendayung..aku pun dah tengah layan time tu..Dalam 5 minit sorong tarik, dia tolak aku aku baring dalam keadaan dia tak tentu hala. She's on top. Aku yang 1st time nie, rasa sedap sangat biler dia kat atas. Tak sampai dua minit. Dia klimaks. Dia stop, n french aku balik..tak sampai setengah minit, dia turned on n aku take the lead pulak kali ni. Mendayung lebih kurang 7-8 minit aku rasa lain macam..bukan nak pancut, tapi aku tetiba rasa nak stop plak, rasa serba salah.aiyoo.lantak ar.n then tido. Tarik blanket balik..Kitorang tido berpelukan..Dalam dua jam pas tue, aku terjaga balik..nafsu deras membuak plak. Aku terus, jilat kat bawah n dier terjaga..bila dah basah abis, aku yang tak payah nak dia tarik, naik sendiri missionary position. Aku main abis kali ni. Dia dok layan jer..Badan dier tegang at one time, tak tahu lak dia tgh klimaks ke apa tue..But tetiba...bunyi alarm. Baru 15 minit layan! Erghh bengang nyer..Aku stop lagi sekali. And then aku tenung dier..dalam keadaan serba salah.."err..have u've diz before my dear?"...dier dgn pantas tanya aku balik "u, urself?" aku jawab "1st time"."swear to God"..then dier tiba-tiba berpaling n menangis..terus dia ckp yg dier sebenarnya dah x dara lagi. No wonder la macam expert jer. Tapi aku x menyesal bila dengar explanation dier. Sbb bagi aku, its not what u were last time, its what u becoming now.. Ituler pengalaman pertama aku. Walaupun pahit skit biler dgr cam tue, tapi aku okay...sebab aku sayang kat dier! Dier jenis stick to one n know the bottom line. Sejak tue, kami selalu jugak tido sekali. N mcm biasa ar, kalau dah pernah buat tue mesti nak lagi. Pantang parents dier xder kat umah, mesti ajak aku dtg. Sekarang dah macam ketagih, aku tak leh nak wat apa, pasal tu dah fitrah manusia!! Akhirnya..Cerita Hangat : Diskaun ServiceSunday, January 31, 2010 11:39 PMAku punya la gian habih. Dah berapa hari dah tak dapat pussy. Nak cari yg free... takdak masa. So... aku pun pegi le ke sebuah Hotel terkemuka di ibu negara... pegi health club dia. Aku pun mintak le sorang girl untuk massage. Aku dihantar ke sebuah bilik dan menunggu di situ. Lebih kurang 10 minit, loceng pintu tu berbunyi. Aku terus melompat dari katil pegi bukak pintu tu (mestilah... air dah naik atas kepala ni!!!!!). Girl tu pun masuk.... SEXY wooooiiii!!! Berhenti jap jantung aku... dengan body dia, bau dia, suara dia, fuh... tetek dia jangan ceritalah... BESAR tapi tegak dan tegang (kalau sembam muka sure lemas punya.) Aku ni sebenarnya tak pernah gi tempat-tempat macam ni. Kalau dah gatal sangat "co-neck" tu.... cari aje kat KL ni... bersepah... Free lagi.
Girl ni tadi, nama dia Linda, orang Kelantan. Cantik... jangan ceritalah, rasa macam nak henyak time tu gak. Tapi aku tak lah sebuas tu. Walaupun kita bayar dia, kita kena gak respect dia as a lady, betul tak? Aku berdiri aje sambil hisap rokok. Linda tanya aku "first time ke datang sini"? Aku mengangguk. Tah kenapa aku nervous gila dibuatnya.. menggigil siul!!
"Bukaklah seluar baju tu, kalau tak macam mana saya nak massage abang". Aku pun dengan tergigil-gigil dan nafas yang tersemput-semput bukalah baju dan seluar aku... tinggal underwear aku aje. Linda bagi aku towel dan suruh aku buka seluar dalam sekali. "Kena minyak nanti, kotor" kata dia. Aku pun bukalah dan pakai towel aje. Kemudian dia suruh aku baring meniarap. Lepas tu dia bukak towel yang menutup pinggang sampai ke lutut aku dan dia letakkan kat atas punggung aku je. Sial betul, dah lah aku gabrah, air-cond punyale sejuk giler. Ye lah, selama ni, kalau dengan perempuan tu, aku yg bagi arahan - kulum-hisap-kemut-jilat-macam-macam. Ini lain.... aku yang kena ikut kata dia
Baca lagi cerita niecerita hangat :Fantasi seorang lelaki melalui emailSunday, January 31, 2010 2:54 AMhai... apa kabar cipap kau tu?harap2 dapat sabar menunggulidah aku ni utk jilat cipap kau.. aku lepas save email kau terus balik umah tido.. pas tu terbangun.. aku lancap kan kote aku.. masa tu aku bayang kang la sorang les isap kote akuu dan aku fuck dgn kau.. best siutt.. banyak jugak air mani aku kuar.. bila dah kuar air mani tu.. tentu le lepak kejap.. penat sih.. tertido lagi.. aku bangun2 je ada member dah masak kan nasi.. pulih sikit tenaga aku.. lepas tu aku rehat2 dlm sejam.tak leh pikir lain la.. tek terlena plak mata aku ni.. asik nak pikir pantat jee..aku pon nak mandi la kan.. mandi wajib.. masa mandi tadi aku sabun cukup2 kote aku.. sambil2 tu aku urut lagi.. ingat nak kasi lancap satu round.. pikir2 kesian plak kat adik aku tu.. esok dah la aku ada final eexam.. lepas mandi siap2 sume aku terjumpa satu pembaris kayu.. pangjang 6 inci... rupa2 nya 6 inci tu 15cm.. panjang jugak la tu... nanti aku nak ukur lagii la kote aku ni sebenar nya 6 inci ke 7 inci kalau stimm.. (stim biasa) setahu aku kalau stim maut memang panjang dia lebih dari biasa.. aku nak urut la kote aku kasi panjang,aku ada minyak dhob.. kata org bleh besar dan panjang kote ni kalau di urut.. ada la cara2 urut kote ni... aku dah belaja dgn member aku.. member aku plak belaja dgn penjual minyak dhob ni.. penjual minyak dhob ni dah nak kawin bln 8 nanti.. aku di jemput ke majlis perkahwinannyer. sedap la dia bleh test miyak dhob dia.. tapi kau jgn risau laa.. aku yakin kote aku ni lagi power dari kote dia sebab dia tu rendah dan kurus je org nyer.. kalau dia urut kote dia baru naik sama dgn kote aku.. kalau aku urut plak kote aku.. memang tak leh lawan ler.. aku ingat nak suruh kau urut kan kote aku dgn minyak dhob tu laa.. kau buat elok2 skit... kang terpancut kang membazir jee.. bila kote dah panjang.. mesti la dia punya rasa pon bertambah lazat.. kalau dapat masuk kat pantat pompuan dara.. memang tak carik org lain dah pompuan tu..pulak2 kote tu bulih hayon lama2.. macam kote aku laa.. (ntah laa aku tak test lagi ni)
kau kata nak kolom kote aku ker?aku teramat la suka nyaa.. ni aku sedang membayang kan kau kolom kote aku niii.. sambil2 aku menaip.kau tak pernah kan kolom kote laki?aku harap jgn la kau kolom kote laki selain kote aku ni.. aku nak sedia kan kote aku ni khas utk mulut kau.. hihihihii.. aku nak urut sampai la kita jumpa..kalau boleh kau telan la air mani aku masa aku nak pancut tu.. kau sedut power2 nyaa.. bila lepas kuar air mani tu.. kau terus sedup sebab akan rasa geli2 kat kote aku.. masa tu mesti terangkat2 la punggung dan kaki aku.. kau terus je kolom sampai kote aku naik balik..bila dah naik tu.. aku la pulak nak jilat cipap kau.. masa tu cipap kau dah berair dah,siap banjir kilat lagi. tak cukup mulut aku nak isap semua air tu.. siap ngalir kat bontot kau.. dah bertakung banyak2 kat bontot kau tu aku hirup laa sambil jilat bontot kau pulak.. jari aku gentil kelentit kau.. ahhhhh kau masa tu mesti meraung gilaaa... aku tengok tangan kau dah meramas tetek kau sendri.. kau merayu kat aku suh masuk kan kote aku kat cipap kau. aku pon taruk bantal bawah ponnggong kau.. kuakkan kaki kau.. pas tu parking kote kat alur cipap tu.. basah jee kote aku.. sebab air kau meleleh2.. sambil kiss molot kau aku ramas tetek kau.. kote aku plak aaku gesel2 kat kelentit kau.. kau meronta2.. aku pelok kemasss2.. kau dah tercungap2 tak cukup nafas. aku senyum je la tengok kau.. tetek kau memang best laa. aku alihkan mulut kat teket kau pulak.. sebelah tetek kau kene ramas,sebelah satu lagi kene isap puting nyaa.. aku nyonyot la cukup2.. aku buat sebelah je. tak buat dua belah kasi kau tak puas.. (jahat aku ni) pas tu kiss balik molot kau... jilat leherrr.. isap telingaaa... fuhhh kau nyer stimm memang best laa masa aku kolom telinga kau.. kote aku dlm masa yg sama masih di geselkan pada kelentit.. tiba2 kau meraungg... badan kau melentik.. aku tahu kau nak cummm aku pelok kau erat.. dan alih kan kote aku di mulut cipap kau.. sejurus tu terasa kepala aku di renjis air cipap kau.. creeettt creett creeeeetttttt bunyi diaa ada la dlm 3 minit kau nyer cum tuu... aku terpaksa tutup mulut kau dgn mulut aku nak kasi kau diam.. kau memang meraung menjerit giler masa tu.. dlm hati aku kata melepas la nak minum air cipap kau.. tak aku nak kau cumm dgn selesa...besttt... lepas tu kau pon melepek kat dlm pelukan aku.. aku belai2 rambut kau.. usap2 tetek kau dgn kasih sayang.. kau senyum kat aku... memang lawa kau nii.. sambil2 tu tangan aku sebelah lagi dah mula merayap kat cipap kau.. gesek2 lagi kat situ.. kau dah merengek semulaa.. (memang kuat sex la kau ni.. bertuah aku dapat)... aku ramas cipap kau.. mula2 ramas sloww2.. pas tu kuat sikit2.. pas tu aku ramas maut2 punya.licin je cipap kau masa aku ramas tuu.. maklum laa cipap banyak air.. tu pasal aku ramas kuat2 kau tak sakit pon.. lagi merengek kau ni.. aik.. tangan kau dah kat batang aku.. main2 jari kat tempat kuar air tu.. geli ah.. pas tu kau terus bangun baring atas badan aku buat posisi 69.. mak aiiiihhh... tersergam pemandangan indah cipap di depan mata.. dgn kaler pinnkkk.. pulak2 ada pergerakan kembang kuncup cipap kau tu.. memang tambam giler berdenyut2 je cipap kau.. di belahan bibircipap kau aku nampak ada air yg megalir tak berhenti2.. aku heran... meleleh abih jatuh kat dada aku.. panas je rasa nya.. kau masa tu sedang asyik kolom batang aku.. sedang aku mengelamun dgn panorama indah tu.. kau isap kote aku dgn skill tertinggi.. sambil gigit2 kote aku sambil menonyohkan cipap kau ke muka aku.. abih basah muka aku dgn air kau tuuu..terdengar pulak bunyi cipap kau.. pussssss.. pussshhhhh.. meleleehh lagi air kau..masa kau tenyeh tu laa .. baru la aku sedar rupa2 nya aku tak laksanakan lagi tanggung jawap aku utk jilat cipap kau.. terus aku temukan mulut ku dgn mulut cipap kau.. aku sedutt segala air yg keluar tu.. tangan aku pulak meramas2 bontot kau.. kau menggoyang2kan ponggong kau time aku isap air kau.. semacam memerah segala air yg ada utk aku telan.. sedutan mulut kau di kote ku semakin menjadi2.. air cipap masih keluar mengalir.. aku pulak dah macam nak lemas minum air kau.. naik kenyang perut aku ni.dgn bau cipap kau yg harum tu.. aku rasa tak nak lepas kan muka aku di cipap kauu.. sesekali aku hiduuu kuat2 bau cipap kau.. aku masuk kan lidah kat lubang kencing kau. aku masuk kan jugak kat lubang cipap.. abih semua pelusuk tempat kat cipap kau tu aku jelajah dgn lidah aku.. lepas tu aku alih kan lidah ke kelentit kau.. (tangan masih meramas bontot kau sambil satu jari aku dah masuk kat bontot kau.. terkemut2 bontot kau menelan jari aku.. dlm hati aku memang nak kene fuck kat bontot kau ni..) aku mula2 tu jilat sikit2 je kelentit kau.. macam kene tak kene.. dah terangkat angakat dah ponggong kau. aihh.. susah aku nak buat keje nii.. geram la aku.. aku terus la rapat kan cipap kau slruuppppp.. abih kelentit kau kau mulut aku...aku sedut2.. baru padan muka kau... kau dah lepas kan kote aku dahh.. kau meraung lagi.. tangan kau dan merewang2 macam nak pegang sesuatu.. aku teruskan sedutan.. pas tu aku tahu kau nak cummm lagi sekali.. memang yee... aku pon dapat la merasa air cipap kau yg aku idam2 kan tuu.. lazatttt nyeee.. lebih banyak dari tadi kau punya cummm kali nii.. aku tak dapat nak telan semua.. dah la laguu air nya membuak2 plak tuu.. ahhh... sedapp.. kau dah dua kalu cumm.. aku baru sekali je kuar air mani.. aku pusing kan badan kau biar mengiring.. pas tu aku masuk kan kote aku kat bontot kau.. tak lepas.. aku enjut je pelan2.. masuk sikit kepala.. pas tu agak2 dah ok.. aku tusuk lagii sikitt..separuh kote aku tenggelam.. ada lagi separuh nii... kau punya kemut padu.. aku goyang2kan ponggong aku kasi bontot kau serasi dgn kehadiran kote aku ni.. agak2 dah ngam.. aku kalih kan badan kau.. sekarang aku di atas belakang kau sambil kau tonggek kan ponggong kau.. tiga kali enjutt. masuk keempat.. aku tusuk dgn kuat dan pantas.. abih masuk semuaa.. kau mengeluh sedikitt..berkerut dahi kau.. aku ramas tetek kau.. aku amik tangan kau letak kan kat cipap kau.. aku ramas2 kan cipap kau.. kau pon menurutt.. sesekali kau gentil kelentit kau.. aku tumpukan tangan aku pada kedua tetek kau... bila dah rendam agak lama tuu.. aku pon tarik sloww sangat.. aku tusuk laju2.. baru tusukan ke 5 kau dah cumm lagii.. masa kau cumm aku rendam kote aku dalam2 kat bontot kau... tarasa kemutan bontot kau menyepit kote aku.. (ni kalau dapat kemutan cipap kau lagi la power)... berpinar2 mata aku mehahan nyer.. agak2 kau dah ok.. aku pon main sorong tarik.. lama jugak laa.. (ikut kau la nak sejam ke berapa ke kan... kalau sejam tu kau cumm banyak kali ler..)utk cumm kau yg terakhir tu aku nyer air mani dah di kepala.. kau pulak kemut2 kan kote aku.. aku pon apa lagiii henjutt paling padu sekalii sambil melepas kan benih2 dgn kelajuan 4000 thn cahaya.. fuhhh lelepak aku kat belakang kauu...rilek kajap baru aku kuar kan kote aku... hisss... ada kuning2 skit la kat kote aku.. kene lap nii... aku tengok bontot kau terlopong sekejap.. baru terkatup.. kau dah tertido. aku amik kau aku lap kote aku aku lap bontot kau.. aku jilat2 cipap kau kasi bersih seperti asal.. pas tu aku baring sbelah kau. merangkul kau kucup dahi.. pas tu tidoo.. aku tengok kau senyumm je tido sebelah aku...
tiba2.. aku rasa cam mimpi je laaa ada org isap2 kote aku.. ingat kan mimpi.. rupa2 nya kau yg isap kote aku.. hihiih.. cerita yg ni kau la pulak sambung.. mana la tahu kau nak buat apa2 yg patut kat aku.. :)
ok la yer.. aku ni tak tahu lagi nak panggil kau apa.. kau tak kasi tahu aku pulak nama kau aapa..
aku rasa ntah bila lagi la aku dapat buat cerita2 cam ni kat kau dan nak balas email kau panjang2.. kau buat je la kat aku kalau aku bz pon.. aku akan tulis apa2 yg patut kat kau kalau aku ada kelapangan.. aku bz la. lepas final .. cuti aku akan ada kat umah mak ayah aku.. tak de pc.. lain la kalau kat umah sewa ni.. ada pc sebijik... haa.. utk pengetahuan kau.. aku chat kat cc jer.. kat umah sewa tak de line internet..
apa lagi nak tulih yer.. mmm kau mintak pasal body aku.. aku ni boleh kata kurus laa tapi tak la kurus kering.. tinggi lebih kurang 170cm.. berat 56kg.. pinggang 27/28 inci cam tu laa.. kira slimm la aku niii.. aku ingat nak senam banyak2 biar taff sikit body aku nii tapi makan kene banyak la pulak.. tengok la cam ner..
pasal body kau memang power laaa... terliur aku membayangkan nya.. muka tak cun pon tak pe kalau body cam kau niii.. bergetah giler.. tapi kau dah cerita muka kau cam cina.. merah jambu la tuu cipap tu.. hihiih.. aku rasa2 la kalau kau berdiri sebelah aku ada la separas telinga aku kepala kau tu.. kau tak la berat yer.. aku nak buat skill romen sambil dukung kau.. hiiihhi.. mesti bestt.. kalau kau ni cun sangat bulih la buat bini.. alang2 dah romenn.. nanti2 la pulak kita sembang bab kawin nii.. hihiih.. aku memang kalau boleh nak kawin cepat2.. tak tahan laaa.. ni baru nak test dgn kau.. pas tu gian.. kot jumpa dgn org lain pulak.. pas tu org lain lagii.. iskk tak seronok la hidup cam tu..
ok la kaalau kau nak bincang apa2 dgn aku kau bleh cerita apa sajaa.. aku open jee.. harap kita jadi kawan yg baik..
lagi satuu aku nak peringat kan... aku nak kau jgn la romen dgn org lain.. aku ni tak pernah romen kau pon tak pernah romen.. elok la sama2 tak pernah.. kalau kau dah pernah sblm jumpa aku.. tah bila2 la pulak nak dapat awek power cam kau yg tak pernah romen..
iskk.. cipap kau banjir ker?aku pakai seluar jeans ni.. basah la jugak..tak pakai sepender.. aku biasa kalau seluar jean memang tak pakai sepender.. kalau pakai kain pelikat pon tak pakai sepender...
aku suka je baca kau tulis kau nyer sepender saiz s.. biar ketat.. geram la aku kat cipap kau tu... sebut pasal cipap ni teringatla pulak kat #cipap tu.. aku ingat nak majukan # tu bersama kau.. cuma maslah nye aku ni tak selalu bleh masuk cc.. bayar beb.. kau tak bayar kan kalau masuk cc.. jadi kau je la yg tulung inbait.. kau dah sop tu.. kasi aop kat sapa2 je la.. kalau bulih jgnkasi kat lelaki.. kasi kat pompuan jer.. aku nak # kita tu op2 sumer pompuan.. sebab pompuan ada cipap.. kalau kau nak layan # tu kau layan laa. tapi jgn sampai kau terlepas kat org lain.. menangis la aku..
mmmm.. kalau nak kasi op bodo kat lelaki ok jugakk.. tak pon kau dera lelaki suruh inbait ke.. dan kau rahsia la pasal hubungaan kita nii.. kecoh2 tak best.. kang org tahu susah laa.. ok la yer.. aku nak tahu pasal bilangan adik beradik kau pulak.. kot kau ada adik pompuan ker... hiihihihh.. jahat la aku ni.. aku sulung.. adik aku ramai kat bawah2 tuu cerita laa apa2 yg patut pasal keluarga kau.. tapi jgn la detail sangat..aku nak tahu latar belakang je..
kau ni memang best laa siap nak carik kan utk aku cipap lain.. kau memang bulih buat kawan... nanti la kita sembang pasal ni.. apa2 pon urusan kita kene selesai kan dulu.. cipap kau pon aku tak usik lagii.. nak cipap org lain plak..
aku ni tak balas lagi email kau.. banyak benda aku nak tanya dan nak balas masa baca email kau tadi.. tak pe la lain kali aku tulih lagii...
jgn marah kalau aku tak leh nakbalas email kau selalu aku bz ler.. ok yer cipap cute... akan ku jilat kelentiitt mu wahai cipap..
kau melancap cam ner?cerita la kat aku cam ne kau bulih terer melancap niii.. sejak bila?sapa yg ajar.. dan kalau pompuan stim cam ner?nak stim kan pompuan cam ner?ok la babaii
*aku nak gambar scan kau yg seksi2 skit.. kalau bulih kau pos kan kat aku sepender dan coli kau sepas kau pakai beberapa hari.. aku nak hidu aroma nyer.. kalau tak bulih aku nak kau simpan utk aku kau kasi masa kita jumpa.. *puting tetek kau besar mana?Philipino Maid and the special boy(down syndrom) part 2Tuesday, January 12, 2010 12:00 AMPart 1 read?click here
continued from maid: The story continues,when Zacks parents came home unexpectedly one afternoon,me and Zack were upstairs in his room,i was riding his cock,going mad with lust and he was grunting,signs that he was going to come soon.We were fucking like 20minutes now and his 2nd round and my 4th into climax. I have turned into a sex maniac now.@weeks after i first had sex with Zack,im fucking him everyday and 3 or 4 times a day before his parents and sisters are back home. I didnt hear the front iron grill being opened,the doors to Zacks room was left open and i was nearing my come,Ohhh Zackkk..fuck..fuck..meee..oohhh i love your cock darling," i was chanting and Zack was going uugghh..uugghh..,as he was pistoning from under."oooohhhh...im commmiiiinnngggg"!! i sreamed and fell onto Zack as i felt him coming inside my pussy. I was feeling my puss contracting and milking Zacks cock as he was spurting his jizz into me,its sheer pleasure for me and Zack. We have been fucking for 2weeks now,enjoying every moment of it,and all this came to a stop when his parents walked in on us fucking.
Klik sini ..
Zacks mum was the first to enter the room and then his dad,both looked shocked and surprised but Zack was being his happy self. I was scared shit now and got off Zack with a PoP as my pussy extracted from his still half hard cock and his sperm dripping down on the floor and running down my legs. His mom looked really shocked and his dad just turned away and went down to the family hall,where i was after getting dressed and scared shit to the consequenses of my action.Both of them looked at me lost for words,i was embarrassed but i apologised to them but they quickly told me it was not my fault and that they know Zack must have forced me and raped me and that they are wwilling to compensate me and sent me back to my country if i am willing to forget what happened. I was momentarilly shocked at the turn of events,i kept quite not knowing if i should just confess that i was the one who initiated athe fucking and that Zack didnt force me.."We will compensate you and sent you back if all this is forgotten",Zacks father was saying. Without me saying a word,it was agreed that i receive a sum of money and that i keep quite and i just agreed with a nod of my head But i told them i am willing to work and be Zacks fuckmate but with a certain monetary reward. Zacks parents were all smiles and agreed to my terms and conditions,but even as they agreed there was more in store that i didnt know whats to come from this family.. It has become a norm now for me to sleep in Zacks room,both of us fucking in the night and all the time whenever it fancies me or zack we would fuck and fuck.I was becoming a slut mysely now.Zacks cock did wonders to me and he was becoming more normal now. Now,Zack pleasures me before he fucks me,he first licks me,for about 10minutes and makes me come before he enters me and makes me come so many many times. I have taught Zack to pleasure me the way i like,to lick my puss especially and then a bit more..to lick my asshole and finger the dark hole,which gives a kind of pleasure im new to it. we fuck everyday,Zack have got stamina to fuck 2 in a row and then after a rest and food he can go on and on..I m loving the fucking i am getting.I ave never been fucked like this even by my boyfren or any guys like Zack.I feel to sexy and naked all the time except when the girls come home and his parents but in his room,my new room now we are naked. Zacks parents have treated me well and im like a family now to them and even the girls dont bother me much but they always have this look in them that they know what i do with their brother.Off course they know because they have confidered in me before that they have seen Zack jerking off and that both have spied on him. One day the elder girl was home,saying that she is not well. I didnt know she was home so i was doing my chores as usual in the buff,naked with Zack playing with his cock waiting for me to feed him and fuck him later. As i ssat down beside Zack to feed him,Zack pushed the plaate away and grabed my breast but i told him to eat first then fuck. He has no choice but ate all up and we moved to the hall where i put on some cartoon for Zack but he still insist that i give him my pussy,so i let him lick and suck me and i was enjoying the feel.I close my eyes as i felt Zacks tongue doing wonders to my pussy. As my hands wonder to his stiff cock,i saw upstairs behind the doors hidden was someone pooking on us. For a moment i was shocked! I thought who but a little movement i saw its Tina the elder of the girls. I just smiled and opened my legs wider for Zack to lick. I then moaned a little louder and i looked up she was still there . I got up and pushed Zack down on the carpet and climed on top and aimed his stiff cock at my pussy and in one movement i sank to my pubic.The pleasure shot through to my bones and Zack double it up when he started pumping me furiosly. I looked up and saw Tina near the stairs,now her hands between her pussy and she was rubbing herself. I called for her.."Tina come here,let me help u". She came,quite shy looking in her short skirt and a tiny blouse,naked inside obviously. As she neared me Zack got excited and started to grunt and pump making me more hot and horny and i pulled Tina down and made her sit on my face,her pussy right above me and she sank down giving me her soaping wet pussy for my tongue. It was really a hot scene with me riding her brother and she riding my face,and about to come too. I was going mad with her pussy in my mouth,the first time I tasted a pussy made me go mad as i lick up her juices. She was moaning and grinding her pussy and making me tongue fuck her virgin pussy so hard that i tasted blood. She is really hot girl,nice tits,hard and perky. Easily aaroused like me,as we were riding the pleasures we heard Zack moaning and grunting more,sure sign that he was going to come. I GOT UP FROM zACKS STILL PUMPING COCK AND PUSHED tINA DOWN on her brothers cock. "Suck his cock baby..suck his cum out..go on suck!!,i urged her on. One minute she was undecided but the next she was sucking Zacks cock like a hungry baby suckling,i drop down and fix my face to her still dripping pusssy and started to lick her and suck on her clit. She started to moan and suck feverishly on Zacks cock. Zack was the first to spew his load into Tinas mouth. Tina sucked on it and swallowed all his jizz and at the same time she was pushing back her wet and soaking pussy into my face and she came in a howl,OOooooohhhhh..fuckfuckfuck!!! To my surprise her cum shot out and drenched by mouth and face. It was a powerful Climax for her. After we settled down catching our breath she looked at me coyly and said "thank you,you were very good and thats the first time i cum so hard!",Tina said."I hope you enjoyed it",i smiled as i looked at her naked body. She is so sexy and for the first time i had sex,well nearly and now fully with a girl,i feel liberated. Tina joins Zack and me whenever she is free in our sex indulgence but only oral as she wants to be a virgin. She sucks cock and licks pussy,mine for now and her brothers cock,she masturbates quite alot before and now. I am sure she would want to fuck soon,as i noticed her when i was fucking Zack and in my Throes of extacy she wants it to,to fuck like me. For now she is quite happy when i lick her fresh virginal pussy. I like her taste and she licks me when she wants to. She sucks her brothers cock more often now and let him lick her to climax. Zack is quite good in licking as long as his cock is jerked or sucked he would lick quite well. I have been satisfied sexually now and have discovered that in this country a lot of girls do it girlgirl among themselves and Tina introduced us to some girls from her school for this sex. More happenings,all the sex im getting i forgot about Zacks parents. How they are towards me even though they know im Fucking their son and what they expect from me. There is more and i found out when day Zacks dad paid a visit to me and he was naked and had a huge cock that i found fascinating and enjoyable. Zacks mum is another story and i m the maid who will fuck them all. This my story for now,to all the maids from filip....kumustakah!!!! Happy fucking to those maids who are having afffair with your boss,man or woman,you have fun fucking day..to be continued MAID 3
Rakan Sepejabat ~suami org isteri orgMonday, January 11, 2010 11:42 PMkisah yang ingin aku paparkan adalah yang pernah terjadi kepada aku lima atau enam tahun yang lalu ketika bekerja disebuah syarikat swasta yang sekarang ni sudah tutup bungkus kerana mungkin atas balasan tuhan diatas perbuatan ku dan maksiat yang ada. pada suatu hari nak dipendekkan cerita... ada staf baru nama noor mula joint company kami orangnya kecil tapi jalan jenis punggung terangkat.dia ni dah kahwin anak pun dah dua. setelah hampir dua bulan kami semua kat pejabat dah jadi mesra dan kadang ada jugak staff lelaki yang bawa cd blue untuk ditukar-tukar kat ofis .maklumlah semua dah kawin. nak dijadikan cerita suami noor telah dihantar keJepun untuk training course selama dua bulan. selepas dua minggu suami noor pergi oversea aku pun pasang plan dan boleh kata hari-hari kalau sembang mesti masuk bab seks.noor open minded borak tak kisah. suatu hari ofis mate semua gi makan tengah hari dan aku tak nak kuar sebab diet dan noor pula malas sebab kirim jer bungkus.bos pilak overseas. jadi si noor pun menghadap komputer lama sangat so aku pun mengejut pergi komputer rupa-rupanya noor tengah menonton cerita prono tapi noor buat selamba jer... so aku tanya "noor tengok cerita macam ni tak stim ke? noor jawab."orang gila jer tengok cite macam ni yang tak stim" noor tanya aku "isteri abang pernah main puting dada abang tak kalau projek sebab lelaki ada yang stim kat puting dada" aku buat-buat bodoh jawap "tak tau lah pulak , isteri abang biasanya main macam biasa jer " noor tanya aku "abang nak tak rasa?" aku cakap macam ner " noor masuukkan tangan dan gentel puting dada ku perh..rasa nak meletup pelir aku dari tadi tahan stim.pandai dia main puting dada aku sampai gatal ank tekak aku dibuatnya.. so dah selesai dia sedapkan bang...sedap jawab aku. lepas tu aku cakap "mana adil noor jer pegang" noor jawap "ish tak boleh noor isteri orang nanti isteri abang tahu mampus kita" so aku dengan selamba berani kan diri pegang,memang betullah orang kata isteri kalau lama ditinggalkan dan jenis kuat nafsu bahaya ditingglakan lama-lama." aku terus ramas buah dada noor dari luar baju kurung noor, first dia tolak manja ,aku usaha lagi kali ni aku ramas manja lagi , noor mendengus dan mata noor kuyu sedikit dan tidak menghalang lagi.lepas aku ramas luar perlahan aku masukkan tangan aku kedalam baju kurung noor dari atas sebab noor duduk dikerusi pejabat sedangkan aku berdiri dari tadi untuk dapat posisi terbaik. ku ramas buah dada kanan noor dan ku kepitkan jari paa puting noor yang agak besar sebab anak dah dua katakan ..ergh......ergh.........erm......sedap bang sambil mata kuyu dan bibir terketap dan berkata lagi kuat sikit picit bang ....sedap bang..erghh....erghhhhhh....huh.....sambil tangan noor meramas kerts a4 diatas meja.apalagi aku terus tarik tangan aku kuar dan aku angkat noor yang berbadan kecil kemeja bilik bos aku yang besar sambil noor terkeju dan terkebil sambil stim. noor kata "jangan bang noor takut...aku buat pekak jer aku tekap mulut noor ngan mulut aku dia mengelak "belum ada orang lain cium noor kecuali suami atau bekas boyfriend noor" aku tak hirau tengah dia cakap aku cium dan cari lidah noor langsung nor tak bersuara akku sedut...crup...crupp abis air liur noor masuk tekak aku stim gila aku maklumlah bini tengah datang jepun.aku sedut lidah lepas,sedut,lepas,sedut proses yang aku buat ,noor mengerang...urm...urm...urm....tangan aku menyelak baju kurung noor dan ku selak baju dalam noor keatas perh.tetek noor dah kembang, puting buah dada dah kembang sampai nampak alur tempat kuar susu walaupun dah coklat.aku pun ramas rama argh....argh sedap bang....ramas...ramass lagi bang ......sedap bang .....kuat lagi bang.......jari aku main peranan picit-picit dan ku gentel manja dan sesekali aku picit keras sedikit..setiap kali ku picit keras dada noor terangkat,.. aku alih mulut ku dari mulut noor dan jalarkan dari dagu ke batang leher dan aku terus hisap buah dada argh..argh....argh...argh..sedap bang ku sedut puting dan ku gigit, habisku kerja kan dari kiri ke kanan kekiri kekanan noor dah tak tahan.tangan aku masukkan kedalam kain baju kurung kumain luar panties perh..basah lenjun gila noor.sekian lama ku main dada noor ku jalarkan lidah dari dada keatas perut dan terus ke pusat.ku pusingkan lidah diatas pusat noor dan masukkan sikit erm.erm..argh....argh..argh....ermmm..sedap bang ..sedap.sedap sayang ....lepas tu ku tarik kain baju kurung kebawah .tersergam panties yang menutupi segitiga indah noor bau aroma jangan cakap lah..stim aku macam nak meletup konek ni. noor dah terpejam mata baju kurung dah terselak. aku main jari dan tangan atas tundun noor sesekali ku picit lurah sampai terangakt punggung noor..argh................argh..... cepat bang masukkan, aku tak pedulikan permintaan noor.. ku tarik seluar dalam yang mula lembab. furh..... bulu trim perempuan ni perh kelentit jenis lebar daun sirih patutulah dahaga sangat.ku jilat atas tundun,terus lidah ku main biji kelentit noor dan ku gigit manja sambil air mazi dan mani ku sedut dari basah jadi kering lah ku kerja kan bini orang ni ku ulang ulang noor mengerang sambil punggung terangkat-angkat gila dan lari posisi tempat baring noor argh..ergh...erm...arm....terh....erg.................ergh..........argh............erh.........perh..noor dah stim gila macam air hujan air mazi semakin lama smakin banyak sampai tak tersedut aku dibuat nya tah berapa kali orgasm. argh.....sedut bang ..hisap...bang kuat lagi bang....sedap......ergh....sedut bang .....gigit sikit bang ...dekat lubang bang ....jolok lidah bang .......lepas tu lubang dubur dia kujilat macam lubang pantat aku kerjakan.gila lah noor dah macam kena sawan.kalau nak contact aku adie6028 dekat yegembira atau hp kosong,satu,tujuh ,dua,lima,tujuh,sembilan empat,smbilan,dua. sambung dekat 15 - 20 minit kat pantat dan dubur sinoor aku kerjakan. setelah kenyang rasa tekak aku dah naik kebas lidah aku baru aku angkat punggung noor dan tiba masanya aku tujah konek aku noor bagi tahu konek suami dia besar tapi foreplay kurang dan cepat pancut tapi abang punya kecil sedikit tapi foreplay lama.aku punya saiz 5.5inch jer . aku foreplay lamakot.noor suka sebab dia kata dia rasa macam terkencing dah banyak kali tapi sebenarnya klimaks tu..perh..pantat noor rapat gila sebab mungkin badan noor kecil dan akua henjut keluar masuk keluar masuk kecil.argh................argh.................ergh....................argh................aergh.aer.aer.ae.rarr..her.....ur....ar setelah hampir 20 minit ku tujah peluh pun dah basah kan baju aku konek aku dah nak muntah.noor abang dah nak selesai.. k cepat bang nanti member kita balik kata noor....noor tarik pinggang aku .aku dah nak terpancut ni...aer..argh....crut ......crutt... arhg...aku klimaks didalam pantan noor. sedap bang ...panas nor rasa.........jangan takut noor ikut planning medic..ergh...selepas selesai.ku kemas meja bos.tak lama tu member semua pun balik 2.30 gi ngular jugak atau entah entah diaorang pun melanyak sesama sendiri kot macam aku maklumlah kelaur pun bercouple-couple dan masing-masing kaki blue.sejak hari tu pantang ada masa terluang dan save area, habis ku kerja kan noor seperti diatas. sampai lah company tu tutup dan aku juga terlibat kemalangan akibat balasan tuhan.tulang dada aku patah...perh.tapi tak per yang penting aku dah puas...itu lah noor kau memang hebat.Awe dan Arra..Kisah artis malaysia?Wednesday, January 06, 2010 10:12 PMstori ni dijumpai di sebuah blog..tak sahih la kot..jangan percaya la sgt...story je pun..
Saya bekerja sebagai eksekutif perhubungan awam di Kuching International Hotel. Saya ada seorang kawan yang menjadi bell boy yang mempunyai kepakaran di dalam bidang elektronik. Masa itu para pelakon MARIO MARIOBROS II datang untuk mempromosikan filem mereka di Riverside Kuching. Dipendekkan cerita, kawan saya memang selalu memasang video chip di dalam bilik hotel bagi membolehkannya melihat berbagai ragam pelancong asing. Awe dan kawannya telah menyewa bilik no.345 manakala Arra menyewa bilik 337. Tepat jam 1.30 pagi, (daripada video chip yang dipasang), kami ternampak Arra dan Awe berada didalam bilik tersebut (mereka sudahpun bertunang). Kelihatan Awe memegang tangan Arra sambil mencium bibir Arra. Tangannya meramas buah dada Arra yang taklah besar sangat. Arra memeluk Awe sambil tangannya meramas-ramas punggung Awe. Selepas 5 minit berciuman, Awe mula melondehkan baju tidur Arra serta bra putihnya. Arra yang sememangnya nampak ghairah turut membuka seluar Awe serta bajunya. Tangan Arra pantas memegang batang butoh Awe yang nampak besar (kira-kira 6 inci lebih). Arra duduk ditepi katil sampil mengusup kepala butoh Awe. Awe yang nampak gian itu terus membaringkan Arra dan mereka bertukar posisi 69. Arra nampak kekok tetapi Awe terus meletakkan butohnya dimulut Arra. Selepas 10 minit berlalu, mereka kembali keposisi asal. Awe dan Arra (yang bulu pukeknya macam dicukur) berciuman sambil Awe mengacu batangnya tepat ke lubang vagina Arra. Pelahan-lahan Awe membenamkan batangnya di dalam lubang Arra. Daripada reaksi Arra, dia sememangnya tidak dara lagi. Kawan saya memfokuskan kamera (zoom) dekat kepada acara tarik menarik tersebut. Selepas 10 minit Awe menyuruh Arra bertonggeng dan dari belakang dia terus membenamkan butohnya yang nampak licin berkilat ke lubang Arra. Kedua-dua nampak sudah sampai ke klimak. Awe kelihatan menarik batangnya yang kelihatan berair sambil dia menjilat-jilat serpihan air maninya di sekeliling kemaluan Arra. Selepas itu kedua-duanya pergi ke bilik mandi dan selepas itu, jam 3.00 pagi, Awe keluar dari bilik Arra. Itulah pengalaman pertama dalam melihat sendiri artis Malaysia melakukan hubungan seks sesama mereka. Kawan saya sehingga ini masih menyimpan video tersebut sebagai satu kenangan...Nyah main dgn jantan IndiaSunday, January 03, 2010 1:59 AMAku kenal dengan mamat india ni melalui internet ni gak la..nama dia James kalau tak silap aku...ini lah kali pertama aku kenal dengan mamat india ni...Setelah beremail beberapa kali dan call aku banyak kali gak...dia ni tinggal kat Pahang..so dipendek kan cite...dia ajak jumpa...aku set aje...dia kata dia ada kursus kat KL ni...dia akan overnite kat Bussiness Inn Hotel...so dekat aje dengan tempat aku tinggal.Seperti yang dijanjikan...dia soh aku datang kat bilik dia nombor dah lupa...Aku ni kali pertama nak main dengan mamat india...lagi pun dia kata...ini la kali pertama dia main dengan lelaki lembut cam aku ni...so aku bawak la kawan untuk menyedapkan hati aku ni..aku takut gak..kot kot dia ni cam mamat estet aje..lepas aje aku parked kete aku kat depan hotel tu...aku dengan kawan aku pun naik la hotel tu...malu gak..sebab maklum la...reception kat depan tu pandang semacam aje...aku ni biasa la..dreesing lelaki aje...sampai aje kat bilik dia...aku bell dia...terbuka aje pintu...aku setengah pengsan dengan kawan aku tu..sebab mamat ni bukan mamat estet...jangan tak caya...muka dia cam Anil Kapoor...tak caya sudah...bini kau nama bedah..kawin di Mekah..tetek dia beso sebelah..hehehehhee....Dia pelawa aku masuk...so hajat hati tak nak introduce diri masa awal..sebab takut gak tak hensem....so aku nak pass kat kawan aku aje...tapi bila cam Anil Kapoor tu...tak jadi la nak nyamar...so kawan aku lak...aku tengok dah lain macam...planning asal nak kasi kat dia..tapi tak leh jadi..aku over shadow dia...aku kenal kan diri aku...so...we all sembang jab..aku dah kasi signal kat member aku tu..soh dia turun la..tunggu kat mana mana...dia paham...we all sambung cite..macam macam cite la...oppppsss..mamat ni dah kawin dah...ada anak 2...tak kisah la kata hati aku...janji aku boleh atasi prestasi wife dia..sambil sembang tu.....tangan aku merayap gak..aku tahu..jantan ni kalau kita tak mula kan dulu..sah sah dia tak nak nyer...malu la konon..piraaahhhhh..tapi bila dah mula kang..naik biru kita di buatnya...dah paham sangat dahhhhhhh...AKu lak offer dia untuk massage..maklum ler dia naik bas..penat...so aku soh dia buka baju...dia ikut aje...aku soh dia pakai towel...dia ikut gak...aku ni pakar gak la dalam urut mengurut ni..sebab aku ni anak tukang urut...dia kata aku pandai urut..ye la tu...nak bodek la tu...sambil urut aku sembang la dengan dia...dia kata dia tak pernah puas dengan wife dia..sebab wife dia orang kampung yang tak pandai main...tak suka blowjob dia punya..kayu..ye la tu..banyak la kau punye cite...macam macam kau kondem wife kau..tapi dalam masa aku urut tu..aku sniff gak dia..kot kot ada bau badan...sah sah..confirm..cop sirim dia ni pembersih...aku rasa lega sikit...tak nak la aku bau kari ka minyak lenge ke...sampai aje jari jari aku ni kat pinggang dia..aku tarik sikit demi sikit towel tu dari paras pinggang...sampai la dia terbogel..amboiii..terbogel lagi...sebenarnya sengajakan...nak tengok gak bontot kuali ker bontot periuk...so aku rasa dia ni memang bersih punye orang..sebab ada chop sirim gak...heheheee.....aku cari urat sembelit dan urat kentut dia...nasib la tak kentut...kalau kentut mau aku humban dia ikut tingkap tu...tapi aku tengok bontot dia terkemut kemut la sebab sedap sangat dapat urutan berbisa dari anak tukang urut..sengaja aku mainkan jari aku kat pangkal buah dia..aku rasa kematu aje kat situ..keras la batang dia tu...aku urut urut kat pangkal batang dia yang kat lobang bontot dia tu...dia dah berdesih dah...sah sah tegang dan keras batang dia tu...ini urut bukan sebarang urut tau..ini urut untuk carik urat kasi keras dan kuat main...sebab aku ada belajar dari abah aku..aku carik lubang cincin dia dari belakang..abah aku kata lagi senang carik dari belakang...aku rasa buah dia bergerak gerak dan macam ada angin..aku urut buah dia...ada lendir...tak elok untuk jantan macam u all yang suka melancap dan kuat main...bila dah rasa ok sikit...aku soh dia telentang...mak aiiihhhhh....telentang aje dia...mata mak berpinar sekejab nyah..apa tak nya...keras macam besi...berurat...panjang..beso..semua nya kira complete la...bagi seorang jantan macam dia ni...hati aku dah dig dug...aku tengok mata dia..dia senyum aje kat aku...dia ingat aku takut??..alang alang seluk batang..eh eh batang lak..terlatah lak..alang alang seluk pekasam..biar sampai lendir keluar....betui ka mak cakap ni nyah...aaaaaaaaahhhh...tak kisah la nyah...mak pun..eh mak lak...aku pun urut la perut dia...aku rasa banyak angin...berbunyi perut dia sebab angin lari...pas tu aku pegi kat ari ari dia...kat situ angin lagi kuat....tapi tak ribut topan..akak malas dengan adik adik yang tak reti bahsa ni..hehehhee...lagi bertambah la keras batang mamat keling ni...eh eh...aku terperasan...laaaaaa..mamat ni rupanya dari spesis orang islam gak....veryt the clean gitu...sunat nyaaaaaaaaahhhh...mak suka!!!...memang cantik shape dia..kepala tak la kembang semangkuk cam kepala king cobra tu...selari dengan batang dia yang panjang tu...tekan tekan kat pangkal batang dia tu...urut ada isi sikit...nak kasi tang pangkal tu biar tak leh nak lentur lentur..ada la petua dia...sape sape nak berurut dengan mak...kena la sedia kan pengkerasnya..tak mahal...RM225 aje...RM200 tu sebab nak beli baju..nak melaram..heheheee...iisssshhhh...cite cite la..potong steam betul la...sorry nyahhhh....ni kan cite satira...Aku tengok mata dia dah tutup rapat dah bila aku pegang batang dia...berdenyut denyut...aku genggam kuat kuat..fffuuuhhh..memang power giler mamat ni punye...tak ada lembik lembik dah...ya la..kari la pulak..sambil main main kat kepala batang dia tu...tangan aku satu lagi..main kat puting dia...sekejab kiri..sekejab kanan...aku tengok dia macam nak juling dah bila aku buat cam tu...steam giler dia..lepas tu...aku tengok mata dia cam mengharap aku kulum batang dia..aku paham...sikit demi sikit aku main dengan lidah aku kat kepala batang dia...aku tengok kaki dia dah terangkat dah...aku masuk kan batang dia pelan pelan dalam mulut aku..ngeliat manja dia...suara tertahan tahan...apa tak nya..panas suam la kot...lama gak aku berkeadaan begitu..sambil tu lidah aku main main kat kepala batang dia masa terendam kat dalam mulut aku...jari aku terus main kat puting dia...dia angkat kaki dia dalam keadaan lutut di atas...dia kangkang kan kaki dia...aku ni suka tengok orang siok cam nak mampus..aku pun apa lagi...bawak lidah aku kat antara pangkal batang dan lubang bontot dia...sebab clean aku sanggup laa...aku main main kat urat tu..apa lagi..terangkat bontot dia...sambil mengerang sedap...tengah tengah sedap tu...hand phone aku berdering...laaa..sape la pulak kacau ni...tak tau nombor sape...aku angkat...aku dengar kawan aku kat bawah dah marah marah kat aku dah...dia kata..."oooiiii..mau bikin anak ker"...hehehhee.....aku kata "give me 10 minit please"...dia kata..."kalau lambat aku balik naik teksi"..cam mana tuh..??...sape nak jawab??ada idea??...tolong jawab kan...terus aku main mainkan lidah aku kat lubang bontot dia..fuuyyooooooo...lagi terangkat kaki dia..mengerang macam lembu kena sembelih...aku suka tengok mamat tu dalam keadaan cam tu..tak tentu hala..aku tau dia steam giler tu..lagi suka dan lagi kerap aku jolok lidah aku kat lubang bontot dia tu...aku tau sangat...dia memang suka...dan aku tau gak..lelaki memang suka kalau main lidah kat lubang bontot mereka...tak caya bet RM10.00. Dan aku percaya..mamat ni tak lama ni..aku sure memang akan pancut cepat ni...betul tekaan aku...sambil tangan aku goncang/melancap batang kote dia...sambil aku jilat bontot dia...aku rasa dah kembang semacam kote dia tu...macam air dah nak keluar dah..lagi laju aku buat...tau tau dia angkat tinggi bontot dia..sekali dengan kaki dia...crrruuttt..cruuutttt...dia klimak...aku tengok muka dia berkerut tahan sedap..jangan tak caya..air dia sampai kat muka dia..dia terus melancap sendiri...sambil mengerang..aku tau...ini akibat urutan aku kat batang kote dia tadi...urat dah betul...banyak sangat air dia...aku perati aje gelagat dia..tak kuasa mak nyah nak tolong dia lapkan..sendiri sedap sendiri buat la...lepas tu aku tengok dia lentok cam orang lari 3000 km...terdampar lesu...dia tarik nafas dalam dalam..lepas tu dia lepas kan..baru la dia boleh becakap dengan aku..dia kata...aku ni sah sah memang tera dalam bidang urut dan main ni..ye ke ni???....tak penah dia capai klimak cam gini sedap dia...angin dekat buah kote dan perut dah tak ada..memang la sedap bila klimak...jangan korang tak tau...lepas tu..hand set aku bunyi lagi...aku off terus..aku tau kawan aku dah marah dah tu..so aku cakap kat dia..i got to go...dia paham...so dia ambil duit..pas tu dia kasi kat aku..dia kasi aku RM100.00...dia kata ini bukan sebab khidmat sex..tapi khidmat urut aku kat dia..aku paham..dan aku terima aje duit tu....dia kata..lain kali dia akan call aku kalau dia datang KL lagi..so aku pun angguk aje la...aku bega bega sikit rambut dan baju aku..aku pun chiow...puas hati aku bila aku dapat takluk jantan yang kata dia orang tera..boleh tahan sampai 45 minit ke atas la...1 jam la..gebang je tu...dengan mak jangan main nyahhhh...mak tahu di mana kelemahan korang...hehehehhee...jangan cakap beso dan takbur...buruk padah nya...Kisah urut BatinSunday, December 27, 2009 1:56 AMUmur aku 25 tahun. Berikut adalah cerita benar yang berlaku tiga bulan yang lalu: Hari tu hari minggu dan aku boring duduk sorang-sorang kat rumah. Aku sedang menyelak akhbar Star bila ternampak iklan di bahagian Classified. Iklan itu menawarkan urut untuk orang lelaki dan disertakan dengan nombor telefon bimbit. Nama yang dibagi ialah Effa. Jadi saya pun telefonlah nombor itu. Aku biasa kena urut tapi di tempat orang buta di Brickfields. Urut yang diberi bagus tapi tak ada apa-apa khidmat “tambahan”. Aku pun dial dan dia jawab: “Hello.” “Hello. Ni Effa ke?” “Saya.” “Ni pasal iklan tu … pasal urut.” “No problem. Kau tinggal kat mana?” Aku tergamam seketika tapi cepat buat keputusan. Aku bagitau dia alamat aku dan tanya: “Hari ni boleh ke?” Dia kata boleh. Kita pun tetapkan masanya – pukul 3 petang. Aku tanya berapa bayarannya dan dia kata RM50. Harganya tinggi sikit berbanding khidmat orang buta tapi aku kata OK. Perbualan telefon kami agak singkat dan aku tak sempat tanya dengan lebih lanjut tentang servisnya. Masa berlalu dengan lambat. Akhirnya detik 3 petang yang dinantikan pun tiba tapi Effa tak kelihatan lagi. Aku telefon balik nombor dia dan dia kata dia tengah nak datang. 20 minit kemudian dia pun membunyikan loceng rumah teres aku. Aku buka pintu. Effa tu kurus, terbelah di dada dan mempunyai bonet yang agak sedang. Umurnya aku agak dalam lingkungan 30-an. Nak kata cantik tu taklah sangat, tapi bolehlah. Perwatakan dia memang “easy going” dan bermata galak. Malah aku sendiri belum pasti kalau khidmatnya sekadar urut biasa atau lebih daripada itu! “Masuklah” aku silakan. Dia masuk menyandang tag tangan dan tengok sekeliling. “Sorang aje kat rumah?” dia tanya. “Ya,” aku jawab sepatah. “Nak buat disini atau…?” ayatnya tak dihabiskan. “Kat bilik tidur boleh?” aku tanya. Dia senyum sikit dan angguk. Kami pun masuklah ke bilik tidur aku. Bilik aku selalunya selerak sikit dengan CD dan majalah tapi aku sempat menyusun/mengemaskan apa yang boleh sementara menunggu kedatangannya tadi. Aku tercegat aje tak pasti nak buat apa. “Nama siapa?” dia tanya. Oh! Lupa pulak aku cakap. Aku memperkenalkan diri aku dan kami berjabat tangan. “Ada tuala?” dia tanya. Aku angguk dan keluar ke bilik air dan ambil tuala bersih. Bila aku balik ke bilik tidur, aku dapati dia telah buka knapsack dia dan keluarkan kain putih macam cadar dan dibentangkan atas lantai. “Nak minyak atau bedak?” dia tanya. “Aaaa…minyaklah,” jawab aku. “Biasa kena urut?” “Pernah jugak. Tapi selalunya dengan orang buta.” “Ni pertama kali dengan orang celik lah?” dia tanya dengan senyuman. “Ya.” “Selalunya dengan orang celik ni lagi seronok,” katanya dengan senyum melebar. Aku tak pasti apa maksudnya tapi ghairah jugak aku mendengar komennya. “OK … Buka baju, baring,” dia beri arahan. Aku pun menanggalkan baju T aku dan meletakannya kat atas katil. Seluar aku turut dilucutkan. Aku berdiri dengan spender aje. Aku tiba-tiba gementar sikit dan tak tahu samada nak teruskan. Aku mula baring sambil pandang bawah. Effa sibuk mengeluarkan botol minyak (Johnson’s Baby Oil) dari begnya. Aku tak nampak muka dia. Dia menyentyuh spender aku dan kata, “Ni kalau bukak sekali boleh?” “Aaaa…boleh,” aku kata dan tanpa bangun atau menoleh ke belakang mula melondehkan spender aku dengan tangan. “Bukan apa, tak nak terkena minyak nanti,” kata Effa dan menolong aku lucukan terus spender dari badan aku. Tinggallah aku telanjang terus. Batang aku dah separuh keras dan terhimpit bawah perut aku, tapi dia tak nampak. Tuala aku diletakkannya di tepi badan aku dan bukannya untuk menutup aku. Kipas angin berputar malas. Dia mula mengurut bahagian belakang aku dengan minyak. Sesekali dia tanya kalau saya rasa OK dan saya sekadar kata “Ya.” Teknik urutnya tak banyak beza dari tukang urut buta yang biasa melainkan dia tak tekan kuat sangat. Tapi dia memang pandai urut. Lepas dia urut belakang dia mula urut bontot aku, mula-mula belah kanan lepas tu belah kiri. Rasanya sedap dan aku mula relaks dan enjoy. Dia tak cakap banyak dan aku pun terdiam. Dia mencapai tuala dan lapkan belakang dan bontot aku yang berminyak dan mula urut kaki pula. Dia menjarakkan lagi kaki aku sampai aku terkangkang sikit. Bila tangannya bergerak ke peha aku sesekali aku rasa jarinya yang berminyak itu terkena telur aku. Nikmatnya! “Macamana OK?” dia tanya dan aku cakap semuanya OK! Kemudian kaki aku yang berselaput minyak dilapnya dengan tuala. “Pusing ke depan” dia kata. Alamak! Ni yang aku rasa malu sikit. Batang aku tika ini dan hampir keras sepenuhnya akibat urutannya tadi. Aku mula-mula tak bergerak. Effa meletakkan tangannya atas bontot aku dan kata, “Janganlah malu.” Nada suara dia kini agak seksi berbanding dulu – atau adakah sekadar imaginasi aku aje yang liar?? Aku pun mula toleh ke depan. Batang aku terpacak dan herot sikit ke kiri. Aku nampak muka Effa. Effa pandang seluruh tubuh aku yang terdedah tapi dia tak kata apa-apa. Dia mula urut tapak kaki aku. Aku tak nampak sangat muka dia sebab dia tunduk sambil buat kerja dia. Tapi sesekali dia pandang jugak ke atas. Dia senyum bila mata kami bertemu dan aku dapat perasan yang matanya jugak menjenguk ke arah batangku yang semakin keras. Dia urut betis dan kemdian peha. Bila sampai bahagian peha tangannya sesekali tersentuh telur aku dan ini melonjakkan lagi konek aku. Dia tak tunjukkan sebarang reaksi. Dia mula lap kaki aku dengan tuala. Kemudian dia urut perut pulak. Perut sampai ke pangkal zakar. Dia mengurut sekali bulu zakar tapi tak menyentuh batang aku. Tapi matanya tertumpu ke mata konek aku yang mula menitiskan air mazi! Kali ni aku tak malu sangat, malah bangga yang aku dapat pamerkan konek aku yang sebesar 7 inci itu. Effa capai tuala dan lap perut aku. Kemudian dia kata, “Dah menangis dah” dan lap konek aku sampai kering dari air mazi. Konek aku terasa panas sikit sebab tuala tu agak kasar. Dia duduk atas peha aku. Dia memakai seluar “track” dan kemeja T warna hitam. Batang aku yang tegak itu betul-betul di depannya. Dia memercikkan minyak dari botol plastik itu terus ke dada aku dan mula urut. Cara urut dia lain sikit – lebih lembut dan perlahan. Jarinya bermain-main di dada aku dan mula meramas puting aku sampai tegak. Dia terus meramas dan bermain dengan puting aku. Aku mula mengerang keseronokan. Aku pandang terus ke muka dia yang serius. Dia faham apa yang aku mahu. Effa menuding ke arah batang aku dan kata,”Ni nak sekali?” Aku angguk dan. Dia pegang dan mula mengurut batang aku – bermula dengan pangkal sampailah kepala. Pergerakan pada mula agak perlahan tapi bertambah deras dan konek aku stim sampai ke tahap yang paling keras. Tangannya yang berminyak itu terus bermain sementara tangannya yang lain meramas telur aku dan celah antara telur dan lubang dubur aku. Dia genggam dan ramas konek aku dan peha aku terlonjak-lonjak naik macam aku ni tengah fµ¢k tangan dia. Bunyi di bilik hanya kitaran kipas, suara aku yang mengerang perlahan dan bunyi geselan antara konek dan tangannya yang diselaputi minyak. Aku capai tangannya yang lagi satu dan halakan ke puting dada. Dia mula mencuit sambil melancap aku. Aku mula raba bonjolan dadanya. Dia ternyata tengah stim. “Akak bukak sekalilah” aku tanya tapi dia kata, “Tak payah. susah nanti nak pakai2 balik” Aku cuba keluarkan tetek dia dari dalam bajunya tapi dia menolak tangan aku. Kemudian: “Nak ni sekali ke?” dia tanya sambil menunjuk ke arah mulutnya. Aku terkejut. Sambungnya “Aku don’t mind!” Selepas aku setuju dia mengambil tuala dan lapkan konek dan telur aku sampai bersih dari minyak. Geseran tuala tu agak kasar dan stim aku lentur sedikit sampai terbaring kat peha aku. Effa lapkan tangannya dengan tuala yang sama. Dia kemudian angkat konek aku yang terbaring itu dengan jari manisnya. “Kau ni besar,” katanya. Dia dekatkan kepala konek itu kepada bibirnya. Dia cium, jelirkan lidah dan mula menjilat kepada konek aku sampai benda tu tegak semula. Dia masukkan batang aku ke dalam mulutnya, sikit demi sikit sambil lidahnya terus menjilat. Dia tak pandang muka aku dan nampak tekun dengan tugasnya. Dia memang pandai mengulum – dia tak menggunakan giginya seperti sesetengah orang lain dan seluruh konek aku dimasukkan ke mulut dia dengan mudah dan selesa sampai menusuk ke rongga tekaknya. Nikmatnya tak terasa! Dia mula menggerakkan kepalanya sambil menjilat dan mengulum batang aku. Sambil itu tangannya meramas telur aku. Aku rasa memang nak pancut kat situ jugak tapi dia bijak mengawal pergerakannya. Bila nafas aku makin kencang dia akan berhenti mengulum dan mula jilat telur aku sampai aku reda sikit dan kemudian barulah memasukkan kembali zakar aku yang sekarang merah dan berkilat akibat dihisap dengan begitu tekun sekali. Ini berterusan lebih kurang 15 minit dan akhirnya aku tak dapat tahan lagi. “kak, nak pancutlah” aku kata. Dia henti mengulum dan senyum, “Tak sabar-sabar ke?” Aku jawab, “Dah tak tahan lagi”. Dia pun capai kembali botol minyak tadi. Dia percikkan minyak ke tapak tangannya dan mula melancap aku. Sambil itu dia baring kat tepi aku dan mula menghisap, menggigit dan menjilat kedua puting aku. Gandingan antara tangannya yang melancap dan mulutnya yang menghisap terlalu seronok untuk diperkatakan. Aku tak boleh tahan lagi. Aku kata, “Nak pancut…nak pancut..” dan kemudian tibalah aku ke puncak syahwat. Air mani aku memancut keluar macam riben putih, sampai tiga empat kali. Mani aku melayang dan terkena kat dada dan perut aku dan lantai sekali. Effa masih lagi meramas konek aku yang semakin reda. Kami terbaring macam tu untuk beberapa minit. Tangannya yang melekit masih di atas konek aku yang lembik. Kami kemudian bangun. Aku tengok jam dan perasan nak hampir pukul 5. Azan asar berkumandang dari surau. Effa lapkan peluh dan mani dan minyak dari tubuh aku. Aku pun memakai tuala itu di keliling pinggang aku dan mencapai dompet aku. Aku hulurkan duit RM50. Aku kemudian berjalan bersamanya keluar bilik. Bila sampai di ruang tamu dia kata, “Kalau ada masa telefonlah lagi” dan saya kata OK. Sambungnya, “Lepas ni akak takkan charge lagi. Free.” Sambil itu tangannya dengan mesra sekali menyelak ke dalam tuala aku dan meraba-raba konek dan telur aku. Dia senyum dan aku turut senyum. Aku rasa gembira sangat kerana tahu yang kami akan berjumpa semula.Cerita Panas: Puteri Intan KameliaSunday, December 27, 2009 1:41 AMSelama lebih tiga tahun aku berkahwin, perasaan bersalah sering menghantui diriku. Kegagalan diriku menjadi lelaki sejati bagaikan belati tajam menyiat-nyiat perasaanku. Emosiku menjadi tidak stabil memikirkan perkara ini. Kadang-kadang aku mengelamun seorang diri memikirkan cara mengatasi masalah yang aku hadapi. Sehingga kini segala-galanya kelihatan gelap, tiada walaupun setitik cahaya yang memberi harapan kepadaku. Puteri Intan Kamilia, itulah nama isteriku. Isteriku memang terkenal dengan kecantikannya. Dengan kulit putih kemerah-merahan, dia akan menaikkan nafsu lelaki dengan mudah sekali. Isteriku berkerja sebagai seorang pensyarah di sebuah institut perguruan di sebuah bandar yang sederhana besar. Pakaian hariannya ke tempat kerja adalah kebaya ketat. Aku tahu ramai pensyarah lelaki di institut itu mengidamkan tubuh isteriku. Kata orang aku adalah seorang lelaki yang amat bertuah. Pastinya keluargaku bahagia kerana aku dan isteriku merupakan pasangan yang cukup ideal. Aku seorang lelaki kacak bekerja sebagai peguam di sebuah firma guaman yang terkenal. Tetapi orang tidak tahu bahawa ada gelora kecil dalam kehidupan kami. Sudah dua tahun aku berkahwin tapi belum mempunyai anak. Aku yang berumur 29 tahun dan isteriku yang berusia 27 tahun memang kelihatan bahagia di luarnya tetapi tidak siapa tahu bahawa ada masalah dalam hubungan kami, maksudku hubungan kelamin. Punca masalah hubungan kami ialah kerana alat sulitku hanya berukuran 4 inci dan aku tidak boleh bertahan lama. Aku mampu bertahan 5 hingga 6 minit sahaja dan maniku akan terpancut keluar. Dalam istilah perubatan keadaanku boleh dikategorikan sebagai premature ajaculation. Setiap kali bersama dengan isterku, aku dapat melihat kekecewaan dalam dirinya. Lama kelamaan timbul rasa bersalah kerana tidak dapat memuaskan isteri sendiri. Isteriku memang tidak pernah mengeluh tetapi aku dapat memahami perasaan kecewanya itu. "Abang dah gila ke?" Itulah kata-kata isteriku setiap kali aku memberitahu fantasiku kepadanya. Aku tahu fantasiku bukanlah sesuatu yang normal. Fantasiku ialah untuk melihat isteriku melakukan hubungan seks dengan lelaki lain yang mempunyai senjata sulit yang lebih besar dariku. Aku ingin melihat isteriku mendapat kepuasan hubungan lelaki perempuan. Kepuasan yang tak pernah dikecapinya sejak berkahwin denganku. Fantasiku ini bukanlah sesuatu yang luar biasa jika di dunia barat. Di sana terdapat golongan suami yang merelakan isteri mereka melakukan hubungan seks dengan sesiapa sahaja. Puncanya kerana mereka mempunyai alat sulit yang kecil dan pendek, seperti diriku. Keadaan ini mungkin sesuatu yang taboo di dunia sebelah timur. Di tempat kerja isteriku ada seorang pensyarah lelaki yang aku minati. Aku berangan-angan agar dia dapat memenuhi keinginan fantasiku dan menjadi teman seks isteriku. Mr. Ranjit Singh seusia denganku dan telah beristeri dan mempunyai seorang anak kecil. Orangnya kacak, berkulit cerah dan bertubuh tinggi lampai. Dia digelar benggali modern kerana tidak memakai serban dan tidak berjanggut. Kawan-kawanku menceritakan bahawa lelaki benggali mempunyai alat kelamin yang besar dan panjang. Justeru itu aku berharap dia dapat memberi kepuasan maksima kepada isteriku. Dan lagi Ranjit memang kenal rapat dan baik dengan isteriku kerana mengajar mata pelajaran yang sama di institut perguruan tersebut. Suatu malam ketika sedang bersenggama dengan isteriku, aku mula memasang perangkap. Aku memancing isteriku untuk berfantasi mengadakan hubungan seks dengan lelaki lain yang handal. "Sayang, cuba you bayangkan yang tengah henjut you ni adalah Ranjit," kataku sambil menghenjut isteriku sekuat hati. "Mmmm.. Ranjit, fµ¢k me harder. I want your big and uncut cock," balas isterku sambil memejam mata. Aku terkejut. Selama ini bukan main susah lagi jika aku mengajak berfantasi begitu. Aku mula mengesyaki bahawa isteriku mempunyai perasaan terhadap Ranjit. Anehnya dia berkhayal diteroka oleh zakar yang tak bersunat. Lalu kepala otakku mula merancang untuk menjadikan fantasiku ini sebuah realiti. Perkara pertama yang kulakukan ialah menghubungi Mr. Ranjit. "Ranjit, apa pandangan you pada Intan, isteriku?" Aku memulakan perbualan. Ranjit kulihat resah kerana soalanku itu. Mungkin dia tidak menduga mendengar pertanyaan seperti itu. Manakan tidak seorang suami menanyakan pendapat lelaki lain terhadap isterinya sendiri. "I think she is a great woman," jawabnya sedikit ragu-ragu. "Kalau I katakan yang I mahu you melakukan hubungan seks dengan dia, you mahu?” Ranjit terkejut dengan soalanku itu.Tetapi perlahan-lahan dia mengangguk. Mengikut Ranjit dia memang berangan-angan ingin melakukan seks dengan wanita melayu. Mengikut Ranjit wanita melayu hangat di ranjang. Dia memang geram dengan Intan yang cantik dan seksi. “Satu soalan I nak tanya you.” “Okey, apa dia.” “You bersunat atau tidak?” “Kenapa you tanya I macam tu.” Ranjit sedikit ragu-ragu. “Intan ingin merasa penis tak bersunat,” aku sengaja berbohong. “Ya, I memang tak bersunat.” Jawab Ranjit tersenyum. Aku tersenyum melihat Ranjit sudah bersetuju. Kami berbincang bagaimana mahu membuat isteriku rela melakukan hubungan seks dengannya. Ranjit mencadangkan supaya kami mengunakan ubat perangsang tetapi aku tidak bersetuju. Ini kerana aku mahu isteriku sendiri yang rela melakukannya, bukan kerana pengaruh ubat-ubatan. Akhirnya kami bersetuju supaya Ranjit cuba menggoda isteriku ketika aku mengajaknya makan malam dirumahku. Pada hari yang dirancangkan aku sengaja menyuruh isteriku memakai pakaian yang agak seksi pada malam itu dan melarangnya memakai tudung pada malam itu. Isteriku akhirnya memilih untuk mengenakan baju blouse dan skirts panjang.Tepat pukul lapan malam Ranjit tiba di rumahku dengan membawa sejambak bunga untuk isteriku. Isteriku tersipu-sipu menerima bunga itu dihadapanku. Kami makan bersam-sama sambil bersembang tanpa isteriku menyedari rancangan kami berdua. Setelah selasai menikmati makanan, kami bertiga duduk diruang tamu sambil berbual kosong. Aku sudah tidak tahan lagi. Aku ingin melihat fantasiku berlaku sekarang. Lalu aku memberi isyarat kepada Ranjit untuk memulakanya. Ranjit perlahan-lahan bangun dan duduk di sebelah isteriku di sofa panjang. "Ranjit, apa yang you nak buat ni?" soal isteriku sedikit terkejut. "I inginkan you, Intan. I nak kita bersatu malam ni. I akan puaskan you, I tahu yang husband you tak mampu.” Kata-kata Ranjit membuat isteriku terkejut. Isteriku mula menyedari bahawa ini rancangan kami berdua. Dengan muka yang marah isteriku memandang ke arahku. "Sampai hati abang buat Intan macam ni, kalau ini yang abang mahukan baiklah tapi abang jangan menyesal. Intan akan layan Ranjit lebih dari Intan layan abang selama ini. Abang tengok lah puas-puas..." Selepas berkata demikian, isteriku bergerak rapat ke arah Ranjit yang menunggu isteriku dari tadi. Selepas itu mereka berpeluk lalu bercium mulut dengan romantis sekali. Isteriku langsung tidak menghiraukan aku di hadapannya. Dia benar-benar mahu membalas dendam. "Ranjit, malam ni I nak panggil you abang.You puaskan I tau.." isteriku bersuara. Ranjit mengangguk sambil tersenyum. Dia memandang kepadaku seolah-olah meminta restuku. Aku mengangguk memberi keizinan. Sememangnya ini yang aku mahu. "Abang Ranjit, cepat la buka baju...I nak tengok you punya penis.." rengek isteriku lagi. Perlahan-lahan Ranjit menanggalkan pakaiannya. Lalu tersembulah penis benggali yang tidak bersunat sepanjang 9 inci. Isteriku terkejut melihat penis Ranjit itu. Selama ini dia hanya melihat penisku yang berukuran 4 inci saja. "Abang, besarnya penis you. Penis you yang tak potong ni sungguh cute. Tak macam husband I yang tak guna tu. Kecik, macam butuh budak-budak." Ranjit terus menerkam isteriku apabila mendengar isteriku berkata demikian. Sambil bercium, Ranjit menanggalkan pakaian isteriku satu persatu. Isteriku denga sengaja mencampakkan pakaiannya itu kepada aku yang sedang melihat aski mereka di sofa. "Awak tengok puas-puas macam mana lelaki sejati puaskan isteri awak," kata isteriku meghinaku ketika mencampakkan baju tersebut. Perasaan dendam dan marahnya masih membara. Mereka berdua sudah berbogel di hadapan ku. Sungguh indah pandangannya. Isteriku bercium dengan Ranjit sepuas-puas hati. Sambil itu aku melihat tangan isteriku mengosok-gosok senjata Ranjit yang amat besar itu. "Mmmmm...so big abang, Intan tak sabar-sabar nak rasa penis you yang besar dan panjang ni.." Aku dan Intan memberi tumpuan kepada zakar Ranjit. Aku akui butuh lelaki benggali itu sungguh besar dan panjang. Terpacak garang bagaikan tiang bendera. Batang pelir berurat itu berwarna hitam kemerahan dan tentunya tak bersunat. Kelihatan kulit kulup masih membungkus kepalanya yang kelihatan membengkak. Hanya bahagian lubang kencing saja yang kelihatan terbuka. Isteriku tanpa malu-malu, malah seperti menunjuk-nunjuk langsung memegang dan meramas batang besar tersebut. Sedikit membongkok Intan merapatkan wajah berserinya mencium kepala kulup Ranjit. Kemudian lidahnya dijulur keluar dan bahagian hujung yang terbuka itu dijilatnya penuh nafsu. Aku bagaikan tak percaya apa yang aku lihat. “Abang I suka penis you yang tak bersunat. Very cute, tak macam penis suami I yang hodoh tu.” Zakar kehitaman yang berkulup kepunyaan Ranjit isteriku cium dan jilat penuh ghairah. Selama ini dia tidak pernah menjilat kemaluanku. Mungkin kerana zakarku pendek dan kecil jadi isteriku kurang bernafsu melihatnya. Tindakan spontan Intan itu membuat aku berghairah. Aku juga terangsang. Intan bertindak lebih jauh. Batang pelir lelaki benggali itu terus dijilat. Mula-mula kepala yang masih berbungkus itu di jilat dari hujung, batang hingga ke telur yang hitam berkedut-kedut. Mungkin kurang puas maka dengan tangan lembutya diloceh kepala hitam tersebut. Kulit kulup di tolak ke belakang hingga kepala bulat lembab hitam berkilat terbuka. Kulit kulup itu Intan tolak dan disangkutnya di bahagian takok kepala. Pandai pula Intan melayan batang pelir Ranjit itu, padahal selama ini dia belum pernah menikmati zakar tak berkhatan. Sekarang kepala yang terdedah itu dicium dan disedut penuh selera. “I suku bau penis abang. Aromanya sungguh sedap. I suka bau penis tak bersunat. Ada bau lelaki sejati. Penis suami I bau peluh, bangas.” Isteriku mengomel sendirian. Inilah zakar lelaki sejati, kata Intan. Zakar jantan sejati mesti mempunyai kulup yang boleh disingkap dan memperlihatkan kepala licin yang memekar. Kepala licin lembab yang menerbitkan aroma seksi. Aroma yang membangkitkan nafsu. Kata Intan di situ ada hormon feromon yang boleh merangsang nafsu wanita. Intan amat berselera dengan batang Ranjit yang besar panjang itu. Kepala penis Ranjit makin membengkak dan mengembang. Isteriku melurut dengan gerakan melancap. Aku dapat melihat dengan jelas kepala hitam kemerahan itu terbuka dan tertutup kulup. Intan berulang kali menempelkan hujung hidungnya dan menghidu aroma kepala zakar Ranjit yang lembab. Baunya intan sedut dalam-dalam dengan ghairah. Memang Intan sengaja menunjuk-nunjukkan kepadaku suaminya. Batang lelaki benggali itu Intan jilat, kulum dan dinyonyotnya. Ranjit mengeliat kesedapan bila bibir mungil warna merah itu melingkari batangnya yang hitam kemerahan. Aku yang melihat pun membuatkan zakarku mengeras di dalam celana. Alangkah bertuahnya kalau batang pelirku yang dihisap dan dikulum seperti itu. Tapi malangnya Intan tak berghairah mengisap zakarku bila aku bersamanya. “Intan, you pandai hisap. Isteri I tak pandai macam you.” Intan menghisap kepala kemaluan Ranjit dengan penuh nafsu. Terlihat lidah Intan bermain-main di sekitar kepala zakar Ranjit. Lidah Intan yang kasar dan basah itu menari-nari di kepala licin. Kepala zakar yang licin berkilat itu menjadi sasaran belaian mulut Intan. Bibir Intan yang merah basah itu mengucup penuh mesra kepala hitam kemerahan milik Ranjit. Kembung kedua pipi Intan bila kepala bulat itu menjunam ke dalam mulutnya. Intan bagaikan lupa diri melayan nafsu ghairahnya. “Ahh... Ranjit, mari kita ke bilik supaya lebih selesa.” Terdengar suara isteriku mengajak rakan sejawatnya itu. Ranjit menurut saja ajakan Intan. Mereka berdua bangun berdiri sambil berpelukan. Kedua insan yang berbogel itu melangkah setapak demi setapak menuju ke bilik tidur kami. Ranjit memaut leher isteriku sambil mecium rambut Intan yang hitam berkilat. Tangan kiri Intan masih terus kukuh meramas batang Ranjit yang masih terpacak dengan gagahnya. Rasanya seperti Intan takut batang pelir benggali itu hilang dari pandangannya. Sekali sekala Intan melancap zakat Ranjit supaya batang benggali itu sentiasa keras. Aku mengikut saja dari belakang masuk ke kamar tidurku. Intan menarik Ranjit ke katil dan kedua-duanya terbaring di atas tilam empuk yang biasanya menjadi tempat aku dan Intan berasmara. Kali ini Ranjit menggantikan perananku. Ranjit tidur telentang dan jelas kelihatan batang zakarnya terpacak bagaikan tiang bendera. Ranjit seperti tidak sabar-sabar ingin menikmati wanita melayu seperti yang diceritakan kepadaku bila aku membuat tawaran tempoh hari. Intan meneruskan hisapan dan kulumannya ke atas torpedo Ranjit membuatkan Ranjit mengerang menahan kegelian. Bila Intan berleka-leka memainkan hujung lidahnya di hujung pelirnya, badan Ranjit tersentap-sentap bagaikan terkena aliran elektrik. Akhirnya Intan mencelapak ke atas badan Ranjit. Dengan kedudukan Intan yang sedikit menonggeng semasa mengulum dan menghisap batang zakarya, Ranjit bertindak mengorek-ngorek lubang pantat isteriku dengan jari tengahnya. Tak lama selepas itu dia menyusup ke bawah badan Intan dan menjadikan kedudukan mereka dalam posisi 69. Ranjit merenung bahagian bawah tubuh isteriku. Sepasang paha yang indah. Dan di antara pangkal pahanya jelas kelihatan tundun Intan yang membengkak dan dihiasi bulu-bulu hitam yang dijaga rapi. Amat kontras bulu-bulu hitam dengan kulit tundun yang putih gebu. Bahagian bawah dari bulu-bulu hitam itu terlihat segaris belahan yang memanjang ke bawah. Kiri kanan belahan itu terlihat sepasang bibir tebal yang membengkak. Bibir-bibir tersebut masih tertutup rapat. Ranjit amat arif yang vagina isteriku yang cantik ini jarang-jarang terusik. Ranjit menjadi geram dengan kemaluan Intan yang cantik dan indah ini. Ranjit mulai menjilat paha Intan yang putih nan mulus, makin lama makin ke atas hingga liang vagina Intan terjilat oleh lidahnya yang agak kasar permukaannya. Bila mukanya telah berada di belahan paha intan maka aroma vagina Intan menerpa ke lubang hidungnya. Ranjit terpukau dengan aroma kemaluan Intan yang segar. Sepantas itu dia membenamkan batang hidungnya ke lurah Intan yang mula basah. Puas di lurah, Ranjit melabuhkan hidungnya pada daging kecil warna merah. Aroma kelentit Intan disedut sepuas-puasnya. Batang pelirnya makin bertambah keras. “Sedap bau vagina you, I suka.” Intan memejamkan matanya dan mengeliat sakan bila lurah dan kelentitnya dikerjakan oleh Ranjit. Lurahnya yang merah itu kelihatan berkilat-kilat bila makin banyak cairan nikmatnya keluar. Ranjit dengan rakusnya menghirup cairan berlendir yang keluar dari lubang burit Intan. Intan makin terbawa arus kenikmatan apabila lidah Ranjit menemukan biji kelentitnya dan disedut-sedut bernafsu. Bila saja lidah Ranjit yang kasar berlegar-legar melingkari punat kecil itu maka badan Intan terlonjak-lonjak kegelian dan nikmat. "Ahh.. aahh.. ,” Intan mula meracau histeria. Setelah hampir 10 minit lamanya vaginanya disedut oleh Ranjit, Intan tak mampu lagi bertahan. Geli bercampur nikmat berganda-ganda menjalar di setiap urat saraf tubuhnya. Kepala Ranjit yang ada di celah kelangkangnya diramas. Rambut Ranjit Intan tarik-tarik dan menyembur keluar dari vaginanya cairan berlendir hangat dengan banyaknya. Cairan hangat berlendir itu langsung dijilat dan ditelan habis oleh Ranjit hingga tidak bersisa. Nikmat rasanya di lidah Ranjit. Intan dan Ranjit sama-sama menikmati kegelian dan kesedapan. Intan dengan batang pelir berkulup sementara Ranjit melahap kelentit Intan yang sederhana besar. Kelentit isteriku yang menonjol itu memudahkan Ranjit membelai dengan lidahnya. Tubuh Intan makin lemas setelah cairan yang keluar dari vaginanya bagaikan empangan pecah. Hal ini berbeza dengan Ranjit yang makin bertambah ganas. Aroma vagina Intan yang bertambah kuat bersama keluarnya cairan hangat dari lubuk vagina Intan membuat Ranjit bertambah buas. Naluri penjantannya meningkat. Ranjit kelihatan seperti tidak sabar ingin membenamkan senjata besarnya ke dalam lubuk Intan yang sempit. Layanan Ranjit yang kelihatan brutal dan ganas itu amat disukai Intan. Mungkin Ranjit jarang dilayan perempuan melayu yang cantik bergetah maka dia menjadi buas dan penuh nafsu. Hanya beberapa minit saja kelihatan badan Intan mengejang dan kemudian mengendur. Aku pasti Intan telah mengalami orgasmenya. Ranjit masih meneruskan tindakannya di kemaluan Intan yang bertundun tinggi dan berbibir tebal itu. Bibir dalam warna merah yang dua keping itu digigit-gigit geram oleh Ranjit. Hanya seketika saja nafsu Intan kembali bangkit. Setelah puas melepaskan geramnya kepada batang benggali itu Intan baring telentang menunggu serangan terakhir Ranjit. Seperti faham kemahuan isteriku, Ranjit bangun dan berlutut di celah kelangkang Intan. Intan sudah bersiap sedia menerima tindakan susulan dari batang pelir besar dan panjang. Intan yang terlalu ghairah tidak berlengah lagi terus mengangkang seluas-luasnya untuk memberi ruang paling selesa kepada kepala butuh mencari sasaran. Lubang burit Intan yang lencun berlendir campuran cairan pelincirnya dan lior Ranjit terkemut-kemut seperti meminta disegerakan permainan. Ranjit tidak segera menjunamkan kepala cendawannya itu sebaliknya menekan-nekan kepala tajinya yang berkilat ke biji kelentit isteriku. Intan hanya mampu mengerang menikmatinya. “I dah tak tahan. fµ¢k me Ranjit.” Intan bersuara sambil menarik-narik badan Ranjit. “Do you really want me?” Ranjit pura-pura bertanya. “I am ready. I am yours now.” Jawab Intan mesra dan penuh ghairah. Seperti pengemis cinta Intan meminta-meminta dan memadang ke arah Ranjit dan juga butuhnya dengan mata yang semakin layu tetapi penuh nafsu dan ghairah. Badan Ranjit ditarik-tariknya. Kasihan mendengar rayuan mama, Ranjit pun mengangkat dan mengangkangkan kedua-dua kaki Intan sehingga lutut-lutut dan bahu Intan hampir bersentuhan. Intan sudah pasrah dan menunggu junaman batang kemaluan Ranjit yang sebentar lagi akan merodok dengan ganas. Intan tak henti-henti memandang butuh Ranjit yang sedang menuju ke arah kemaluannya yang sudah dilimpahi oleh air pelincir yang banyak. Ranjit memegang batang pelirnya dan melurut-lurut kulupnya supaya bertambah keras. Kepala bulat hitam kemerahan itu diacukan ke arah bibir burit Intan yang merekah basah. Kepala kulupnya ditempelkan ke alur lurah burit Intan yang telah banjir. Jantungku berdegup kencang bila kepala bulat besar itu mula menyelam sedikit demi sedikit. Lubang sempit Intan akan diterobos batang benggali yang besar. “Pelan-pelan Ranjit. Penis you besar, penis husband I kecik saja.” Aku tersentak. Sampai hati Intan menghina zakarku bila dia mendapat butuh besar kepunyaan lelaki benggali itu. Apa dayaku, aku hanya menunggu saja tindakan Ranjit. Pada saat dan ketika ini aku hanya mampu melihat kelanjutannya saja. Pelan-pelan Ranjit menekan kepala besarnya itu dan tiba-tiba kepala Intan terangkat sedikit diikuti oleh punggungnya juga terangkat. "Auu.. aahh.. mmmmmm." Aku yang duduk di kerusi mendengar jeritan dan lolongan dari mulut Intan apabila kepala yang ditutupi kulup telah masuk separuh ke dalam lubang kemaluannya. Bibir vagina Intan seperti tertolak ke dalam bila kepala besar itu mula menyelam. Kontras sekali warna pelir Ranjit dengan warna burit Intan. Batang bulat hitam berurat terbenam dalam lubang merah di celah paha Intan yang putih mulus. Mata Intan terbeliak menerima batang hitam tak bersunat lelaki keturunan singh tersebut. Dan seterusnya menujah terus ke pangkal rahim Intan. Burit Intan mengepit kuat batang Ranjit. Terlihat isi bahagian dalam burit Intan seperti tertarik keluar tiap kali Ranjit menarik keluar batangnya. Sungguh kuat cengkaman dinding kemaluan Intan. Aku dapat melihat yang Intan sedang menikmati sepuas-puasnya batang Ranjit yang panjang dan besar itu. Intan akan menjerit penuh nikmat tiap kali Ranjit menarik dan menolak batangnya. Lolongan miang ini tidak kedengaran waktu batang kepunyaanku keluar masuk dalam burit Intan bila sekali sekala kami bersama. “Sedap Ranjit, sedap. Penis you sungguh hebat.” Hanya beberapa minit saja aku lihat Intan sekali lagi sedang klimaks. Kali ini Intan klimaks dengan lama sekali. Mungkin Intan benar-benar puas bila batang besar panjang benggali itu menggaru-garu dinding lubang farajnya. Aku tertunduk malu kerana selama sekian lama aku tak mampu membuat Intan klimaks. Aku suami tak berguna kerana tidak berupaya memberi kepuasan kepada isteri sendiri. Begitu cepat Intan klimaks, begitu juga pantasnya dia pulih dan berghairah semula. Selepas beberapa saat badanya melemah, Intan akan kembali memberi reaksi terhadap tujahan Ranjit. Gerakan badannya yang meliuk-lintuk merangsang Ranjit. Kata orang kulit kulup yang berlipat-lipat di bahagian takuk kepala pelir lebih memberi nikmat kepada wanita berbanding zakar yang bersunat. Mungkin ada kebenarannya kerana Intan mengerang sakan tiap kali Ranjit mendorong dan menarik batang pelirnya. "fµ¢k me harder and faster.. Please.. faster. I like your big and uncut cock." Intan seperti meracau, meminta dengan suara erangan yang memberahikan. Aku merindui suara erangan seperti ini tapi aku tidak mampu melakukannya. Ranjit meneruskan aksinya. Aku dapat melihat dengan jelas batang hitam keluar masuk dalam lurah Intan yang berwarna merah muda. Kontras sekali kulit Ranjit yang gelap dengan kulit Intan yang putih. Aku lihat seperti gagak sedang bertenggek di atas bangau. Batang hitam tersebut terlihat berlendiran dan di selaputi buih putih. Tedengar bunyi crot, crot bila Ranjit melajukan tikamannya. Bulu-bulu dipangkal kemaluan Ranjit mengusap-usap bibir kemaluan Intan yang lembut. Intan melonjak-lonjak punggungnya dan mengayak kiri kanan kerana terasa kelazatan. Paha Intan bergetar dan kakinya menendang-nendang udara. Pahanya yang mulus itu rapat ke dada Ranjit yang dihiasi bulu-bulu hitam. Selepas setengah jam aku lihat Ranjit makin melajukan hentakannya. Selama setengah jam jugalah Intan menjerit dan mengerang penuh nikmat. Batang besar dan panjang kepunyaan Ranjit membuat Intan menjerit histeria. Jeritan nikmat ini menyebabkan Ranjit makin ghairah. Dayungan Ranjit makin laju hingga badan Intan bergoyang-goyang. Hingga akhirnya Ranjit merapatkan badannya ke badan isteriku dan ditekan paling kuat dan terdengar Ranjit mengerang kuat. Punggungnya terhantuk-hantuk ke celah paha Intan dan serentak itu juga sekali lagi Intan menjerit sungguh kuat. Dari caranya aku rasa Ranjit sedang memancutkan maninya ke dalam rahim isteriku. Mata Intan terbeliak menerima semburan mani panas kepunyaan Ranjit. “Aahhh... I like your cock. I love your handsome cock, Ranjit.” Intan memuji-muji batang pelir Ranjit yang besar. Badan Ranjit dipeluknya erat seperti tidak ingin melepaskannya. Sepertinya Intan ingin batang besar panjang tersebut terendam selama-lamanya dalam lubang buritnya. Agaknya Intan mau batang Ranjit melekat lama-lama dalam lubang buritnya macam pelir anjing melekat dalam burit anjing betina bila mengawan. Aku memang biasa melihat anjing berasmara, batang pelirnya tetap melekat sampai satu jam selepas anjing jantan turun dari belakang anjing betina. Isteriku itu seperti ingin memerah hingga ke titik mani Ranjit yang terakhir. Tiada lagi gerakan dan suara erangan Intan. Ranjit memeluk erat tubuh Intan. Intan mencium pipi Ranjit dengan mesra dan penuh kasih sayang. Mama mengulum bibir tebal Ranjit yang hitam itu. Kemaluan Ranjit masih terendam dalam kemaluan Intan. Ranjit membiarkan saja senjatanya terendam dalam terowong nikmat isteriku. Intan terlentang lemah dan puas di atas tempat pembaringan. Selepas beberapa minit bila tiada lagi benihnya yang keluar, Ranjit menarik perlahan kemaluannya dari lubang kemaluan Intan. Batang yang masih berlendir itu terjuntai separuh keras. Lubang nikmat Intan masih ternganga selepas Ranjit menarik keluar kepala kulupnya. Cairan putih pekat terlihat meleleh keluar dari lubang burit isteri kesayanganku, Puteri Intan Kamilia. “Thanks Intan, I puas.” Ranjit mengecup bibir isteriku dan mencium pipi isteriku yang mulus. Intan hanya tersenyum. “I suka you Ranjit. You lelaki sejati tak macam husband I. I benar-benar puas, first time dalam hidup I, teramat puas.” Aku yang mendengar kata-kata lembut Intan itu terasa sungguh tercabar. Makin malu rasanya bila Intan mengatakan dia tidak pernah puas bila bersama denganku. “Boleh kita ulang lagi, Ranjit. I jadi ketagih. I rela jadi perempuan simpanan you. You sungguh hebat.” Ranjit hanya tersenyum dan memandang ke arahku. Aku memandang kepadanya tanpa berkata apa-apa. Tak sangka isteriku sanggup mengeluarkan kata-kata seperti itu. Maruahku seperti diinjak-injak. Intan meraba-raba dada dan badan Ranjit yang masih terbaring. Terlihat batang butuh Ranjit yang terlentok di pangkal pahanya. Batang yang tadinya cukup garang terkulai lesu. Intan usap-usap batang pelirnya yang kembali tertutup kulup. Intan ramas lembut dan urut manja. Batang gelap itu kelihatan separuh tegang bila Intan melurut kulit kulup. Terlihat cairan cinta mereka yang pekat menempel di bawah kulit kulup dan sekitar takuk kepala pelir Ranjit. Intan menjilat cairan cinta tersebut dan ditelannya. Intan tersenyum bila kepala hitam itu terloceh bila dia melancap perlahan-lahan. “Ranjit, I love your big, black and uncut cock. I like its smell.” Intan memegang mesra dan membelek-belek batang pelir Ranjit. Wajahnya hanya beberapa inci saja di hadapan batang benggali itu. Dipegang-pegang dan dipicit-picit kulit kulup di bahagian kepala pelir Ranjit. “I love this foreskin. Foreskin ni rasanya sungguh sedap, husband I tak ada foreskin ini kerana itu penisnya tak sedap.” Intan bersuara menggoda sambil melabuhkan hujung hidungnya di kepala pelir Ranjit yang terloceh. Aku memandang lesu. Semua ini adalah rancanganku sendiri. Dan Intan benar-benarCerita panas: BerpestaTuesday, December 22, 2009 11:06 PMAl Kisah Hujung Minggu Pesta... Hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba, selesai kerja, aku terus bergegas pulang ke rumah untuk menyiapkan apa yang perlu, ruang tamu rumahku sudah aku luaskan sedikit dengan meja dan kerusi diletakkan di tepi dinding. Dengan sekali imbas, kawasan tengahnya kosong, mungkin tempat orang beradu tenaga.. hehehe.. Diana paling awal datang dengan beg sederhana besarnya dan kemudian datang Johari dan Suraya dengan beg yang agak besar. Roslan, Hani, Hamdan dan Amy datang serentak kurang sepuluh minit kemudian. Program dijadualkan bermula pada jam 11 malam dan sebelum ini, kami semua makan bersama di luar dan berbincang-bincang mengenai minggu pesta itu nanti. Kami merancang permulaan untuk pesta itu kerana kami sudah pastinya tidak tahu bagaimana untuk bermula. Aku mencadangkan tepat pada jam 11, kami semua berbaris berdepan dengan pasangan masing-masing dan mula berbogel. Masing-masing diberi peluang untuk melakukan sentuhan ringan sebelum memulakan adengan. Selepas makan, kami pulang senyap-senyap ke rumah aku dari pintu belakang kerana bahagian belakang rumah aku tiada rumah lain, hanya di bahagian hadapan tetapi agak jauh yang mempunyai rumah lain. Ada kurang 15 minit sahaja lagi, kami semua mandi terlebih dahulu dan tidak dibenarkan melihat sesama sendiri dalam keadaan bogel. Nasib baik rumah aku mempunyai tiga bilik mandi. Selepas mandi kami berpakaian baju tidur labuh tanpa pakaian lain di dalam. Semuanya sudah dirancang dengan terperinci dan kurang lima minit ke pukul 11, kami sudah berada di hadapan ruang tamu. Si perempuannya sudah berkemas cantik dengan make up. Kemudian aku bersuara "Pusingan pertama, sila baris." Kami mula berbaris dengan berdepan dengan pasangan masing-masing dan tepat jam 11 malam, aku berkata ia adalah masanya untuk mengharamkan pakaian. Jadi dengan serta-merta kami berbogel serentak. Ada yang ketawa dan ada yang tersengih serta ada yang kagum. Aku tidak melepaskan peluang untuk melihat Hani, Suraya dan Amy dalam keadaan bogel. Sungguh indah sekali, buah dada ketiga-tiga mereka juga masih segar dan membangkitkan nafsu tetapi batang aku belum lagi naik. Batang Hamdan dan Roslan sudah naik, mereka sudah bernafsu sekali. Puki mereka juga dicukur halus dan jelas menampakkan puki-puki tembam yang bakal dimasukki oleh batang-batang keras kami. "Wow Man, you dick is awesome." jerit Amy. Aku senyum bangga, Johari, Roslan dan Hamdan juga terpandang ke arah batang aku. Mereka menggeleng-gelengkan kepala, belum lagi ia tegang. Kami masing-masing menyentuh untuk memanaskan badan, Amy terus memegang dan melocok ringan pelir aku yang masih layu, bukan bermakna aku mati pucuk tetapi belum bernafsu sangat kerana biasanya kalau aku sudah membuat seseorang klimaks, masa itulah aku benar-benar bernafsu. "Sabar Amy, you got your time." usik Diana. Masing-masing memuji peralatan masing-masing. Aku juga puji buah dada Amy paling paling besar dan kelihatan mengeras. Mana tidaknya, sudah sebulan kami berpuasa. Selepas sentuhan ringan yang sudah nyata menaikkan nafsu kami semua, aku bersuara. "So pusingan pertama macam mana ? Dengan girlfriend sendiri atau orang lain ?" tanyaku. "You make the call Man." jawab Hamdan. "Kita orang ikut aje, lagipun ia idea engkau." "Ok, so sayang," aku jeling ke arah Diana. "You make this call." kataku lagi. Diana agak terkejut dengan permintaan aku itu tetapi dia sememangnya mahukan semua ini. "Ok, kita buat undi dahulu, last round baru dengan kekasih sendiri so that kita dapat buat yang lebih baik." cadang Diana, kami semua setuju. Dalam keadaan yang bertelanjang bulat, aku masuk ke dalam bilik membaca untuk mengambil pen dan kertas, yang lain dengan aksi sendiri, Hamdan dan Roslan asyik memperagakan batang mereka yang boleh aku katakan agak besar tetapi memang kalah batang aku yang American size. Johari pula duduk terkangkang di atas sofa, menunggu masa untuk memulakan projek. Kami ada masa tiga malam dua hari untuk projek mega itu dan buat apa tergesa-gesa. Betul tak. So undian pusingan pertama, aku akan buat projek dengan Amy. Melihat undian pertama itu, Amy bukan main gembira lagi, sempat dia mengenyitkan mata ke arahku. Roslan akan fµ¢k dengan Suraya, Johari akan fµ¢k dengan Diana dan Hani akan fµ¢k dengan Hamdan. Pusingan kedua, aku akan fµ¢k dengan Hani, Roslan akan fµ¢k dengan Diana, Johari akan fµ¢k dengan Amy dan Hamdan akan fµ¢k dengan Suraya. Pusingan ketiga aku akan fµ¢k dengan Hani, Roslan akan fµ¢k Amy, Hamdan dengan Diana dan Johari akan fµ¢k dengan Hani sementara pusingan keempat kami akan fµ¢k dengan girlfriend kami masing-masing. Pusingan pertama... Amy terus berlari mendapatkan aku dan sempat dia berbisik "I'm waiting for this the whole month." aku senyum sahaja. Tanpa membiarkan dia berkata-kata lagi, aku terus cium mulut Amy, dia membalas dengan ganas dan terus memasukkan lidahnya ke dalam mulutku, kami berkuluman dan semakin ganas dan tiba-tiba aku terpandang yang lain, mereka masih tidak tahu apa yang hendak dibuat. Aku menarik mulutku sekejap dan jelas terdengar bunyi mercikan mulut yang berpisah. "Hey, tunggu apa lagi, kan kita dah sebulan menunggu, buatlah." kataku sambil tersenyum lebar kerana semuanya sudah bermula. Tangan Amy sudah liar memegang batangku yang naik secara perlahan-lahan apabila Amy terus melancapkannya sambil mencium-cium leherku. Satu yang menarik tentang Amy selain dari mempunyai susuk badan yang menghairahkan ialah dia mempunyai ketinggian yang hanya kurang beberapa inci dari aku. Dia malah lebih tinggi dari Hamdan tetapi bak kata pepatah seksual atau mungkin kata pepatah yang aku ciptakan, tinggi atau rendah, di atas katil, tiada siapa yang rendah dan tiada siapa yang tinggi. Yang akan tinggi ialah nafsu dan siapa yang tewas adalah yang rendah. Selepas aku bersuara, yang lain terus memulakan tugas, Diana aku nampak terus menjalankan tugas dengan menghisap batang Johari, dia tidak pernah melakukannya kepadaku kerana aku yang terlebih dahulu melemaskan dia, dengan kata lain, dia hanya dapat melakukannya selepas aku yang lemas (sudah klimaks). Lain pula yang berlaku pada Roslan dan Suraya, Roslan menggomol-gomol buah dadah Suraya yang padat berisi itu sementara tangan liar Suraya mengocok-gocok batang Roslan yang sudah lama menegang itu. Hamdan pula sudah menjilat-jilat puki Hani dan untuk tidak menimbulkan syak wasangka, aku memainkan lagu irama perlahan dengan agak nyaring tetapi tidak keterlaluan, cukup untuk menarik perhatian orang ramai dengan bunyi yang bising di dalam rumah ini sekarang. Hani sudah mengerang-gerang kesedapan. Aku masih mencium-cium Amy dengan sepuas yang aku dapat. Aku baringkan Amy di atas kerusi sofa dan aku terus cium dari atas sehingga ke pukinya sambil tanganku mengentel-gentel puting tetek Amy yang besar itu. Seperti yang biasa aku lakukan, aku terus jilat puki Amy dengan ganas, menyebabkan Amy meraung kuat kesedapan dan sekali-sekala mengangkatkan punggungnya tanda kesedapan. Dan sedang aku menjilat-jilat ganas itu, sempat juga aku melihat Diana, dia sudah tidak dapat menahan sabar lagi dan sudah berdayung, Johari sudah memasukkan batangnya ke dalam puki girlfriend aku, pantas dia menarik dan menolak batangnya ke dalam puki Diana. Suraya pula sedang mengulum batang Roslan sebelum dengan pantas Roslan menarik kepala Suraya dan menonggengnya, aku rasa Roslan sudah tidak sabar untuk merasa puki selepas berpuasa sebulan. Hani dan Hamdan sudah lama naik kuda. Hani berada di atas Hamdan yang sedang duduk di atas kerusi, jelas menaikkan nafsu. Tiba-tiba Amy meraung kesedapan sambil kakinya memeluk kepalaku, dia sudah klimaks, air pekat tersembur keluar ke mulut dan hidungku. Apa lagi, terus aku jolokkan pukinya dengan dua jariku. Amy semakin lemas dan tiba-tiba dia meraung "You're right Diana, he's great." Dan dengan serta merta Hamdan, boyfriend Amy bersuara, "Wahh..I'm not great ?" dengan nada bergurau sambil dia memantat Hani. "Just 1st round dear..." raung Amy yang aku rasa klimaks buat kali kedua..."Stop it Man, come on fµ¢k me....fµ¢k me now..." jerit Amy. Yang lain sudah hampir hendak klimaks, Diana aku rasa sudah klimaks kerana dia meraung kuat sebentar tadi tetapi syaratnya dulu hanya perempuan sahaja yang boleh mencari klimaks dari orang lain selepas pasangan seksnya klimaks. Johari belum klimaks lagi dan dia terus mengambil kesempatan untuk fµ¢k bontot Diana. Walaupun aku sering juga fµ¢k bontot Diana tetapi ia masih ketat dan aku jangka Johari akan klimaks dalam masa yang singkat. Sedang aku lihat bukan main payah Johari hendak memasukkan pelirnya ke dalam bontot Diana, aku menyorong batangku yang bersaiz orang putih ke dalam puki Amy, dia bergetar-getar ketika aku menolak masuk batangku perlahan-lahan. Mulutnya terkumat-kamit dengan perkataan "fµ¢k me baby, fµ¢k me... oh god, fµ¢k me." Baru satu dua kali tarik dan masuk, aku merasa sesuatu yang panas di sekeliling batangku, tak sangka Amy sudah klimaks. Mungkin kerana sudah lama berpuasa, dia mudah klimaks. Sebelum masuk batang aku ini, dia sudah klimaks tiga kali. Aku cium mulut dan bermain lidah sementara menunggu klimaksnya reda dan apabila dia mula mencium liar mulutku, terus aku melakukan dayungan. Bunyi hentaman batang aku ke dalam pukinya sememangnya jelas kedengaran dan amat menghairahkan. Johari pula sudah klimaks dan memancutkan air maninya di atas perut Diana yang aku rasa klimaks lebih awal darinya. Roslan dan Suraya tidak lepas peluang melakukan adengan bontot tetapi tidak lama dan kembali ke adengan memantat puki semula, aku rasa batang Roslan tidak dapat masuk ke dalam bonton Suraya. Sedang aku mendayung laju, Roslan dan Suraya mencapai klimaks serentak dan kemudian Hani dan Hamdan juga klimaks. Tinggal hanya aku dan Amy, "I'm coming Man.. arghhh... arghhh!!!" tapi aku terus dayung kerana aku masih belum klimaks. "fµ¢k my ass Man, fµ¢k my ass...." Amy sendiri yang mencabut batang aku dan memandunya ke arah bontotnya. Aku rasa Hamdan selalu main bontot dengan Amy kerana dapat aku lihat bontot Amy yang agak kehitaman dan lebih terbuka. Aku masuk perlahan-lahan, ketat juga dan kepala aku terasa sedikit nyilu. Amy meraung kesedapan ketika aku berjaya memasukkan kepala batang aku ke dalam bontotnya. "Yeah Man, fµ¢k her harder !" Hamdan tiba-tiba membantu sambil mengocok-gocokkan batangnya yang layu itu. Peraturannya, kami (lelaki) yang sudah klimaks tidak dibenarkan melakukan hubungan seks dengan orang lain kerana kami ada pusingan bebas nanti iaitu seks bila-bila suka. Diana dan Suraya mengosok-gosok puki mereka masing-masing ketika sedang menonton aksi yang sedang aku tunjukkan itu. Aku tidak berjaya memasukkan semua batang aku ke dalam bontot Amy tetapi mampu memberikan klimaks entah yang ke berapa kepada Amy. Selepas itu aku tarik batang aku dari bontot Amy dan menonggengkannya. Gaya yang sentiasa menarik perhatian aku, dengan sekali cucuk aku masukkan semula batang aku ke dalam puki Amy dan aku rapatkan kedua-dua kakinya membuatkan batang aku semakin bergelora dan tidak lama kemudian ia mahu muntah, sedang aku memantat dia, aku bertanya hendak di dalam atau di luar, dia kata dia hendak di dalam, jadi aku pun pancut ke dalam sambil terus memeluk belakang Amy. Setelah sebulan berpuasa seks, getaran klimaks pertama itu sememangnya sangat indah sekali, punggung aku masih menghentak-hentak batang aku ke dalam puki Amy sehingga kami berdua rebah kelemasan. Peluh aku paling banyak pada pusingan pertama itu. Dan nampaknya aku jagoan pada pusingan pertama. Aku biar batang aku berendam di dalam puki Amy sebelum menariknya keluar. Amy masih kelesuan kesedapan dan tertiarap kelemasan. Aku jeling pada Diana, dia tersenyum manja. Hamdan kemudian bersalaman dengan aku seperti mengucapkan tahniah. "Honey, are you okey dear ?" tanyanya dengan nada bergurau kepada Amy. "Rest for a while." kataku kerana ia sememangnya meletihkan. Aku duduk di sebelah Diana sambil terus aku cium teteknya itu. "Now she knows how I feel right dear," usik Diana. " Amy, now you know. " sambungnya lagi. Hanya Diana sahaja yang mahu air mani dipancutkan keluar sedang yang lain mahukan ia dipancutkan ke dalam. Jadi aku tanya mengapa dia tidak mahu pancut di dalam. Dia menjawab, dia mahu aku yang pancut di dalam terlebih dahulu sebelum membenarkan orang lain pancut di dalam. Dia sememangnya sayangkan batang aku ini. Pusingan kedua.... Selepas minum satu tin air cola, kami memulakan pusingan kedua. Aku terus menghampiri Hani yang tersenyum manja menunggu kehadiranku. Roslan mengambil tempat aku di sebelah Diana dan Johari mendapatkan Amy yang masih duduk di tempat di mana aku melemaskan dia tadi. Hamdan mendukung Suraya atas meja. Kali ini, aku tidak sempat mengelak apabila Hani terus menelan batangku tapi aku yakin dia tidak dapat menelannya semua, hanya sedikit sahaja yang tinggal. Kulumannya sememangnya hebat, Diana pun tidak pernah mengulum seperti ini, aku rasa Hani memang pakar dalam mengulum, mungkin dia selalu mengulum batang Roslan. Dia sangat pandai mengulum kepala batangku sehingga menyebabkan aku mengelamun kesedapan. Oleh kerana takut terpancut lebih awal, aku pun tarik badan Hani dan memulakan projek aku, aku cium ganas mulutnya dan kemudian ke leher sebelum aku mengamuk liar di teteknya yang aku rasa sebesar dan secantik tetek Diana cuma putingnya lebih besar dan tebal Aku gigit-gigit lemah dan jelas kedengaran keluhan kesedapan Hani yang membuak-buak. Johari duduk kelemasan apabila pelirnya dihisap oleh Amy, dengan sekali ngap, seluruh batang Johari berada di dalam mulut Amy sebelum dia melakukan aksi turun naik menyebabkan Johari semakin tidak sedarkan diri. Suraya dan Hamdan sudah cepat-cepat berdayung tetapi kali ini Suraya menduduki Hamdan yang terbaring pasrah sambil tangannya meramas-ramas buah dada Suraya yang bergoyang ke atas kebawah bersama-sama dengan hentakkan Suraya yang begitu memberahikan itu. Diana dan Roslan pula aku lihat sedang melakukan aktiviti 69. Diana begitu lahap mengulum batang Roslan yang tidak sebesar batang aku dan mudah untuk dia menelan seluruh batang Roslan sambil tanganya meramas-ramas biji pelir Roslan. Diana sememangnya sukar pelir lelaki melayu yang bersunat. Roslan pula bising menjilat-jilat puki Diana dan samada lidahnya merayap ke bontot Diana, aku pun tidak tahu kerana dari sudut ketika aku sedang hendak memberikan klimaks pertama Hani, aku tidak nampak apa yang berlaku. Hani terus memeluk kepalaku dengan pehanya apabila aku menghisap kuat biji kelentitnya yang agak besar berbanding Diana. Sungguh menarik nafsu aku ketika itu kerana biji kelentit Amy pun tidak sebesar itu. Sambil aku menghisap dan menjilat-jilat puki Hani, jari kiriku mula mengorek bontot Hani kerana aku mahu terus memantat bontot Hani terlebih dahulu. Aku sudah lama geram dengan bontot Hani yang sememangnya sebesar bontot Amy tetapi lebih ketat dan membangkitkan nafsu aku apatah lagi apabila dia memakai seluar ketat. Hani tiba-tiba menarik kepala aku ke atas dan terus mencium mulut serta mengulum liar lidahku tetapi jari aku tidak berhenti dari terus membuat lubang yang agak besar di dalam bontot Hani. "fµ¢k me Man, aku tunggu sekian lama untuk ini.... aku dah tidak tahan lagi !!!" tiba-tiba dia menjerit keenakkan. Aku rasa dia sudah klimaks mungkin kerana tiga jariku sudah masuk ke dalam bontotnya dan melakukan aktiviti keluar masuk dengan pantas. "I always wanted to fµ¢k with you Man... give it to me now..." bisik Hani dengan matanya yang agak kuyu, dia sudah stim habis ketika itu. Aku pun keluarkan jariku dan kemudian memainkan kepala pelirku dibibir pukinya dan kemudian aku gosok sehingga ke lubang bontotnya. Hani sudah mengeluh kesedapan, dia meraung lagi menyuruh aku masukkan batang aku ke dalam pukinya tetapi aku menumpukan kepala batangku ke mulut bontot Hani dan serta merta Hani terus mengangkat kepalanya dan memandang ke arahku. "Now ?" mungkin dia tidak menyangka aku akan memantap bontotnya terlebih dahulu dan tanpa menjawab, aku terus menekan perlahan-lahan dan Hani terus meraung kesedapan, seketika kemudian Roslan meraung kesedapan. Aku sempat menoleh, "Argh? Dah pancut ?" aku mendengar suara Diana seperti kecewa dan meludahkan air mani Roslan yang terpancut ke dalam mulutnya. Diana memang tidak suka air mani dipancutkan ke dalam mulutnya tanpa bersedia. Roslan terbaring lemah seperti kecewa kerana tewas terlalu awal. Diana berjalan ke dapur untuk mencuci mulutnya. Ketika itu aku sudah memasukkan setengah batangku ke dalam bontot Hani dan memulakan aksi keluar masuk secara perlahan-lahan kerana Hani merapat-rapatkan bontotnya sehingga sukar untuk aku menarik dan memasukkan batang aku ke dalam. Aku pun mainkan putingnya dengan jariku dan ku gentel ganas sehingga Hani mengeletar ke kiri dan kekanan tidak lama kemudian dia klimaks dan air klimaksnya turun ke meliputi batangku dan sekaligus menjadi pelicin untuk aku melajukan akitivi memantap bontot Hani. Dan sedang aku melajukan gerakan punggungku, Diana datang secara tiba-tiba dan terus mencium mulutku sambil tangannya meramas-ramas buah dada Hani dengan kasar. Kami berkulum ganas dan semakin menaikkan nafsu aku. Dia ada hak mencari kepuasan orang lain selepas Roslan tewas terlebih dahulu dan tiada yang dapat Hani lakukan, dia terpaksa menurut sahaja. Entah tiba-tiba Diana terus mengangkang kakinya dan memberikan pukinya untuk dijilat oleh Hani. Kalau sudah bernafsu, siapa peduli lagi, Hani terus menjilat puki Diana sedang aku masuk berkulum-kulum lidah dengan Diana sambil memantap bontot Hani. "fµ¢k her honey, fµ¢k her hard, they don't believe how good you are... now give them a lesson.." bisik Diana sebelum kemudian dia menurunkan kepalanya dan menjilat-jilat puki Hani. Kadang-kadang perut aku terlanggar kepala Diana. Sedang aku memantat, Johari dan Amy sudah hendak mencapai klimaks bersama, aksi doggy sememangnya kegemaran Amy dan buah dada Amy yang besar dan ranum itu bergoyangan liar menerima hentakkan Johari dari belakang. Tidak lama kemudian, mereka berdua klimaks dan menimbulkan klimaks kepada diri aku juga, aku tanya samada hendak pancut dalam atau luar, Hani pantas menjawab pancut dalam tetapi dia terus meraung belum sempat aku klimaks. "Arghhhh..!!!!" dia sudah klimaks tapi aku terus memantat dengan laju kerana aku hendak klimaks juga. "I'm coming !!!" jeritku dan terus mencucukkan batang pelirku sedalam yang mungkin lalu rebah dibelakang Diana yang sudah kelemasan, dia juga klimaks akibat dijilat oleh Hani. Badan kami bertiga bergetar-getar kesedapan dan bermandi peluh. Diana mencabut batang pelirku dari dalam bontot Hani dan kemudian mengulumnya. Ia sudah layu ketika aku membaringkan diri aku dengan rasa letih yang amat sangat. Diana terus mengulum batang pelir aku yang layu dan Hani pula masih terus memantatkan puki Diana dengan jarinya. "Kenapa awal sangat Lan ?" tanyaku kepada Roslan yang mana batang pelirnya sudah menegak semula, sudah bersedia untuk pusingan ketiga. "Diana pandai blowjob Man, bertuahnya engkau." jawab Roslan sambil tersenyum pendek melihat Diana. Aku lihat jam di dinding, sudah hendak mencecah pukul 2 pagi. "I hope you don't cumm so early again Lan..." kata Amy yang menjadi pasangan Roslan pada pusingan ketiga ini. Aku memukul punggung Diana menyuruhnya mengambil tempat di sebelah Hamdan dan terus memanggil Suraya untuk duduk di sebelahku. Hani melangkah lesu menghampiri Johari, mungkin dia sudah tahu betapa hebatnya batang aku ini. "Takkan you guys dah letih ?" tanyaku. "Masih ada dua hari lagi ni." "Bukan letih Man, masih syok ni..." jawab Hani. Pusingan Ketiga... Kami berehat seketika, Suraya duduk malu di sebelahku dan anak matanya sering memandang batang aku yang rebah. Roslan dan Amy sudah memulakan pusingan ketiga ini dengan bercium dan meraba-raba. Hamdan dan Diana masih berbual-bual sedang Johari dan Hani masih terlentang kelesuan tetapi tangan Hani sedang mengocok-gocok batang Johari yang masih layu itu. Mungkin dia tidak pernah melakukan aktiviti seks seperti ini. Aku memulakan aktivitiku dengan mencium dan meramas buah dada Suraya yang sebesar buah dada Diana itu tetapi ia lebih kenyal dan enak diramas. Suraya mengeluh kesedapan sambil tangannya meraba-raba pehaku, mungkin hendak mencapai batang pelirku tetapi tidak kesampaian. Aku terus liar dan mencium seluruh badannya sebelum berhenti di pukinya. Kelentit Suraya seperti kelentit Diana, kemerahan, mungkin dipantat keterlaluan malam ini. Alur pukinya juga mengiurkan. Pantas aku hisap dan jilat kelentitnya seperti aku lakukan dengan Diana sambil sebelah jariku memainkan lubang bontot Suraya. Selepas pergerakan jariku lancar, aku terus masukkan satu lagi jariku ke dalam puki Suraya dan terus melakukan aktiviti cucuk tarik sambil menghisap-hisap kelentit Suraya yang semakin membesar itu. Dia jelas mengerang kesedapan. Sempat aku menoleh ke belakang, Amy dan Roslan sudah berdayung, mungkin Amy takut Roslan pancut lebih awal lagi. Kali ini, Amy dan Roslan berdiri dengan Roslan mengangkat Amy dan mengerakkan dia naik dan turun, sudah pasti sesuatu yang meletihkan tetapi aku nampak Amy bukan main seronok lagi. Diana pula dipantat secara mengiring oleh Hamdan dengan kakinya dikangkang meluas, dari jauh atau dapat melihat betapa batang pelir Hamden menerjah keluar masuk ke dalam puki girlfriend aku ketika itu. Tangan Hamdan juga liar meramas kasar buah dada Diana, dalam hati aku bersuara, "Jangan ramas kasar sangat, pecah nanti, aku punya buah dada tu.." Johari dan Hani bermain 69, mungkin kedua-duanya sudah tidak bertenaga lagi. Selepas Suraya meraung kesedapan dengan cecair pekat terpecik ke tanganku, pantas aku dirikan dia dan hadapkan mukanya ke dinding. Aku luruskan kedua belah kakinya dan perlahan-lahan aku pandu kepala pelirku mencari lubang puki Suraya dari belakang. Belum penuh masuk batang pelirku, badan Suraya sudah bergetar, takkan sudah klimaks ? bisikku. Mungkin dia berasa sakit menerima kemasukkan batang pelirku yang besar itu. Untuk mengelak rasa sakit, aku terus meramas buah dadahnya dan mencium-cium lehernya dengan berahi sekali sambil perlahan-lahan aku masukkan batang pelirku dan memulakan aktiviti sorong tarik. Dengan meluruskan kaki begitu, ia jelas merapatkan pintu puki dan menjadikan aktiviti sorang tarik semakin hangat. [Amaran], jika si perempuan belum sampai klimaks, jangan lakukan secara terburu-buru kerana ia mungkin akan menyakitkan lubang puki serta mungkin mengoyakkan kulit kepala batang anda. Sudah tentu anda akan terlepas peluang! Bila keadaan sudah lancar dan aku tanpa banyak masalah semakin melajukan sorong tarikku dan dengan bantuan Suraya, yang kadang-kadang menggoyangkan punggungnya ke kiri dan ke kanan, aku rasa hendak klimaks tetapi aku tarik batang aku keluar dan memusingkan badan Suraya. Dia sudah kelayuan kesedapan, seperti pasrah dengan apa sahaja yang aku lakukan. Aku cium buah dadanya terlebih dahulu dan aku debarkan tangannya ke dinding sambil aku biarkan batang aku terus masuk gagah ke dalam puki Suraya. Dia agak rendah dari aku dan kerana itu aku terpaksa mengangkang sedikit. Oleh kerana Suraya sudah klimaks entah berapa kali, mudah untuk aku terus melajukan batangku masuk dan keluar dari pukinya itu. Suraya meraung-raung kesedapan, dia sudah lupa dunia ketika itu dan tiba-tiba dia terus memeluk erat padaku sambil badannya bergetar-getar dan ketika itu aku dapat rasakan betapa hangatnya batang aku apabila terkena air mani Suraya. Suraya terus memelukkan sambil aku pun terus mengangkat-angkat dia sehingga aku akhirnya sampai ke kemuncak dan seperti yang lainnya, Suraya mahu aku pancut dalam. Kami berpelukan ketika jatuh di atas sofa kerana terlalu sedap. Aku masih menyucuk-cucuk masuk batangku ke dalam puki Suraya sehingga batangku berasa layu. Kami masih berpelukan, seperti Suraya tidak mahu membiarkan aku pergi, dia terus liar mencari mulutku dan mencium-cium dengan ganas. Aku rasa dia mahu lagi merasa batang aku tetapi ia sudah layu dan walaupun aku kuat nafsu tetapi aku tidak dapat menegangkan batang aku dalam masa yang sangat dekat dan lagi, ada peraturan dalam permainan ini. Kami kemudian baring berpelukan di atas sofa itu, Suraya berada di hadapan dengan aku baring di belakangnya dan melihat Hamdan dan Diana sedang hendak sampai ke klimaks. Teruk juga Diana dikerjakan oleh si Hamdan. Diana berbaring sambil menonggeng dengan Hamdan melakukan aktiviti keluar masuk batang ke dalam puki Diana dengan sangat pantas sehingga Diana meraung-raung kesedapan sepanjang aktiviti itu dan seperti biasa Diana menyuruh Hamdan memancutkan air mani di luar dan kali ini di belakang Diana. Selepas memancutkan air maninya, Hamdan terus baring lesu dan Diana pula tertiarap layu dengan raut wajah yang kesedapan. Air mani Hamdan yang tidak banyak itu masih bertakung di belakang Diana. Beberapa minit kemudian, Diana bangkit dan berjalan lemah ke dapur bersama-sama dengan Amy. Mungkin mencuci air mani Hamdan yang melekit di belakangnya. Lama juga mereka berdua berada di dalam dapur, mungkin minum seketika. Jam di ruang tamu itu menunjukkan hampir ke pukul 3 pagi. Pusingan Keempat.... Aku rasa pusingan keempat ini tidak merangsangkan kerana kami kembali dengan teman wanita masing-masing. Aku yakin, kami sudah agak keletihan setelah menghentak teman wanita rakan-rakan kami. Aku sememangnya masih bernafsu tetapi aku rasa lebih baik tenaga itu disimpan untuk pusingan bebas nanti dan juga untuk dua hari yang masih tinggal. Tetapi Suraya dan Johari sudah memulakan aksi, mereka berdua sudah melakukan aksi 69 sambil Amy dan Hamdan hanya berpelukan dan berciuman sahaja.Kursus dengan rakan sepejabatSaturday, December 12, 2009 1:58 PMAku dikenali sebagai kakitangan yang bijak serta menjadi rujukan teman sepejabatku. Aku juga sentiasa bersopan dengan setiap wanita dan juga lelaki di pejabatku. Keadaan ini menyebabkan aku disenangi oleh kebanyakan wanita dan kakitangan di pejabat aku. Walaupun sesetengah lelaki di pejabat aku suka bergurau dengan menggunakan perkataan berunsur lucah namun aku tidak pernah melakukannya. Namun tiada kakitangan yang pernah berhasad dengki atau cemburukan pergaulan aku dengan kakitangan wanita yang lain. Dipendekkan cerita..aku memang rapat dengan semua kakitangan pejabat terutama pasangan aku ketika keluar pejabat untuk tujuan pemasaran iaitu Lin. Lin memiliki susuk tubuh yang menarik serta raut wajah yang lembut. Lin sudah berkahwin tapi masih belum memiliki zuriat. Suaminya juga rapat dengan aku dan Lin juga mengenali isteriku. Kami sering keluar bersama menjalankan tugas. Aku juga sering bergurau dengan Lin namun ada hadnya. Lin telah ku anggapkan seperti adik kerana beliau muda 5 tahun dari aku. Oleh kerana faktor pekerjaan, seringkali juga aku manghantarnya pulang ke rumah dan suaminya sedia maklum akan hal tersebut serta mengizinkannya. Begitulah rapatnya kami sehinggakan terkadang kami bergurau sehingga melibatkan sentuhan badan secara tidak sengaja namun tiada perasaan diantara kami kerana kami masing-masing sudah berpunya. Suatu hari kami kena pergi kursus ke Langkawi bersama dengan kakitangan yang lain. Kakitangan yang terlibat sebanyak 5 Lelaki serta 5 perempuan. Nak dijadikan cerita Lin dan aku tinggal seorang sebilik kerana terlebih pasangan. Bilik Lin dan aku bersebelahan. Kami berjanji akan saling sms sekiranya hendak keluar makan nanti. Ketika berada di dalam bilik hotel aku terperasan bahawa bilik aku dan bilik Lin boleh disambung. Aku maklumkan kepada Lin melalui sms dan meyuruhnya membuka pintu tersebut. Setelah Lin membukanya aku pun bergurau dengannya "Wah Lin.. tak usah tutup la pintu ni.. senang sikit abang nak kejutkan Lin nanti.. bukan senang nak dapat peluang ni.." Lin tersenyum " Gatal gak abang ni.." katanta. "Ok la bang.. saya nak mandi dulu" Lin beredar dan tanpa sedar membiarkan pintu sambungan tidak bertutup. Setelah aku selesai mandi, aku menjenguk ke bilik Lin dan dia tidak kelihatan. Lin sedang mandi dan tak semena tiba-tiba nafsuku bergelora memikirkan serta membayangkan keadaan Lin sedang mandi. Aku menutup pintu sambungan tapi tidak rapat dan masih boleh diintai. Setelah memakai pakaian, aku ingin mendapatkan Lin, perlahan-lahan aku mengintai melalui celahan pintu... kelihatan Lin sedang memakai baju.. aku nampak semuanya dengan jelas tanpa kesedaran Lin.. jiwaku bergelora. Aku kembali ke katil dan tiba-tiba.."Hai bang.. dok berangan apa ni.." Lin menegurku. "Teringat Lin la..balik kang bole la sembang-sembang dengan Lin sebelum tidur, tidak pun bole kita tidur sekali..ha ha" Aku ketawa. " Gatal la bang ni.. " Lin menerpa ke arah aku lalu mencubit pehaku. "Adus.." Keluhku dan tak semena zakarku menegang. Aku menampar punggung Lin dan mengeletek beliau.. "Sudah la bang.." Lin minta beliau dilepaskan. " Jom turun makan.. kekawan kita ada kat bawah" Lin bersuara.."Jom.." sahutku. Kita menjamah makanan, aku masih terbayangkan Lin ketika menyalin baju dan jiwaku tidak tenteram. Tiba-tiba aku teringatkan ubat ghairah yg aku selalu gunakan untuk membangkitkan keghairahan isteriku, kalau tak silap aku baru membelinya dan masih belum digunakan dan rasanya ada di dalam beg galas aku yang sentiasa aku bawa ke mana-mana saja. Setelah selesai makan dan berbual-bual kami beredar ke bilik masing-masing. Fikiranku masih pada Lin dan juga ubat itu. Ketika di bilik aku memeriksa beg aku dan aku bernasib baik kerana ubat itu ada bersama. Kini aku mula berfikir yang bukan-bukan. Tiba-tiba Lin membuka pintu sambungan dan menegurku "Bang.. nak air nescafe panas tak? Kalau nak Lin buatkan."."Nal..! Spontan aku menjawab. secara tidak langsung aku mempunyai perancangan tersendiri.. he he.. tapi tak berniat untuk mencabul Lin cuma nak lihat kesannya. "Siap bang..mari minum.." Lin mempelawa aku ke biliknya untuk minum air panas. Aku membawa ubat ghairah bersama dan disembunyikan di dalam poketku. Sambil minum kami bercerita dan bergurau senda, namun aku tidak berpeluang untuk mencampurkan ubat itu. Aku mencari jalan. "Lin.. tolong ambilkan Hand Phone abang kat atas meja, abang malas la.. seronok duduk atas katil Lin ni.. mana la tau ada panggilan dari isteri abang ka nanti.." "Mengada ngada la abang ni.. dah pukul 1 pagi.. tak kan Kakak nak call kot.." Lin mengeluh sambil berjalan ke bilik aku. Ketika Lin menuju ke bilikku, aku mencampurkan cecair ghairah tersebut ke dalam minumannya. "Nah.." Lin menghulurkan Phone aku dan aku menyambutnya dan dengan sengaja aku menyentuh tangannya sambil tersenyum. Lin tersenyum "Gatal sungguh abang ni..jangan lupa saya ni isteri orang dang abang suami orang". Pesannya. "Abang tau la..gurau pun tak boleh" Aku membalas dan Lin hanya tersenyum. Manis senyumannya. Lin terus mengambil minumannya dan terus minum. "Emmm.. rasa lain la nescafe ni.." Lin mengeluh sambil aku pula meminum minuman aku. "Biasa je.. ok je.. perasaan Lin kot.. mengantuk dah kot" Aku berpura-pura. "Aaahh..mungkin". "Oklah Lin..abang ke bilik .. Lin tidurlah tapi jangan tutup pintu tau.. kalau tak boleh tidur datang bilik abang..Abg tyak tidur lagi.. nak layari internet dulu." "Oklah bang" Lin terus membaringkan badannya dan aku berlalu ke bilikku. Setelah 15 minit berlalu, aku mengintai Lin melalui celahan pintu dan mendapati beliau masih belum tidur dan Lin pada penglihatan aku sedang ghairah. Timbul niat jahatku namun aku lupakan saja. "Tak bole tidur la bang.." Aku terkejut melihat Lin berada berhampiran katilku. "Ok la.. kita sembang sembang.. mari sini..". Aku memegang tangan Lin dan memaut pinggangnya. Lin seolah-olah merelakan aku memautnya ke katilku. Aku semakin resah.. takut aku tak terdaya menahan gelora nafsuku. Kami bersembang dan sesekali bergurau melibatkan sentuhan sentuhan manja yang membuatkan jiwaku bergelora dan hanya seluar dalamku sahaja yang melindungi zakarku yang sedang menegang. Aku melihat mata Lin semakin kuyu..aku dapat merasakan Lin semakin ghairah. Aku menhadapi Lin sambil mengiring dan meletakkan tanganku dipehanya sambil bercerita. Lama kelamaan aku memberanikan diri mengusap pinggangnya serta tepi punggungnya. Lin berlagak seperti tiada apa-apa dan membuatkan aku beranikan diri menyilangkan kakiku dengannya. Lin merelakan dan kami terus bersembang. Sesekali kami tergelak dan beberapa kali aku menyentuh dan menghumbankan kepala aku ke dadanya. Lin tidak marah. Setelah kami ketandusan cerita.. aku memberanikan diri meletakkan tanganku ke perut Lin sambil mengusapnya. Lim menjelingku dengan mata kuyunya sambil tersenyum paksa. Hampir 2 minit kami tidak berkata apa-apa dan tangan aku masih mengusap-ngusap perutnya, aku bertekad untuk mencuba apa yang terlintas difikiranku. Aku meletakkan kepalaku di dada Lin sambil menyondol manja. Lin tidak berkata apa apa. Lalu aku memandang wajahnya dan Lin juga memandangku.. aku terus mencium pipinya.. Lehernya.. dan bibir kami bertaut. Lin menunjukkan respon. Tanpa membuang masa aku terus meramas buah dadanya. Lin mendesis kesedapan. Aku membuka butang baju tidurnya satu persatu dan seterusnya membuka colinya. Maka tersenmburlah buah dadanya serta kelihatan putingnya yang membesar tanda Lin sedang teramat ghairah. Aku mencium putingnya sambil tanganku meramas sebelah lagi buah dadanya."Ahh..uss.." Kedengarran Lin mendesis manja. Seterusnya aku melurut seluar tidur Lin. Lin mengangkat punggungnya memudahkan kerja aku. Dan kini aku yakin Lin merelakan aku memperlakukan apa saja kepadanya. Akhir sekali aku membuang seluar dalamnya dan terus aku membenamkan lidahku ke alur farajnya. "Ahhhh.. bangggg... ahhhh.." Lin mengerang ketika aku menggigit dan menjilat biji kelintik. Faraj Lin membasah tanda beliau sudah bersedia untuk dilayari. Aku bingkas bangun dan terus membuang pakaianku. Setelah aku berbogel, Lin memerhati dengan penuh sayu ke arah zakarku yang sedang menegang. Aku menindih tubuh Lin sambil mencium bibir dan aku kembali menghisap serta menjilat lurah farajnya. ""Ahhh...Ahhhh..Ahhhh.. bangggg".Lin mengeluh manja seolah-olah merayu kepadaku. Namun aku masih belum puas mengomol tubuhnya. "Bang..Ahhh..". Setelah puas menggomol, aku merenggangkan kangkang Lin dam seterunya menghunus zakarku ke lubang farajnya. Aku main mainkan kepala zakarku di celahan lurah dan biji kelentiknya. "Aaaaahhh...ahhhh.." Keluhan manja Lin. Tanpa kesedaran Lin aku meletakkan Phoneku di atas kerusi dengan kamera terpasang merakamkan aksi-aksi kami dari mula kami bersembang tadi. Seterusnya aku menghunus zakarku ke dalam lubang farajnya. "Ahhh... Ahhhh" Nyaring suara Lin bila zakarku mula memasuki farajnya. Aku melakukan ayunan sambil sesekali aku mencium serta meramas buah dadanya. Setelah hampir 5 minit aku melakukan hayunan.."Ahhhhhh ..abanggg"..Lin sudah klimak. Aku memberhentikan ayunan aku dan aku mendakap Lin sambil mencium bibirnya. Aku meneruskan ayunan aku dan tiba-tiba Lin menolak aku suruh aku berhenti. Aku mencabur zakar dan bertanya."Kenapa Lin.." "Abang lentang.." Fahamlah aku bahawa Lin akan berada di pososi atas pula. "Ahhh... ohh... ahhhh..... ohhhh...ohhhhh". Lin memainkan peranannya dan aku hanya membiarkannya sambil meramas ramas buah dadanya. "Ahhhhhhh... ahhhhhhhh.." Lin klimak lagi. Kini aku pula memainkan peranan.. doggie style.. berdiri.. dan kembali ke atas katil. Aku dapat merasakan kemutan Lin semakin kencang dan zakatku juga sudah mula merasakan kegelian. Aku mempercepatkan ayunanku.."Ahhh... Ahhhh... ohhhh... laju bang.. laju..".. Pinta Lin dan aku terus memperlajukan ayunanku dan akhirnya terpancutlah air maniku di dalam faraj Lin...."Ahhhh..ahhh" Aku dan Lin sama-sama klimak. Aku membiarkan zakarku di dalam faraj Lin.. aku dapat rasakan kemutannya sehingglah zakarku mengecut di dalam farajnya. Kami bercumbuan buat seketika sebelum terlena dalam dakapan. Keesokan paginya kami bangun dan terus menyiapkan diri untuk kursus kami. Kami tak banyak bercakap pagi itu mungkin kami tak sangka sampai tahap melakukan persetubuhan. Selepas makan tengah hari aku terus ke bilik dan Lin juga ke biliknya. Aku menghampiri Lin dengan tujuan untuk meminta maaf namun nafsu aku bergelora semula. Aku mencapai tangannya dan terus mencium bibirnya. Lin membalas tanpa halangan. Masa rehat selam 2 jam itu kami gunakan dengan melakukan persetubuhan sekali lagi. Kami tidak banyak bercakap seperti biasa tapi kami terus melakukan persetubuhan. Malamnya kami lakukan lagi malah sampai 2 kali. Aksi-aksi kami semuanya dirakamkan untuk koleksi peribadi dan Lin juga merestuinya. Sehingga cerita ini ditulis, kami masih melakukan persetubuhan jika berpeluang termasuk di pejabat, di dalam kereta, di rumah Lin ketika suaminya tiada di rumah dan ketika kami bermalam kerana kerja luar. Namun tiada siapa pun pernah mengesyaki perbuatan kami.Eksperimen Pakar Sakit PuanSaturday, December 12, 2009 1:36 PMNora amat arif tentang kelakuan Dr. Balbir Singh. Doktor benggali berumur 40-an itu masih bujang tapi kelakuannya mengalahkan lelaki berkahwin. Malah Nora menggelarkan doktor pakar sakit puan itu sebagai seks maniak. Telah dua tahun Nora yang bertugas sebagai jururawat bekerja dengan Dr. Balbir Singh. Doktor benggali ini memang ketagih seks. Pantang melihat pesakit cantik pasti akan dikerjakannya. Berbagai helah dilakukan supaya pesakit yang datang memeriksa akan termakan kata-katanya. Pada mulanya Nora menolak untuk bekerjasama tapi bila dia sendiri mendapat habuan dari Dr. Balbir maka mulutnya tertutup rapi dirasuah oleh pakar sakit puan itu. Anehnya Dr. Balbir hanya akan memilih pesakit keturunan melayu. Pesakit bangsa lain walaupun cantik dan menarik tidak pula diusiknya. Nora pernah bertanya tapi tidak mendapat jawapan daripada Dr. Balbir. Pelik, sungguh pelik pada pandangan Nora. Pasangan Amran dan Nurul memang sepadan. Amran yang kacak bekerja sebagai pegawai eksekutif di sebuah syarikat sementara Nurul yang bertubuh langsing memang cantik dan amat kena dengan kerjayanya sebagai model. Bagai pinang di belah dua, yang satu cantik dan yang satu lagi gagah bergaya. Cuma malangnya hingga hari ini Nurul tidak juga hamil walaupun dia tidak mengambil sebarang ubat pencegah hamil. Pagi itu Nurul ditemani oleh suaminya datang membuat pemeriksaan di klinik pakar tersebut. Sudah tiga tahun mereka berkahwin tetapi masih belum dikurnia cahaya mata. Amran, suami Nurul sudah tidak sabar menanti kedatangan seorang bayi dalam kehidupan keluarganya. Bagi Amran tidak ada apa masalah yang mereka hadapi dalam hubungan suami isteri. Hubungan mereka berjalan lancar dan masing-masing menikmati kepuasan bila bersama. “Kita cuba, mudah-mudahan berhasil.†Amran berbisik di telinga isterinya. Setelah mendaftar di kaunter, Nurul yang ditemani Amran menunggu di kerusi yang disediakan. Amran memerhati pesakit yang keluar masuk. Amran mengira setiap pesakit bertemu dengan doktor antara 5 minit hingga 15 minit. Paling lama ada seorang pesakit mengambil masa kira-kira 20 minit baru keluar dari bilik doktor. Mungkin banyak masalah dan kaunseling yang diberikan doktor, fikir Amran. “Nurul Najwa bt Abd. Rahim.†Nurul mendengar namanya dipanggil. Dia memerhati ke kaunter dan seorang jururawat cantik tersenyum kepadanya. Nurul bangun dan berjalan menuju ke kaunter. Jururawat yang bertugas menegurnya lembut. “Sila ikut saya, puan.†Nurul mengikut di belakang jururawat yang berseragam putih menuju ke bilik pemeriksaan. Dia diarah duduk di sebuah kerusi yang berada di hadapan doktor. Nurul membaca papan tanda yang berada di atas meja doktor berkenaan. Dr. Balbir Singh, Pakar Perbidanan dan Sakit Puan. "Sudah berapa lama awak kahwin?" Tanya doktor Balbir yang berada di sisi kanan Nurul. "Tiga tahun doktor," ujar Nurul lembut. Hatinya berdebar-debar apa yang akan ditanya lagi oleh doktor benggali itu. "Awak releks dan bertenang kerana doktor akan membuat ujian pada kamu, jika kamu tak bertenang, nanti ujian tidak tepat." Nurul hanya mengangguk mendengar kata-kata tersebut. Dia memerhati doktor benggali yang bertubuh besar di hadapannya itu. “Ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan. Doktor akan mengukur suhu vagina, kedalaman vagina, reaksi indera pesakit, tindak balas dan apakah pesakit mampu mengalami orgasme.†Dr. Balbir menerangkan panjang lebar kepada Nurul. Nurul hanya mengangguk tanda faham. Nora hanya tersenyum-senyum mendengar penerangan Dr. Balbir. Dalam hatinya dia sudah tahu apa tujuan Dr. Balbir. Nurul yang muda dan cantik akan menjadi habuan doktor ketagih seks sebentar nanti. “Nora, tolong ambilkan glove itu.†Nora mengambil sepasang sarung tangan getah dan dihulurkan kepada Dr. Balbir. Tanpa lengah Dr. Balbir mengenakan sarung tangan tersebut. "Puan Nurul, awak baring di sana," arah Nora sambil menunjukkan katil yang berada di tepi dinding. Nurul menuju ke katil yang tersedia di situ. Di sekeliling katil terdapat tirai dari kain yang menutup katil tersebut. "Puan Nurul kena ganti pakaian dengan pakaian ini. Semua pakaian mesti dibuka termasuk bra dan seluar dalam. Doktor akan memeriksa secara teliti.†Nora menunjukkan sehelai pakaian warna biru muda. Pakaian tersebut hanya bertali saja di bahagian belakangnya. Nurul patuh kehendak jururawat dan pakaian yang melekat di tubuhnya dibuka satu persatu. Bila selesai dia mengenakan pakaian yang diberi oleh jururawat tersebut. “Sudah siap Puan Nurul?†Nora yang berada di luar tirai bertanya. “Sudah, nurse.†Jawab Nurul perlahan. "Awak jangan takut, jururawat saya ada. Awak baring di katil, relaks dan tenang." Doktor Balbir yang memakai sarung tangan getah mendekati Nurul. Hasratnya untuk mendapat zuriat membuatkan Nurul patuh saja arahan dan kehendak Doktor Balbir. “Saya perlu memeriksa vagina awak. Saya perlu mendapat maklumat terperinci mengapa awak tak boleh mengandung.†Doktor Balbir menghampiri Nurul yang terbaring beralaskan tilam nipis. Doktor benggali tersebut memegang kedua paha Nurul dan membukanya hingga Nurul terkangkang luas. Mulanya Nurul malu juga tapi dia terpaksa mengikut tiap prosedur yang akan dilakukan kepadanya. Doktor Balbir terpegun melihat kemaluan Nurul yang sungguh cantik. Bulu-bulu yang dipangkas rapi, tundun yang membengkak dan bibir yang merekah merah sungguh indah. Di sudut atas terlihat kelentit Nurul bagaikan mengintip di celah bibir yang bertaup rapat. Belum pernah Dr. Balbir melihat vagina secantik ini. Tiba-tiba saja nafsunya terangsang. “Sekarang awak buka baju, doktor akan melihat tahap ransangan awak.†Nurul hanya patuh kehendak doktor pakar tersebut. Sekarang dia terbaring telentang bertelanjang bulat. Sekujur tubuh indah itu diperhatikan penuh ghairah oleh Dr. Balbir. Berkulit putih halus, berdada bidang dan berpinggang ramping. “Saya ingin melihat reaksi awak dengan mengusap buah dada awak.†Dr. Balbir mula menjamah lembut buah dada berkembar yang kenyal itu. Diramas bahagian pangkalnya dan diuli bahagian putingnya. Kiri dan kanan secara serentak Dr. Balbir membelai lembut dengan tangannya. Nurul terasa geli bila dilakukan begitu. Dia mula mengeliat dan badannya bergerak-gerak. “Awak normal bila awak terasa geli.†Jamahan, ramasan dan gentelan yang dilakukan oleh Dr. Balbir membuatkan nafsu dan ghairah Nurul mula membakar dirinya. Tanpa sadar cairan hangat mula keluar dan membasahi bibir-bibir faraj Nurul. Aroma vagina wanita mula memenuhi bilik pemeriksaan tersebut. Aroma yang merangsang ini mula menguasai hidung Dr. Balbir dan zakarnya makin mengeras di dalam seluar. “Sekarang doktor akan menguji bau vagina dan merasai sama ada vagina awak berasid atau beralkali.†Dr. Balbir bergerak ke bahagian kaki Nurul. Paha Nurul dibentangkan hingga dia terkangkang luas. Dr. Balbir melihat bibir kemaluan Nurul yang merah basah itu merekah memperlihatkan lurah yang basah. Dr. Balbir mendekatkan wajahnya ke kemaluan Nurul dan mula mencium tundun, kelentit dan bibir merah. Aroma vagina Nurul disedut dalam-dalam oleh Dr. Balbir. Bagi Dr. Balbir, inilah vagina yang paling segar aromanya yang pernah diciumnya. Dr. Balbir sengaja berlama-lama melabuhkan batang hidungnya yang mancung di lurah merekah kepunyaan model dan pragawati cantik. Disedutnya dalam-dalam supaya aroma segar itu bersarang sebanyak-banyaknya dalam sepasang paru-parunya. Nora yang melihat perlakuan Dr. Balbir hanya tersenyum dan tanpa sedar menyentuh pangkal pahanya. Seperti biasa dia diperlukan hadir sama sewaktu doktor memeriksa supaya tidak menimbulkan syak kepada pesakit. Tindakan Dr. Balbir pada Nurul menimbulkan rasa geli dan ghairah pada dirinya. Nora seperti dapat merasai hidung Dr. Balbir yang berlabuh pada belahan bibir kemaluannya yang mula lembab. Spontan tangannya meraba taman rahsianya yang masih tertutup pakaian. Geli dan sedap. Puas dengan aroma vagina Nurul yang memberangsang, Dr. Balbir mula menari-narikan hujung lidahnya yang basah pada kelentit Nurul yang mula mengeras dan membengkak. Dijilat dan dikulum permata sakti itu membuat badan Nurul meliuk-liuk bagaikan ular tedung sedang menari-nari mendengar irama serunai pawang ular. Perlahan-lahan terdengar suara erangan yang terkulum-kulum dan tertahan-tahan mulai keluar dari mulut comelnya. Serentak itu juga cairan pekat yang hangat mulai keluar membasahi sepasang bibir lembut yang berwarna merah segar. Lurah merkah mulai dibanjiri madu nikmat yang membuak-buka keluar dari tasik madu kepunyaan wanita muda yang cantik. Dr. Balbir menjilat dan menyedut cairan jernih yang berlendir itu. Hangat dirasainya bila cairan itu mengalir melalui tenggorokannya dan berkumpul di dalam perutnya. Terketar-ketar dan tersentak-sentak paha dan pinggul Nurul bila lidah kasar Dr. Balbir meneroka sejadi-jadinya lurah, bibir dan kelentitnya. Setelah puas melepaskan geram pada tudun tembam berbulu indah Dr. Balbir kembali berdiri di samping Nurul yang masih terbaring. “Dalam hubungan suami isteri, semua deria perlu peka. Semua panca indera perlu berfungsi dengan baik. Awak faham maksud saya?†“Faham doktor.†“Sekarang saya akan uji indera penglihatan awak.†Dr. Balbir menarik zip seluarnya dan terpelanting keluar batang zakarnya yang yang besar panjang itu. Nurul terkejut dengan tindakan Dr. Balbir tersebut. Hampir terlompat dari katil bila zakar besar panjang warna kehitaman itu terhangguk-hangguk ke arahnya. Batang panjang yang melengkung ke atas macam pisang tanduk itu berkepala bulat yang lebih besar dari batangnya. Dr. Balbir melurut lembut batang kemaluannya sendiri. Nurul dapat melihat kepala pelir Dr. Balbir yang masih tertutup kulup terselak bila dia melurut ke pangkal. “Jangan bimbang, awak tengok saja. Cara ini untuk menguji penglihatan awak. Dalam hubungan suami isteri, mata juga ada peranannya. Awak pernah melihat penis tak bersunat?†“Tak pernah doktor,†jawab Nurul malu-malu. “Sekarang awak tengok puas-puas. Perempuan barat dan jepun memang suka penis tak bersunat. Kata mereka penis tak bersunat cute. Satu lagi yang awak perlu tahu, penis tak bersunat ada hormon pherohmone yang amat disukai wanita.†Dr. Balbir terus memegang dan melurut-lurut seperti melancap batang butuhnya itu. Nurul dapat melihat kepala pelir Dr. Balbir terbuka dan tertutup oleh kulit kulup. Kerana dirinya sudah dikuasai nafsu dan ghairahnya menyala-nyala maka Nurul geram melihat kepala licin yang besar seperti kudup cendawan itu. “Sekarang saya nak uji deria penciuman awak. Awak cium kepala penis saya.†Dr. Balbir mendekatkan kepala pelirnya ke hidung Nurul. Nurul yang sedang mengiring menghadap Dr. Balbir patuh arahan pakar tersebut. Kepala zakar yang lembab dan terloceh dihidu dan dicium. Aroma kepala pelir Dr. Balbir merangsang nafsunya. Mungkin ini yang disebut hormon pherohmone sebentar tadi. Cairan panas makin banyak keluar dari lubang farajnya. Dr. Balbir juga tidak duduk diam, tangannya dengan amat cekap menggentel kelentit Nurul yang membengkak kerana amat terangsang. Pangkal paha Nurul bergetar dek rasa geli dan nikmat hasil belaian tangan Dr. Balbir pada lurah dan permata sakti pusaka nenek moyang. Akibat ghairah dan nafsu yang meledak-meledak membuat Nurul tidak dapat melawan perasaannya sendiri. Dicekak batang besar yang bermain-main di hidungnya dan dimasukkan ke mulutnya yang comel. Balak benggali itu disedut, dikulum dan dihisap penuh semangat. Dr. Balbir mengerang kesedapan bila batang pelirnya dijamah oleh mulut suam wanita muda dan cantik. Terketar-ketar pahanya kerana keenakan dan kelazatan. “Awak wanita normal. Indera rasa awak berfungsi dengan baik. Organ lidah dan mulut awak berfungsi sempurna.†Dr. Balbir bersuara terketar-ketar kerana keenakan batang pelirnya dikulum dan dihisap oleh mulut cantik idamannya. Hanya beberapa saat saja batangnya dihisap, aira mazi mula mengalir keluar dan membasahi kepala pelirnya. Jika dibiarkan lebih lama pasti mani Dr. Balbir akan terpancut dalam mulut model dan peragawati cantik itu. Nurul Najwa sudah lupa bahawa dia sedang diperiksa oleh pakar sakit puan. Dia juga sudah lupa yang dia sedang terbaring di atas katil pemeriksaan di bilik doktor. Dia juga lupa Amran suaminya sedang menunggunya di luar. Nurul hanya ingat nafsunya perlu dipuasi. Ghiarahnya yang membara perlu dikendurkan. “Sekarang doktor akan memeriksa suhu vagina awak, kedalaman vagina dan mengambil contoh air mani awak. Dan yang penting sekali doktor akan menguji apakah awak mampu mengalami orgasme. Doktor akan menggunakan alat semula jadi, awak faham maksud saya.†“Faham doktor, doktor buatlah apa yang perlu, saya sudah bersedia.†Dr. Balbir memberi isyarat kepada Nora yang masih berdiri di bilik itu. Nora faham maksud Dr. Balbir dan dia beredar meninggalkan doktor pakar tersebut menjalankan ujian selanjutnya. Tirai yang menutupi katil pemeriksaan tersebut ditarik sepenuhnya. Doktor dan pesakit yang berada di dalamnya tidak lagi kelihatan. Tapi bagi Nora dia tahu apa yang berlaku di bilik tersebut. Nafsu Dr. Balbir tidak terkawal lagi. Pesakit yang cantik di hadapannya ini tidak patut dipersia-siakan. Malah pesakit istimewanya ini pun sedang menanti pemeriksaan lanjutan darinya. Perlahan-lahan dia merendahkan katil kira-kira separas pinggangnya. Dr. Balbir menarik lembut tubuh Nurul hingga pinggulnya betul-betul berada di pinggil katil. Kedua paha Nurul dikuak hingga terkangkang luas. Dr. Balbir membuka matanya luas-luas memerhati lurah merah yang basah merekah luas. Kelentit di sudut atas menbengkak dan menonjol jelas sekali. Lubang kecil yang lembab kelihatan terkemut-kemut menanti untuk menyedut batang yang akan memberi kenikmatan. Dr. Balbir tak mampu lagi menunggu lama. Kepala pelirnya yang basah oleh air mazi dirapatkan ke muara yang merekah. Sebagai salam perkenalan Dr. Balbir menggesel-geselkan kepala pelirnya yang sudah terloceh ke kelentit Nurul. Digerak naik turun beberapa kali hingga Nurul mengerang keenakan. Terlihat cairan yang berbuih-buih mula keluar dari lubang kecil yang terkemut-kemut itu. "Emm... aahhh.... " Dr. Balbir menempelkan kepala torpedonya di lubang kecil yang berdenyut-denyut. Nurul merengek bila kepala zakar Dr. Balbir yang besar sedikit demi sedikit menggelongsor masuk ke dalam lubang farajnya. Perlahan tapi mantap batang Dr. Balbir menyelam ke dalam lubang Nurul yang terasa sungguh sempit dan ketat. Kepala pelirnya terasa seperti terbakar kerana lubang Nurul sungguh hangat. Sedap dan nikmat dirasai Dr. Balbir bila Nurul mula mengemutkan lubang farajnya. Gerakan sorong tarik makin lancar bila perasaan nikmat menjalar ke seluruh batang besar doktor benggali tersebut. "Emm... aahhh.... " Erangan Nurul makin kuat bila farajnya mencengkam kemas zakar Dr. Balbr. Memang luar biasa dan inilah pertama kali dia merasakan sesuatu yang besar dan panjang menyumbat padat rongga syurgawinya itu. Pertama kali Nurul merasai pangkal rahimnya disondol-sondol kepada zakar lelaki. Tiap kali tersentuh maka jutaan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhnya. Nurul menggelupur nikmat bagaikan ayam disembelih. Zakar suaminya tak mampu menyentuh pangkal rahimnya selama tiga tahun dia berkahwin. Belum pernah seumur hidupnya dia merasai senikmat ini. "Emm... aahhh.... " Nurul merengek dan mengerang makin kuat bila Dr. Balbir menarik dan menyorong zakarnya. Setiap kali zakar ditarik, Nurul terasa seakan-akan seluruh isi farajnya terikut keluar. Dia menggelepar dan menggelupur penuh nikmat. Jeritan dan erangan kuat oleh Nurul dapat didengar oleh Nora yang sedang berada di luar menunggu di meja doktor. Nora juga makin rancak meraba dan menggentel kelentitnya. Tangannya sudah berada di dalam seluar dalamnya yang telah basah. Sepuluh minit berlalu, Nurul Najwa telah dua kali klimaks dan tiba-tiba seluruh tubuh Nurul kembali menjadi tegang dan tanganya memegang erat kepala katil, kepala Nurul menggeleng-geleng ke kiri dan ke kanan, farajnya berdenyut-denyut mencengkam zakar yang besar dan panjang yang pertama kali mencecah pangkal rahimnya. Dr. Balbir tak mampu bertahan lagi bila faraj Nurul meramas dan mencengkam erat batang zakarnya. Belum pernah dia merasai faraj sesedap ini. Maninya yang telah berkumpul di kolam takungan tak mampu dipertahan lagi. Badannya mula menggigil, pahanya juga bergetar dan perasaan geli yang teramat sangat menjalar di batang zakarnya. Dr. Ranjit menekan kulat hingga seluruh batangnya terbenam dan sepantas kilat maninya memancut keluar menyembur ke dalam faraj Nurul. Bagaikan terkena aliran elektrik Dr. Balbir terketar-ketar tiap kali maninya terpancut keluar satu demi satu hingga tujuh das ditembak ke rahim Nurul. Serentak itu juga Nurul menjerit kuat melolong nikmat bila dia juga mengalami orgasme bila pangkal rahimnya disembur oleh benih-benih hangat doktor benggali itu. Dia dapat merasakan mulut rahimnya ternganga luas menunggu semburan benih lelaki dan terasa kemudiannya rahimnya seperti menyedut-nyedut benih-benih pakar sakit puan yang menerpa laju ingin menyemai rahimnya. Nurul terkulai layu dan keletihan bila dia menikmati orgasme yang paling nikmat dalam hidupnya. Matanya terpejam rapat bagaikan enggan dibuka. Masih terasa batang Dr. Balbir masih berlabuh dalam lubang farajnya. Cuma batang itu tidak lagi sebesar dan sepanjang tadi. Dia tidak membantah Dr. Balbir masih merendamkan batang keramatnya itu. Nora yang berada di meja Dr. Balbir terkejut dengan lolongan kuat dari Nurul. Lolongan nikmat itu sungguh syahdu dan dia sendiri juga mengalami klimaks bila jarinya makin laju menggentel kelentitnya sambil membayangkan batang besar Dr. Balbir keluar masuk dalam lubang farajnya. Di dalam Nurul dan Dr. Balbir keletihan, di luar Nora juga keletihan. Keletihan yang sungguh nikmat. “Awak normal. Tidak ada kekurangan pada diri awak. Mungkin suami awak yang perlu diperiksa, mana tahu benihnya tidak cukup atau kurang cergas. Kerana itu awak tidak mampu dihamilinya.†Dr. Ranjit yang kembali duduk di kerusinya menerangkan hasil ujiannya kepada Nurul yang telah lengkap berpakaian yang duduk di kerusi di hadapannya. "Doktor akan beri kamu ubat penyubur dan vitamin,†kata Dr. Balbir sambil menulis sesuatu di kad rawatan. Nurul membetulkan pakaiannya dan keluar menunggu namanya dipanggil untuk diberikan ubat. Di luar suaminya tersenyum mesra kepadanya. "Best ke perempuan tu? Dahsyat betul saya dengar suaranya." Nora tersenyum kepada Dr. Balbir. “Paling best yang pernah saya rasa. Jangan bimbang lepas kerja nanti awak akan mendapat habuan awak.†Dr. Balbir tersenyum kepada Nora. “Lama betul pemeriksaannya, lama betul abang tunggu.†Amran bersuara kepada Nurul. “Betul bang, pakar tu buat pemeriksaan teliti. Harap-harap kita akan menimang cahaya mata tak lama lagi.†Nurul hanya tersenyum kepada suaminya. Pertama kali dia diperiksa seperti itu oleh doktor pakar sakit puan. Kalau perlu dia sanggup mengulanginya lagi.Pengorbanan Ustazah Rohana utk adiknya atanTuesday, December 01, 2009 1:17 AMUstazah Rohana, berusia 26 tahun, baru melangsungkan perkahwinan. Turut tinggal bersamanya, Atan… adik bongsunya yang diamanahkan oleh orang tuanya di kampung untuk menjaganya dan memberi peluang mendapat pendidikan di Bandar. Seperti biasa, Ustazah Rohana pergi dan pulang mengajar di sekolah berhampiran rumahnya. Sehingga pada suatu petang selepas pulang dari sekolah. Ustazah Rohana mandi seperti biasa. Kemudian setelah selesai berpakaian, dia menuju ke dapur. Dia terbau keharuman kopi panas dari arah dapur. Memang tadi dia telah menjerang air untuk minum petang tetapi dia kehairanan dengan bau kopi itu. Dia terdengar bunyi pintu peti sejuk di tutup. Ustazah Rohana separuh berlari ke arah dapur. 'Atan……Atan………' Laung perlahan Ustazah Rohana, menyangkakan adiknya Atan pulang. Di pintu dapur Ustazah Rohana terperanjat besar. Seorang pemuda yang tidak dikenalinya sedang duduk di meja sambil menghirup kopi. 'Sia……siapa kamu?' Pemuda itu kelihatan seperti samseng jalanan. Usianya awal dua puluhan. Orangnya bertubuh sederhana berkulit cerah dan memakai pakaian serba hitam. Rambutnya pendek berduri-duri ala komando dan dia juga berkaca mata hitam. Ustazah Rohana menggeletar tetapi dia cuba mengawal dirinya supaya pemuda itu tidak tahu yang dirinya di dalam ketakutan. Pemuda itu tidak menjawab pertanyaannya. Dengan perlahan dia meletakkan tangannya di atas meja dan terus menghirup kopi yang panas itu. Ustazah Rohana cuba menggertak sambil membetulkan cermin matanya untuk melihat pemuda itu dengan lebih jelas, 'Lebih baik kamu keluar…..kalau tidak!' Ustazah Rohana cuba menunjuk garang walaupun sebenarnya manik-manik keringat yang dingin kerana ketakutan mulai kelihatan di dahinya. 'Ustazah Rohana ye!' 'Siapa kau?' Ustazah Rohana semakin takut apabila namanya disebut oleh pemuda itu. 'Siapa saya? Itu tak penting ustazah…….yang penting adik ustazah, Atan berhutang dengan saya.' 'Atan? Berhutang?…..Apa yang kamu buat dengan dia? Di mana dia sekarang? 'Dia okay ustazah, jangan bimbang.' Mata Ustazah Rohana melirik ditelefon di dinding dapur rumahnya. Dia berlari dan mengangkat gagang telefon itu tetapi telefon itu tidak lagi mempunyai nada dail. Waktu itu pemuda itu mulai ketawa. 'Tak payah telefon mana-mana le ustazah oiiii, saya dah putuskan talian telefon ustazah semasa ustazah sedang mandi tadi.' Ustazah Rohana tidak tahu untuk membuat apa-apa lagi. Seorang pemuda yang tidak dikenalinya berada di dalam rumah. Dia cuba bersikap tenang tetapi ketakutan telah menguasai dirinya, dia mulai menangis. Pemuda itu bangun dan berjalan menghampiri Ustazah Rohana. 'Ustazah, saya tak nak kecoh-kecoh…….saya cuma nak barang saya saja. Ustazah kasi saya pil-pil tu, saya janji kalau ustazah kasi saya pil-pil tu saya akan keluar dan akan beritahu kawan-kawan saya supaya lepaskan Atan.' 'Pil-pil tu….pil-pil tu saya dah buang…saya dah buang kesemuanya, tak…tak…tak ada lagi…..saya buang di dalam longkang besar di belakang rumah!' Pemuda itu tidak berkata apa-apa, dia hanya menundukkan kepalanya menahan marah, kemudian dia mendongak dengan wajahnya yang merah padam dan menerkam ke arah Ustazah Rohana. Leher Ustazah Rohana dicekak dengan keras. 'Celaka betul……Atan beritahu aku kau buang barang tu di dalam longkang. Aku tidak percaya, sangkakan dia menipu!" Kasar bahasa pemuda itu, mulai menunjukkan belangnya yang sebenar. Tangan lelaki itu masih mencengkam leher Ustazah Rohana dan tubuhnya yang lampai itu terhimpit ke dinding dapur. Terbayang oleh Ustazah Rohana kejadian dua hari sudah apabila Atan berulang kali menyebut, '…matilah Atan kak…..matilah Atan……'. Ustazah Rohana tidak mengerti maksud adiknya itu sehinggalah bila dia berada di dalam situasi yang menakutkan itu. 'Lepaskan saya …..lepaskan…….pil-pil tu tak ada dengan saya, saya dah buang!' Pemuda itu menapak setapak ke belakang dan menampar kuat muka Ustazah Rohana. Tamparan itu menggegarkan seluruh tubuhnya. Cermin matanya senget dan segera dibetulkan semula. Seumur hidupnya, Ustazah Rohana tidak pernah ditampar. Sakitnya bukan kepalang. Dia cuba menolak pemuda itu untuk melepaskan dirinya tetapi tangan pemuda itu memegang kuat tangannya. 'Ustazah jangan naikkan darah saya, saya cuba berlembut dengan ustazah…..beri saja barang saya tu……jangan nak berbohong,……. ingat ustazah, Atan ada dengan kami.' 'Apa yang kau mahu lagi ha?….Mau apa lagi? Saya dah cakap, saya dah buang benda-benda tu ke dalam longkang…..tak ada lagi!' Pemuda itu mulai menyinga semula, Ustazah Rohana dapat merasainya dari sinar mata pemuda itu dan apabila melihat dia mengetap giginya. 'Kau buang barang tu ya….bodoh! Atan sepatutnya menghantar barang tu kepada seseorang dan hantar lima ribu ringgit kepada aku……..ustazah buang ke dalam longkang ye!' 'Sekarang ustazah berhutang lima ribu ringgit dengan saya, saya tidak akan pergi selagi ustazah tak bayar saya lima ribu ringgit.' Ustazah Rohana bagaikan tidak percaya yang perkara itu boleh berlaku di dalam rumahnya sendiri. Dia ketakutan dan masih terisak-isak menangis. Telinganya masih berdesing-desing kesan tamparan pemuda itu tadi. 'Saya tak ada wang sebanyak itu, kalau ada pun…….bagaimana sayah akan tahu yang kau tak akan apa-apakan saya dan adik saya.' 'Dengar sini ustazah, saya tidak peduli tentang ustazah dan adik ustazah. Saya cuma nak wang saya sebanyak lima ribu ringgit sekarang.' Ustazah Rohana tahu suaminya ada menyimpan wang tunai lebih kurang enam ribu ringgit di dalam bilik. Katanya, untuk tujuan kecemasan jika berlaku sesuatu yang memerlukan wang tunai dengan segera. Pemuda itu menarik rambut Ustazah Rohana. Dia mengugut Ustazah Rohana yang dia akan menelefon kawan-kawannya dan menyuruh mereka memukul Atan jika dia tidak memberikannyanya lima ribu ringgit. Waktu itu Ustazah Rohana mengalah dan memberitahu yang dia mempunyai wang sebanyak itu di dalam bilik di tingkat atas rumahnya. Pemuda itu memegang tangan Ustazah Rohana dan berkata, 'Jom, kita ambik.' Mereka berdua naik ke bilik tidur, pemuda itu tidak melepaskan tangan Ustazah Rohana. Ustazah Rohana mengambil sampul yang berisi wang itu, kemudian mereka turun semula ke ruang dapur. Ustazah Rohana menyerahkan sampul wang kepada pemuda itu. Dia memberitahu pemuda itu supaya mengambil kesemua wang itu dan segera beredar dari rumahnya. Pemuda itu menyergah Ustazah Rohana dan menyuruhnya menutup mulut. Dia merenung wajah Ustazah Rohana dengan satu pandangan yang tajam. Pemuda itu mengira wang tebal itu dengan pantas. Setelah cukup lima ribu ringgit, dia memasukkan wang itu ke dalam kocek seluarnya dan baki wang itu dimasukkan semula ke dalam sampul dan diletakkan di atas meja. 'Sekarang tolong call kawan-kawan kamu………..kamu dah dapat duit yang kamu nak, beritahu kawan-kawan kamu supaya lepaskan Atan.' Pemuda itu berkata, 'Ok ustazah, betul tu……saya akan call kawan-kawan saya, tapi….selepas ustazah hisap batang saya dahulu. ' 'Apa????" Ustazah Rohana tidak percaya dengan apa yang didengarnya, dia memikirkan di dalam keadaannya yang ketakutan itu membuatkan dia tersilap dengar. Pemuda itu dengan tenang mengulangi apa yang dikatakannya tadi. 'Ustazah dengar tak, hisap batang saya dulu….kemudian saya akan pergi. Ustazah tak faham ye! Ustazah tak ada pilihan, ustazah mesti hisap batang saya. Ustazah tak tahu betapa tensionnya saya dua hari ini kerana perbuatan ustazah dan adik ustazah.' Ustazah Rohana cuba membantah. 'Jangan kurang ajar….jaga sikit cakap tu……..' Sebelum sempat Ustazah Rohana menyambung cakapnya, pemuda itu menghayun tangannya ke muka Ustazah Rohana dengan kuat. Terjerit Ustazah Rohana dengan tamparan itu. Tersandar dia di dinding dapur, buah dadanya bergegar di sebalik baju kurungnya. 'Ustazah, kalau ustazah tak mau hisap batang saya…….tahulah saya mengajar ustazah!' Kemudian pemuda itu tanpa segan-silu melondehkan seluar dan seluar dalamnya sehingga berderap ke lantai. Batangnya yang keras terpacak ke atas. 'Ya tuhan…………….'Hanya itu yang terpacul daripada mulut Ustazah Rohana. 'Tolong ja….jangan buat saya macam ni, saya dah beri kamu duit……..tolonglah!' 'Ustazah tolong dengar, saya tak punya banyak masa ni………ustazah mesti hisap batang saya, kalau tidak……….' Ustazah Rohana menggeletar dan tidak tahu apa yang perlu dilakukan di saat-saat begitu. Pemuda itu memeluk tubuh lampai Ustazah Rohana dan mendakap rapat ke tubuhnya. Dia berbisik ke telinga Ustazah Rohana. 'Ustazah takut ye?' 'Mmmmm………..' terketar-ketar Ustazah Rohana bersuara dengan air matanya yang berlinang. 'Ustazah jangan takut, buat saja apa yang saya suruh……..saya tidak akan apa-apakan ustazah.' Ustazah Rohana terisak-isak, buah dadanya yang sederhana besar terpenyek di dada pemuda itu. Batang keras pemuda itu menujah pehanya. Pemuda itu terus berbisik di telinganya. 'Ustazah tolong buat apa yang saya cakap, saya tidak akan apa-apakan ustazah kalau ustazah ikut cakap saya.' 'Tolong, tolonglah dik…….' 'Tolong jangan panggil saya adik, ………kawan-kawan panggil saya Roy' Semasa berbisik itu pemuda itu menggesel-gesel batangnya di peha Ustazah Rohana. Ustazah Rohana dapat merasakan yang batang itu telah bertambah keras. 'Roy, dengarlah kata saya ni…..,saya tak pernah buat benda tu.' Sambil bercakap Roy memaut pinggang Ustazah Rohana. Dia memaut dagu Ustazah Rohana dan menyapu air matanya. Ustazah Rohana tidak percaya dengan apa yang sedang berlaku ke atas dirinya di dapur rumahnya. Ustazah Rohana ingin berkata-kata tetapi Roy meletakkan jarinya di atas bibir Ustazah Rohana. 'Shhhhhhhhh……ustazah jangan cakap banyak.' 'Ustazah……ustazah cantik tau, geram saya……. Roy melabuhkan tangan ke punggung pejal Ustazah Rohana dan meramas- ramas punggung yang berbalut kain itu. Ustazah Rohana semakin takut, bertambah takut apabila membayangkan apakah yang akan berlaku selanjutnya. 'Ustazah rasa tak……..ustazah dapat rasa tak batang saya yang keras ni?' Roy menggesel-gesel batangnya ke peha Ustazah Rohana sambil memaut rapat tubuh wanita itu. Dia merenggangkan seketika tubuhnya daripada tubuh Ustazah Rohana untuk membuka jaket kulit hitamnya, mendedahkan tubuh tegapnya berbalut t-shirt merah. Kemudian dia memeluk erat kembali tubuh Ustazah Rohana. Ustazah Rohana hilang arah, rasanya dia ingin menjerit sekuat-kuat hatinya tetapi dia takut Roy akan bertindak lebih ganas. Roy mahukan dia menghisap batangnya jika Ustazah Rohana mahu dia beredar dari situ. Ustazah Rohana terasa tangan Roy di atas bahunya. 'Ustazah Rohana, saya nak ustazah hisap batang saya………..ustazah melutut di depan saya dan masukkan batang saya ke dalam mulut ustazah.' Ustazah Rohana kelu membisu. Dia merenung mata Roy menerusi kaca mata hitam yang Roy pakai. Ustazah Rohana hanya mengalirkan air mata sebagai tanda rayuan supaya tidak diperlakukan begitu. Ustazah Rohana dapat melihat wajah sayu dan ketakutannya pada cermin mata hitam Roy. Roy tidak berkata apa-apa lagi, tangannya menekan bahu Ustazah Rohana supaya melutut di hadapannya. Setelah melutut, Ustazah Rohana berhadapan dengan batang Roy yang tegang keras, panjang dan kembang berkilat kemerah-merahan. Hanya Rohana mendongak memandang Roy yang tersenyum melihatnya. Dia begitu malu, malu dengan apa yang Roy paksa dirinya untuk lakukan. Ustazah Rohana tunduk memandang lantai. 'Apa nak dimalukan ustazah…..ustazah mesti buat untuk adik ustazah……ustazah sayangkan Atankan?' Ustazah Rohana tidak berani menatap wajah Roy lagi. Dia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya perlahan. 'Jangan bimbang ustazah, tak de siapa yang akan tahu……..sekarang buka mulut ustazah dan saya janji Atan takkan di apa-apakan.' Ustazah Rohana tidak ada pilihan lagi, dia mengangkat perlahan wajahnya sehingga selari dengan batang Roy. Roy memegang batangnya dan menggesel-geselkan batangnya itu ke bibir Ustazah Rohana. Ustazah Rahidah menyangkakan yang Roy akan menghentak batangnya ke dalam mulutnya tetapi Roy mengusap-usap belakang kepalanya yang berambut lebat itu. Ustazah Rohana merasakan batang itu keras menggesel-gesel bibirnya. Dengan perlahan Roy menekan kepala Ustazah Rohana ke batangnya. Ustazah Rohana dapat merasakan tangan Roy menolak kepalanya ke batang kerasnya itu. Ustazah Rohana tidak ada pilihan lagi, dia menutup matanya dan merenggangkan bibirnya. Ustazah Rohana cuba mengimbangkan dirinya dengan memegang peha Roy. Roy mengeluh nikmat apabila batangnya memasuki mulut Ustazah Rohana yang licin itu. 'Aggghhhhh, ustazah………mmmmmm………hisap batang saya ustazah.' Tubuh Roy mulai kekejangan. Namun dengan perlahan dia menarik batangnya perlahan sehingga ke bibir Ustazah Rohana dan dengan perlahan juga menolak masuk batangnya semula. Dia melakukannya berulang-ulang dengan gerakan perlahan pinggangnya sehingga batangnya semakin dalam meneroka ruangan mulut Ustazah Rohana. Ustazah Rohana dapat merasakan batang keras dan panas itu berdenyut-denyut dan bergerak-gerak di dalam mulutnya. 'Ohhh, ustazahkkkk……….sedapnya mulut ustazah, hisap lagi ustazah……..Mmmmm tangannya ustazah…….ta….tangan …….pegang dan lancap batang saya.' Ustazah Rohana menurut seperti apa yang disuruh kerana ini adalah pengalaman pertamanya, dia menggenggam batang Roy dan melancapkan batang yang keluar masuk dari mulutnya itu. Batang Roy keras dan licin dik air liurnya sendiri. Roy tidak melepaskan kepala Ustazah Rohana. Dia mengusap-usap lembut kepala Ustazah Rohana ketika batangnya dihisap dan dilancapkan. unversiti.. Ustazah Rohana sungguh malu melakukan perbuatan itu. Dia dipaksa menghisap batang Roy. Dia terpaksa melakukannya demi keselamatan adiknya Atan. Buat pertama kalinya dia merasakan dirinya seolah-olah seorang perempuan murahan yang cukup hina. 'Yeahhhhh…….Mmmmmm…….sedap ustazah, pandai ustazah hisap batang.' Roy terus mengeluh dan mendesah sambil terus mengarahkan Ustazah Rohana bagaimana menghisap batangnya. 'Yeah…….Mmmmmmm sedapnya ustazahkkkkkkkk……….terus hisap ustazah……'Roy mendesah dan mengeluh sambil terus menggalakkan Ustazah Rohana menghisap batangnya. Ustazah Rohana terus menghisap dan melancapkan batang Roy. Dia dapat merasakan peluh dingin berkumpul di atas keningnya. Sambil mengulum batang Roy, dia membuka matanya, membetulkan cermin matanya dan mendongak melihat pemuda yang sedang menghenjut-henjut batangnya itu keluar-masuk mulutnya. Tangan Roy tetap memegang kepala Ustazah Rohana dengan matanya mulai terpejam dan mulutnya sedikit ternganga dengan keluhan nafas yang kasar. Roy seperti berada di awan-awangan. Gerakan pinggangnya semakin rancak. Ustazah Rohana mulai merasakan kelainan itu dan tubuhnya menjadi seram-sejuk memikirkan yang Roy akan terpancut air maninya sedangkan batangnya masih berada di dalam mulutnya. 'Dahh….dahhhhh……ddahhh……dah ustazah…….saya tak ta….tahannn ni'Roy seakan-akan menggelepar sambil menarik batangnya dengan cepat keluar dari mulut Ustazah Rohana. Kepala batang Roy berkilat dengan air liur Ustazah Rohana dan lendir nikmatnya sendiri. Ustazah Rohana terbatuk-batuk dan terasa meloya, tekaknya terasa masam. Dia menyapu mulutnya dengan tangannya.Namun ketakutan mulai menyelubungi dirinya apabila terasa kedua-dua tangan Roy memaut tubuhnya supaya berdiri. Setelah berdiri, tubuh lampai Ustazah Rohana didakap erat oleh Roy. 'Saya dah…dah buat apa yang kamu suruh, tolong keluar dari sini……tolonglah.' Roy dengan cepat memusingkan tubuh Ustazah Rohana menghadap meja. Dia memeluk tubuh Ustazah Rohana dari belakang, memaut pinggangnya erat. Ustazah Rohana dapat merasakan batang keras Roy menujah keras punggungnya yang besar dan pejal. 'Jangan le gitu ustazah……pandai tau ustazah hisap batang, tak percaya pulak saya yang ustazah tak pernah hisap batang sebelum ni…….Hmmmmm hampir terpancut saya dalam mulut ustazah tau.' Ustazah Rohana terasa dirinya teraniaya, pujian-pujian yang diberikan oleh Roy terhadap perlakuannya itu amat menjijikkan. Tiba-tiba, Roy menyeluk ke bawah baju kurungnya dan kedua-dua tangannya memegang buah dadanya yang sederhana besar itu. Kedua-dua tangan Roy meramas-ramas buah dada Ustazah Rohana yang masih berbungkus bra. Perlakuan Roy cukup pantas dan Ustazah Rohana terkapai-kapai. Tidak cukup dengan itu, Roy menyeluk ke bawah bra dan meramas geram buah dada yang pejal itu, puting buah dada Ustazah Rohana yang kecil dan panjang itu digentil-gentilnya. 'Tolonglah Roy, jangan buat macam ni pada saya…….saya dah hisap tadi……pergilah dari sini.'Ustazah Rohana berbisik perlahan cuba memujuk. Wajahnya berkerut menahan perlakuan jari-jemari Roy pada kedua-dua buah dadanya. Roy mengucup dan menjilat-jilat leher Ustazah Rohana sambil terus menguli buah dadanya. Ustazah Rohana menggeleng-geleng kepalanya untuk melarikan lehernya dari diperbuat begitu. Muka Ustazah Rohana berkerut menahan perbuatan Roy menguli buah dadanya. Tangan Roy menarik zip dan membuka cakuk kain Ustazah Rohana. Perlahan-lahan menarik kain itu ke bawah. Dia menyelak baju kurung Ustazah Rohana, terpampanglah punggung gempal yang putih berbalut panties berwarna pink. Panties itu juga direntap turun, Ustazah Rohana terpekik halus dan dia dapat merasakan batang keras Roy berada di alur punggungnya. 'Jaa……..jaaangan, jangan buuu…..buat cam tu………tolonglahhhhhh.' 'Ustazah tak suka? Alaaaaaa sikit-sikit je, tak kan tak boleh…..geram ni tau.' 'Sudahhhh lah.'Rayu Ustazah Rohana di dalam nafasnya yang tercungap-cungap. 'Ok ustazah……ok, saya akan stop kat sini, saya akan pergi dan tidak akan ganggu ustazah dan adik ustazah lagi……..tapi dengan satu syarat.' Sambung Roy lagi, 'Saya akan pergi kalau celah peha ustazah kering…….tapi kalau kat celah peha ustazah basah…….saya akan…….mmmmm ustazah faham-faham sajakan!" Ustazah Rohana seperti tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Tangannya Roy meluncur ke perut Ustazah Rohana. Ustazah Rohana merayu-rayu supaya Roy menghentikan perbuatannya itu apabila merasakan jari-jemari Roy merayap turun ke celah pehanya. 'Kenapa buat saya macam ni, Roy ……….dahlah Roy, tak baik!" Roy tidak menjawab, Ustazah Rohana hanya merasa kepanasan nafas Roy yang terputus-putus sedang tangannya menghampiri celah peha Ustazah Rohana. Roy berbisik ke telinganya, 'Baik ke tak baik ke, saya tidak peduli ustazah………….saya janji ustazah, kalau celah peha ustazah kering, saya akan berhenti dan pergi dari sini. Tapi ustazah, kalau celah peha ustazah basah………saya nak benda tu, tak peduli samaada ustazah nak atau tidak, saya nak ustazah punya………Sekarang saya sentuh ustazah punya ye ustazah, bolehkan!' Takdir telah menentukan segalanya. Apa yang berlaku di dapur rumahnya bukanlah kehendak Ustazah Rohana. Dia menahan nafas ketika jari-jemari Roy bermain-main dan mengusap-usap bulu ari-arinya yang tumbuh halus. Dia tidak berupaya menahan kemahuan Roy. Dia juga tahu yang Roy akan tetap menurut kehendak nafsu serakahnya. Kemudian Ustazah Rohana mulai merasakan tangan Roy meluncur dan menyentuh cipapnya dan jarinya menjolok-jolok lubang keramat cipap tembamnya, bagaikan membalas gerakan jari Roy itu, cipap Ustazah Rohana mulai berair lendir. Kaki Ustazah Rohana terasa lemah longlai dan dia terhoyong-hayang. Roy terasa tubuh Ustazah Rohana bagaikan orang yang hendak pitam, dia memeluk erat tubuh Ustazah Rohana dengan tangannya mencekup celah peha Ustazah Rohana yang mulai berair. 'Mmmmm…..lubang ustazah berairrrr…' Jari Roy keluar-masuk berulang kali ke dalam lubang cipap Ustazah Rohana yang telah licin itu. Ustazah Rohana sungguh malu, apatah lagi dengan tindakbalas lubang cipapnya yang di luar jangkaan itu. Berkerut muka Ustazah Rohana, dia seolah-olah terkhayal seketika. Dia menundukkan mukanya memandang permukaan meja makan yang dilapisi kain penutup meja berwarna kuning berbunga-bunga. Sudah beribu kali meja makan itu menjadi tempat dia dan keluarganya berkumpul menjamu selera, namun tidak pernah dia berdiri di situ dengan jari seorang pemuda yang tidak dikenalinya berada di dalam lubang cipapnya. Roy terus menjolok-jolok jarinya ke dalam lubang cipap Ustazah Rohana. Jari itu di tarik keluar dan dibawa ke hadapan wajah Ustazah Rohana. Bau air berahi lubang cipapnya sendiri menyedarkan Ustazah Rohana dari khayalannya. Roy berbisik ke telinga Ustazah Rohana, 'Tengok…tengok ustazah……..buka mata dan tengok…….jari saya berlendir dengan air dari lubang ustazah, ustazah dapat baunya tak……..dari sini saya dapat bau, sedap!' Ustazah Rohana tidak terkata apa-apa lagi, malunya bukan kepalang dan berkali-kali hatinya tertanya-tanya mengapakah itu harus berlaku sedangkan ianya adalah di luar kerelaannya. Jari Roy berkilat dibaluti dengan air berahinya yang cair jernih. Roy tersenyum kemenangan. Roy mulai menekan bahu Ustazah Rohana, memaksanya supaya menonggeng di hadapan meja. 'Jaaaa…….jangan……..tolong, tolong saya kali ni………..jangan buat macam ni Roy.' Ustazah Rohana merayu minta dikasihani. Ternyata Roy tidak peduli dengan rayuan Ustazah Rohana, dia mengacu-acukan kepala zakarnya di lubang cipap Ustazah Rohana dari belakang. Ustazah Rohana mengoyang-goyangkan punggungnya dengan kasar untuk mengelakkan batang Roy menceroboh lubang keramatnya itu sambil terus merayu supaya tidak diperlakukan begitu. Roy menampar kuat punggung pejal dan putih Ustazah Rohana sambil menengking, 'Ddiiiiiiiammmmmmm ustazah!!!!' Itulah perkataan yang terakhir menerjah masuk ke dalam telinga Ustazah Rohana serentak dengan terjahan batang Roy ke dalam lubang cipapnya. Hentakan Roy cukup kuat dan perkasa sehinggakan tubuh Ustazah Rohana terdorong ke depan dan meja makan berkeriut. Ustazah Rohana terpekik. Tujahan batang Roy ke dalam cipapnya sungguh kuat dan Ustazah Rohana terasa kedua-dua kakinya terangkat. 'Awwwhhhhh…..sempitnya ustazah, licinnnnnn…..!!!!!' Roy mengeluh kasar apabila batangnya tertanam dari belakang di dalam lubang cipap Ustazah Rohana. Tangan Roy mencekak rambut Ustazah Rohana dan memeluk pinggangnya ketika pinggangnya mulai bergerak menghayun lubang cipap Ustazah Rohana. 'Sedapnya ustazah……tahan ye ustazah….tahan ye.' Ustazah Rohana mengetap bibirnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Roy terus menghentak cipapnya dari belakang. Pakuan Roy cukup keras dan pantas dan terasa amat dalam. Ustazah Rohana tidak terdaya lagi. Seorang pemuda yang tidak dikenalinya menceroboh rumahnya dan melakukan perbuatan terkutuk itu ke atas dirinya di dapur rumahnya sendiri. 'Sedap tak ustazah…..,ustazah enjoy tak?' Roy terus mengomel di dalam keluhan berahinya sendiri. Ustazah Rohana hanya menangis terisak-isak dan sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya. Air matanya menitis ke atas meja. Kedua-dua tangannya menekan permukaan meja. Sesekali Roy mencium-cium leher jinjangnya dan meramas-ramas buah dadanya yang terbuai-buai itu. 'Ustazah tak suka ye……relax ustazah….kejap saja…..kejap saja lagi.' Roy terus menghayunkan pinggangnya dengan kuat sementara lubang cipap Ustazah Rohana semakin licin dan berair. Setiap kali peha Roy berlaga dengan punggung Ustazah Rohana, punggung itu bergegar-gegar. Bunyi perlagaan antara peha Roy dan punggung Ustazah Rohana menjadi satu irama yang hanya mereka berdua sahaja yang mendengarnya di ruang dapur itu. Ustazah Rohana mendesah halus setiap kali batang Roy semakin dalam menerjah lubang cipapnya. Kemudian Roy terhenti, dia membaringkan Ustazah Rohana di atas lantai. Kain dan panties Ustazah Rohana direntapnya dan dilemparkannya. Kaki Ustazah Rohana dikangkangkan seluas-luasnya. Sebelum Ustazah Rohana sempat berkata apa-apa, dia kembali menghunjamkan batang kerasnya semula ke dalam cipap Ustazah Rohana. 'Arrrrrgggggghhhhhhh………….' Ustazah Rohana mendesah, menahan tujahan batang Roy. Baju kurungnya diselak oleh Roy, bra berwarna biru yang dipakainya pada waktu itu dikuak ke atas dada. Terpampanglah sepasang buah dadanya yang putih berputing panjang di hadapan mata Roy. Roy terus menyembamkan mukanya ke lurah buah dada Ustazah Rohana sambil terus menghentak cipapnya. 'Roykkkkk…….argggghhhh.' Hanya keluhan yang keluar dari mulut Ustazah Rohana dengan mata yang terpejam. Cermin mata yang dipakainya dicabut oleh Roy dan diletakkan di sisi tubuh separuh bogelnya. 'Dahhhhhh…….sudahhhhhhh.'Tubuh Ustazah Rohana menggeletar menerima hentakan demi hentakan batang Roy. Akhirnya sesuatu di luar jangkaan berlaku, tubuh Ustazah Rohana menggelepar, nafasnya kasar. Dia mencapai kemuncaknya. 'OOOoohhhhh……….' Nafas Ustazah Rohana tersekat-sekat, tangannya didepakan, lesu. Dadanya berombak-ombak. Dia kelelahan. Roy tersenyum. Bunyi hentakan Roy pada cipap Ustazah Rohana makin perlahan dan akhirnya terhenti. Air berahi Ustazah Rohana keluar dengan banyaknya. Perkara ini amat aib bagi Ustazah Rohana, dia mencapai puncak di luar kerelaannya. 'Ustazah dah dapat climax ye…….jangan tipulah ustazah, saya tahu!' Otot-otot cipap Ustazah Rohana mencengkam semula batang Roy apabila dia mulai menghayun laju cipap itu. 'Giliran saya pula ustazah…………..' Ustazah Rohana tersedar dari kelesuan, entah kenapa dia terasa dirinya amat jijik. Dia meronta-ronta untuk melepaskan diri. Semua itu hanyalah sia-sia sahaja malah membuatkan Roy marah. Dakapannya pada tubuh Ustazah Rohana semakin erat. Hentakannya pada cipap Ustazah Rohana semakin ganas. Daripada deraman dan dengusan Roy, Ustazah Rohana tahu yang Roy juga akan sampai ke puncak kepuasan. 'Dekat dahhhh ustazah…..dekat dah…..arggggghhhhhh.' Gerakan pinggang Roy semakin kencang, mukanya merah dan peluh berahi mengalir di dahinya. Buah dada Ustazah Rohana dicekak geram dan diramas-ramas. Kepala Ustazah Rohana tergeleng-geleng ke kiri dan ke kanan dengan rambut yang mengerbang dan mulut yang tercungap-cungap. Kedua-dua tangannya menekan dada Roy untuk menyerap hempapan tubuh Roy ke atas tubuhnya yang lampai dan bergegar itu. Roy terus menghempap-dan menghempap, 'Yeeearrrrrrrrgggggggghhhhhhhhhhhhh………………' Roy menekan batangnya se dalam-dalamnya di dalam lubang cipap Ustazah Rohana, pancutan demi pancutan lahar panas air berahi menerpa likat ke dalam lubang cipap Ustazah Rohana. Bibirnya diketap dan dia tersembam ke atas buah dada Ustazah Rohana sambil melepaskan keluhan yang kasar. Ustazah Rohana sendiri terkulai layu sambil melepaskan nafas perlahan-lahan. Kedua-dua tubuh mereka bersatu dan terkaku seketika. 'Sedapnya ustazahkkkk…..ustazah besttt!'Bisik Roy ke telinga Ustazah Rohana. Dengan lemah longlai Roy terbaring di tepi tubuh Ustazah Rohana. Batangnya masih terpacak dan berkilat. Ustazah Rohana tercungap-cungap dengan dada berombak. Tangannya di atas dahi. Buah dadanya turun naik selaras dengan pernafasannya. Ustazah Rohana menyangkakan yang semuanya telah berakhir setelah maruahnya tercemar tetapi ternyata anggapannya itu tersilap kerana tiba-tiba Roy berdiri dengan batang yang masih mencadik. Dia menarik tangan Ustazah Rohana sehingga terbangun dan melutut di depannya. 'Ustazah, sebelum saya pergi, saya nak kasi souvenir kat ustazah. Telan air mani saya.' 'Haah????' Roy tidak menunggu jawapan lagi. Dia memegang kepala Ustazah Rohana yang melutut di depannya itu dan menariknya ke batangnya yang keras berlendir. Ustazah Rohana membuka mulutnya, mengulum batang Roy. Dia hanya mahukan semuanya itu segera berakhir. 'Hisap ustazah…….saya nak pancut dalam mulut ustazah…….' Hayunan Roy ganas. Ustazah Rohana mengerutkan muka dan menutup matanya rapat ketika batang Roy keluar masuk mulutnya. 'Ustazah telan semua air mani saya tau!' Roy menarik batangnya keluar dan tergopoh-gapah melancapkan batangnya di hadapan muka Ustazah Rohana. Sebelah tangannya mencekak rambut Ustazah Rohana supaya muka Ustazah Rohana terdongak di hadapan batangnya. 'Argggghhh…….telan ustazah..telan……buka mulut ustazah.' Dia menderam dengan suara yang tertahan-tahan ketika pancutan panas air berahinya terpancut ke muka Ustazah Rohana. 'Hisap ustazah….hisap batang saya.'Roy mengeluh dan mendesah ketika satu lagi pancutan air berahinya terpancut mengenai pipi Ustazah Rohana yang putih gebu itu. Ustazah Rohana mengulum kembali batang berlendir Roy yang terangguk-angguk melepaskan pancutan demi pancutan air mani. Dia hanya mahu segala-galanya segera berakhir dan Roy akan meninggalkannya. Roy memegang kepala Ustazah Rohana dan menekan batangnya ke kerongkong Ustazah Rohana. Seluruh tubuh Roy kejang, menggeletar dengan kakinya terangkat-angkat ketika pancutan-pancutan air maninya terus memasuki kerongkong Ustazah Rohana. 'Telan ustazah….hhhaaahhhh….telan semuanya…..hhaaaaahhhh……hisap ustazah.' Ustazah Rohana menelan air mani Roy tetapi kemudiannya merasa geli dan jijik dan meluahkan bakinya. Namun begitu dia dapat merasakan air berahi Roy yang likat itu mengalir turun di dalam kerongkongnya. Baki air berahi Roy mengalir lemah keluar dari tepi bibir Ustazah Rashisah dan turun ke dagunya. Tompokan air berahi Roy di pipi dan mukanya mulai mengalir turun perlahan ke baju kurungnya. Ketika Ustazah Rohana merasakan semuanya telah berakhir tiba-tiba dia terdengar suara di pintu dapur. Dia berpaling ke arah suara itu dengan batang Roy masih dikulum di dalam mulutnya. Dia melihat adiknya Atan berdiri di pintu dapur dengan dua orang pemuda yang kelihatan seperti samseng memegang lengannya. 'Kakak!!!!!!!'Mulut Atan ternganga, matanya terbeliak. 'Apa yang telah kau buat dengan kakak aku?' Atan terlopong melihat kakaknya, Ustazah Rohana di dalam keadaan melutut dengan air berahi likat pekat dimukanya dan batang Roy berada di dalam mulutnya. Roy menolak kepala Ustazah Rohana dari batangnya dan mulai ketawa. 'Kakak kau best le Atan……kau sendiri tengokkan, pandai hisap batang.' Atan tunduk melihat Ustazah Rohana yang menangis terisak-isak. Dia meronta dan melepaskan diri daripada dua orang samseng yang memegangnya dan meluru ke arah Roy. 'Aku bunuhhhhhhhhh kau Roy.' Tengking Atan menerpa bagaikan harimau lapar dengan tangan tergenggam. Ustazah Rohana memang mengharapkan Atan melanyak Roy yang telah mengaibkan dirinya tetapi dia pun tahu Roy bukanlah lawannya. Atan kurus lampai, seperti dirinya, sedangkan Roy jauh lebih tua dan berbadan tegap. Roy melepaskan satu tumbukan padu ke muka Atan ketika Atan menerpa ke arahnya sehingga Atan terhoyong-hayang dan tersungkur di lantai. Ustazah Rohana bangun dan memangku adiknya. 'Sudah…….sudahhhhhh……ambillah semua duit tu, tinggalkan kami…..tolonglah pergi dari sini.' Rayu Ustazah Rohana. Roy merenung kedua beradik itu. Atan menangis di dalam pangkuan emaknya, darah pekat mengalir keluar melalui hidungnya. 'Nasib baik saya hormatkan ustazah, kalau tidak…….tahulah saya mengajar budak berhingus tu.' 'Pergi….pergiiiiiii…tinggalkan kami.' Dengan perlahan Roy berpakaian semula. Selepas selesai, dia mengambil baki wang di dalam sampul di atas meja dan memberikannya kepada kedua-dua orang kawannya. Mereka bertiga tersenyum, berpelukan dan ketawa. Seorang daripada kawan Roy berkata, 'Atan, jangan lupa ucap terima kasih dengan kakak kau, Roy cakap kakak kau ada class........kalau tidak kerana kakak kau….mampuslah kau hari ni.' Mereka bertiga keluar dari dapur meninggalkan kedua adik beradik itu. Ustazah Rohana memangku adiknya. Atan mendongak melihat wajah kakaknya. Wajah yang masih bertompok dengan air berahi yang berlendir. 'Kak……maafkan Atan kak…..apa yang dia telah buat dengan kak?' Tentu sekali Ustazah Rohana tidak tahu apa yang harus dijawab kepada adiknya. Dia mendiamkan diri. Air matanya mengalir sebagai jawapan kepada pertanyaan Atan, adiknya. Ustazah Rohana lega kerana segala-galanya berakhir. Sebahagian dari dalam dirinya bersyukur kerana Atan selamat tetapi sebahagian lagi membenci adiknya Atan kerana menyebabkan semua itu berlaku. Kasih kakak akan sanggup berkorban apa saja demi adiknya, dia juga berharap Atan insaf dengan apa yang telah menimpa mereka berdua.Shira-gadis bandar masuk kampungMonday, August 17, 2009 9:53 PMsebulan shira cuti dari kerja pejabatnya...dia nak berehat2 dikampung menemani pak long dan mak long..pak long dan mak long memang tak punya anak...shira suka berkunjung ke sana kerana rumah mereka terletak jauh nun di dlm desa ,jauh dari kesibukan kota...
Shira seronok dpt bercuti dikampung...kampungnya agak ulu,dan masih dipenuhi kehijauan alam....mandi pula di perigi...sejuk dan tenang mendengarkan bunyi2 unggas...
Sesekali shira berjalan2 mengelilingi kampung,ada pula kedai kopi pak samad...shira singgah untuk membeli kuih2 buat juadah malam bersama pak long,mak long...
Shira merupakan gadis bandar...berkulit putih kuning,rambut paras bahu,tidak bertudung dan seorang yang terbuka dan sukakan natural...
semasa shira singgah di gerai pak samad,ramai lelaki tak kira tua dan muda,org2 kampung itu sedang sembang2 sambil minum kopi sesekali menjeling ke arah shira...dialah satu-satunya perempuan yang ada di gerai itu waktu itu...
Mana taknya semua mata memandang,walaupun ayu berbaju kurung kedah pendek ,berkain satin putih...shira tidak memakai bra mahupun panties...pabila angin bertiup menggesel badan shira ,jelas kelihatan bulat pejal dan tegang kedua2 belah tetek shira ,besar dan menggiurkan... tegang putingnya dek kerana sejuk angin yang bertiup...keindahan puting shira yang jelas warna choklat disebalik kain satin putih yang dipakainya telah berjaya mengeraskan sebilangan senjata lelaki yang memandangnya..angin bertiup makin kencang melekatkan lagi kain satin yang dipakai shira melekap pada tundun cipap shira yang meninggi dan tembam..ketika shira berjalan masuk kedalam gerai,jelas kelihatan alur cipap shira melekap pada kain satin yang dipakainya..
ramli yang duduk berdekatan dengan meja kuih,terasa geram dan seperti hendak mencekup saja tundun shira itu...kalau ikutkan hati,mahu saja di sentap kain satin shira dan tujah cipap shira depan semua org waktu itu juga...namun malang bagi ramli,silap hari bulan naya je kene belasah dgn org2 kampung...
selepas membeli kuih,shira berjalan pulang.mata2 yang memandang tak lepas melihatnya shinggalah kelibat shira hilang dlm kehijauan alam...
malam itu semasa makan,mak long berpesan pada shira agar memakai kain basahan ketika mandi di perigi esok pagi kerana katanya dinding perigi hanya tinggal separuh,roboh semasa hujan lebat dulu...
esok pagi2 shira pun memakai kain basahan utk ke perigi yang terletak lebih kurang 2-3 meter dari rumah mak long...
shira pun mula mencedok air dari perigi dgn takal...shruuuh.....shruhhhh...bunyi air mandian shira....shira berasa sgt sejuk,nyaman,segar dan tenang.....
kain basahan melekap terus di badan shira....sesekali kain basahan shira terlondeh menampakkan kedua2 belah tetek shira yang mekar dan bulat...shira membetulkan kain basahannye...selepas mengshampoo rambut,shira terasa seperti hendak kencing...setelah meninjau2 keadaan sekeliling,shira pun menyelak kain basahannya menghadap belah tiada dinding....disebalik pokok2 di hutan itu,sepasang mata sedang asyik melihat shira mandi,terbeliak biji mata,apabila shira menyelak kainnya sehingga menampakkan belahan burit shira yang merah ,cipap shira tembam dan tidak berbulu,seperti cipap kanak2 tetapi tembam dan membukit..
perlahan-lahan,air pun keluar dari kelentit shira.shrrrrt....tanpa disedarinya,ada tangan yang sedang melancap disebalik pokok sambil mengendap shira mandi...sesekali kamera handphone milik mata itu menangkap gambar shira yang dalam keadaan mencangkung itu sebagai kenang kenangan...
shira mandi lagi....seronok rasanya dapat mandi air perigi yang sejuk sambil mendengar bunyi unggas,dari jauh shira nampak pak long dan mak long berjalan utk ke dusun mereka yang tereltak agak jauh dari rumah..di kampung nie,sesebuah rumah terletak berjauhan antara satu sama lain....
melihatkan pak long dan mak long sudah beredar,shira pun menanggalkan kain basahannya..tak puas rasanya mandi memakai kain...shira telanjang saja senang,hatinya berbisik...selepas membuka kain basahannya,shira melemparkan kain itu tak jauh dari situ...semakin laju lancapan org yang menyorok disebalik pokok berdekatan perigi ....shira langsung tak perasan...satu persatu gambar shira berbogel ditangkapnya...
shira senang hati,sabun teteknya hingga bergoyang2,,,sesekali menyelinap ke cipapnya utk membersihkan cipap...punggung shira bulat dan montok..sungguh lelaki yang mengintai itu,setim habis...
konek lelaki itu berdenyut2 dan tak tertahan lagi rasanya..lelaki yang bernama ramli itu terus,memberanikan diri berjalan ke arah shira...shira terkejut melihat ramli..lantas cuba menutup cipap dan teteknye menggunakan tangan...namun ramli penuh helah..
ramli menunjukkan gambar2 telanjang shira yg ditangkapnya di dalam kamera dan mengugut shira supaya menurut katanya...shira yang pada mulanya takut ,terpaksa menurut kat ramli kerana takut gambar itu disebar kepada org2 kampung,tambah2 pak long dan mak long....
Ramli,mengabil kesempatan yang ada...btg koneknya yang mencanak di paparkan di depan mata shira...Ramli terus memegang kedua2 belah tetak shira...fuh pejalnya....mantap betul...ramli tidak dapat menahan gelora hatinya,lantas terus menyuruh shira duduk di tepi perigi......ramli menjilat2 dan menghisap tetek shira bergilir2 sehingga merah puting shira...shira maish telanjang dan merasa agak terangsang dengan perbuatan ramli...jemari ramli yang kasar mula merayap ke biji kelentit shira yang terngaga kerana keadaan duduk shira yang agak terkangkang...nafas shira makin tak menentu,muka hodoh ramli yang sangap menyoyot tetek shira tidak dihiraukan shira lagi...shira lantas menggenggam batang konek ramli yang gemuk dan sederhana besar
ramli menukar haluannye lalu mengangkangkan shira..dan menyembamkan mukanya ke cipap shira,clup2,,,ramli menjilat2 sambil memasuk keluarkan lidahnya...
ramli sungguh stim...dia berdiri dan menyuruh shira mengadap koneknya...shira yang sedang ghairah,menghisap konek ramli dengan penuh perasaan...habis buah zakar ramli,disedut2 bagaikan seorang pro,shira memang first class menghisap konek...berdenyut2 konek ramli diperlakukan sebegitu rupa..sambil mengulum batang ramli,tangannya juga melancapkan batang konek ramli yang gemuk itu...
sambil shira menghisap batang ramli,ramli menggosok2 dan menggentel lubang cipap shira dari belakang...ahh,shira menonggengkan bontotnya utk menambah nikmat usapan itu...ramli,menukar posisi shira menonggeng...
perlahan2 ramli menekan2 kepala koneknya di biji kelentit shira..sehingga menyebabkan shira merengek2 kesedapan..ah...ah...
ramli memainkan koneknye di tebing2 lubang cipap shira yang bakal ditojah..air shahwat shira bertakung dan sedikit demi sedikit meleleh hangat di muara cipap shira...ah,shira terasa hangat di cipapnya..tak tertahan dengan geselan batang konek ramli shira menyuruh ramli menujah cipapnya..."oh tujahla,cipap shira,shira dah tak tahan lagi"...
lalu ramli mula memasukkan kepala batangnya...uh,ketat...shira mengemut kuat tanda mengalu2kan kemasukan batang konek ramli ke dalam lobang nikmat shira...
ramli mengeluh sambil perlahan2 menujah masuk cipap shira...
berpeluh2 ramli menahan denyutan batangnye yang berdenyut tak henti..oh hangatnya burit shira...shira mengemut manja batang gemuk itu..
ramli terus mengayak,dan seolah2 menunggang kuda,ramli melajukan dayungannya...shira merengek2 kesedapan,meleleh2 air cipap shira..sungguh mereka merasa nikmat akibat persetubuhan itu...
tiba2,mereka terdengar bunyi tapak kaki...ah sudah,pak long balik..kenapa pak long balik tiba2...lagaknya seperti org mahu cepat...
ramli merasa sgt cuak...dia ingat pak long shira nak serang mereka..dengan parang ditangan...ramli x sanggup ambik risiko,dengan dirinya yang bogel separuh,dan batang konek yang masih terbenam di dalam cipap shira yang masih terkemut2...ramli tersepit antara nyawanya dan kesedapan kemutan burit shira yang amat nikmat...akhirnya ramli mengalah dan cepat2 beredar dari situ...shira terkapai2 dalam nafsu serakahnya yang maish memuncak....ahhh,tidak,nafsunya harus dipuaskan juga...kemana ramli...shira baru perasan yang pak long nya berjalan laju,masuk ke rumah...kelentit shira masih berdenyut2 minta dipuaskan...shira sudah tidak waras lagi....dia segera mengambil towel membaluti tubuhnya yang masih basah dan sexy itu masuk kedalam rumah...kelihatan pak long masuk bilik air...dek kerana tak tahan nak terkencing kot,pak long terlupa menutup pintu blik air...shira dapat melihat kote pak long nya yang panjang dan berwarna hitam kemerahan itu..nafsu shira yang masih belum reda,mula memikirkan sesuatu yang luar biasa....
Selesai kencing,pak long pun mencuci koneknya....shira segera menyorok di belakang pintu...
pak long mausk ke dapur ambil air,lalu dibawa ke ruang tamu..pak long duduk dan minum air kosong sambil mengelap keringat tua di dahi....tiba-tiba shira memunculkan diri depan pak long dengan bertuala singkat...rambut basah..nafas shira laju....pak long melihat shira,dan berasa malu melihat keadaan shira yang hanya bertuala kecil dan hampir menampakkan separuh teteknya dan lagi seinci boleh nampak cipap shira...
belum sempat pak long bersuara...shira membuang tuala yang dipakainya...terbeliak mata pak long,melihat shira yang berusia 24 tahun itu,tanpa seurat benang pun...pak long aotumatik,memandang tetek shira yang bulat,pejal dan besar itu dengan puting tetek shira yang coklat kemerahan..."oh beginilah rupa tetek shira yang selama ini aku lihat dari luar bajunya saja"bisik hati kecil pak long....mata pak long menjalar ke cipap shira yang membusut...cipap shira licin tanpa bulu menampakkan jelas alur cipapnya dan rekahan merah bibir cipap shira yang seolah2 memanggil batang pak long...
pak long tergamam...kelentit shira berasa panas dan kembang kuncup bila melihat kain pelikat pak long bertongkat...
shira lantas terus mara laju ke arah pak long,lagaknya seperti seorang perogol,.shira menyelak kain pelikat pak long lantas terus mengulum dan menjilat2 batang konek pak long dengan penuh ghairah...sambil tangannya mengusap2 buah zakar pak long...pak long tak mampu menolak kesedapan jilatan dan kuluman shira yang sememnagnya power itu....
semakin keras mencanak batang kote pak long dilayan sebegitu rupa...
sudah lama semenjak kote pak long diservis begini,sejak mak long sudah menopause 10 tahun yang lalu...air mani pak long yang sudah lama bertakung,mendidih2 ingin tersembur keluar..namun pak long tahankan..permainan baru bermula...nak teruskan terasa slah,nak berhenti terasa sayang pula...
pak long mengerang2 kesedapan ...dlm keadaan berbaju t-shirt pagoda,kain pelikat yang terselak,di tengah2 kelangkangnya ada seorang gadis telanjang yang muda dan bergetah sedang menghisap dan menyedut2 kepala kote pak long...
tangan pak long mula merayap mencari puncak gunung milik shira..terketar2 tangan tua pak long bila dapat memegang susu segar shira...oh,empuknya,gebu dan kenyal "bisik hati pak long...
jemari tua itu mula menggentel2 puting tetek anak sedaranya sendiri...
pak long cuba meleraikan hisapan shira bila dia terasa tak tertahan nak terpancut...lalu shira berdiri,muka pak long dan cipap shira hanya seinchi jaraknya...jemari tua pak long,perlahan2 menguak belahan cipap shira yang nyata gatal merenyam mahukan koneknya...ah,kelentit shira digentel2....shira lantas mengangkang kakinya dengan mengangkan sebelah kaki dan meletakkannya di lengan kerusi sofa tempat pak long duduk...kini,jelas cipap merah shira yang segar dan bergetah di depan mata pak long...pak long menghisap biji kelentit shira..sambil jemarinya menggosok2 lobang nikamat shira....terasa cairan panas shira bertakung lagi...pak long terus menyedut air takungan shira yang semakin membanjir...
oh shira sudah tidak tahan ..terkmut2 shira menahan kesedapan...
"pak long shira tak tahan..." luah shira...lalu pak long membaringkan shira di atas sofa...meletakkan sebelah kaki shira di atas bahunya...perlahan2 konek pak long mula masuk...cipap shira menelan batang tua yang panjang dan besar itu dengan senyuman,..ternyata batang tua pak long memang sedap,hingga menggesel g-spot shira...ah pak long....sedapnya pak long....rintih shira....
pak long menujah laju....nafas mereka bersatu...sesekali bibir mereka bertaut...lidah mereka bermain2..sambil menghayun senjata...pak karin menyonyot puting susu shira...mereka dilambung ombak nafsu yang menggila....shira menonggeng dan pak longnya,mausk dari belakang...sambil doggie shira tangan pak long tak lepas dari menggentel kelentit shira menyebabkan shira terkejang beberapa kali kerana klimaks....
sungguh2 shira rasa begitu nikmat...akhirnya pak long memancutkan mani ke dalam lubang pepek shira yang sedang mengemut kuat koneknya...ah..pak long puas,begitu dengan shira....shira masuk ke bilik air utk memcuci kemaluannya,pak long berehat sebentar dan memakai kembali kain pelikatnya...
30 jam kemudian pak long keluar semula....utk ke kebun...mak long hairan melihat pak long yang kelihatan letih...
malam itu,semasa makan malam,pak long memandang shira dnegan senyuman penuh makna....sesekali masa mak long tiada,pak long ambil kesempatan utk menggentel puting shira dari luar baju...
kadang2 sikap shira yang nakal sengaja masuk kedalam kain pelikat pak long utk menghisap konek pak long sehingga pancut dan menelan mani pak long...
ramli yang masih tidak puas hati menunggu shira mandi keesokkan harinya...ternyata ramli akhirnya dapat juga memancutkan maninya ke dalam pepek shira yang ketat...Akhirnya-Ustaz Akhil Hayy dan Waheeda selamat diijab kabulkan..Sunday, August 16, 2009 10:39 PM
HULU SELANGOR: Setelah dua tahun membiarkan banyak pihak membuat spekulasi dan berteka-teki tentang hubungan mereka, penyanyi serta penceramah bebas, Akhil Hayy, 40, dan penyanyi popular Waheeda, 30, akhirnya telah selamat diijabkabulkan di Masjid Ar Rahimah, Kuala Kubu Baru, hari ini.
Hanya dengan sekali lafaz, Akhil atau nama sebenarnya, Akhil Abdul Hayy sah bergelar suami kepada penyanyi yang popular dengan lagu Wassini itu pada majlis pernikahan mereka yang dihadiri oleh kira-kira 200 tetamu yang rata-ratanya terdiri daripada ahli keluarga, saudara-mara serta kenalan rapat kedua-dua belah pihak.
Turut hadir ialah dua anak Akhil iaitu Siti Nur Maisarah, 12 dan Mohd Syarif Idayatullah, 11.
Waheeda dan Akhil bergambar bersama anak-anaknya, Siti Nur Maisarah dan Mohd Syarif Idayatullah.
Pasangan ini dinikahkan oleh Pendaftar Nikah Cerai dan Rujuk, Ustaz Zulhairi Jaid sekitar pukul 12 tengah hari. Pada majlis itu, Waheeda menerima mas kahwin berjumlah RM 80 serta tujuh dulang hantaran berbalas 11 dulang oleh pihaknya.
Tiada wang hantaran diberikan, sebaliknya Waheeda dan ibubapanya hanya meminta senaskhah Al-Quran daripada pihak lelaki.
Akhil yang ditemui sejurus selepas majlis pernikahan itu melahirkan rasa syukur dan berharap perkahwinan ini mampu menjadi penutup kepada segala kontroversi yang melanda dirinya dan Waheeda selama ini.
"Jodoh dan pertemuan adalah urusan Allah. Sebelum ini pun, terlalu ramai yang bertanya bila kami akan berkahwin. Jadi hari ini, kami buktikan dan berharap ia dapat menutup segala spekulasi.
"Selebihnya, terserahlah kepada masyarakat kerana manusia boleh bercakap apa saja. Apa yang boleh saya katakan, ini bukan secara kebetulan dan bukan juga satu perancangan sangat pun.
"Sebelum ini, memang saya bercakap pada media bahawa saya senang dengan Waheeda. Cuma, untuk menggerakkannya ke arah itu (cinta), saya hanya serahkan kepada Allah.
"Tetapi, mustahil lah perkahwinan ini terjadi kalau bukan kerana cinta. Allah bukakan hati saya untuk menerima Waheeda dan dia ditakdirkan menjadi isteri saya.
"Insya-allah, saya akan cuba sebaik mungkin untuk membimbing Waheeda dan anak-anak," kata Akhil.
Menurutnya lagi, jika mengikut perancangan awal, dia ingin melangsungkan pernikahan pada 21 Ogos.
"Jika ikutkan, saya rancang untuk bernikah pada 21 Ogos, malam sebelum Ramadan dan semua tetamu boleh bersembahyang Tarawih bersama-sama.
"Tetapi bila melihat tarikh 16 Ogos ini lebih memudahkan keluarga dan saudara-mara lain untuk datang, jadi kami pilih saja tarikh hari ini," ujarnya.
Kontroversi yang melanda mereka berlarutan sejak dua tahun lalu apabila mereka dikatakan telah berkahwin dan Waheeda atau nama sebenarnya Norwahidah Abdul Wahab menjadi isteri kedua Akhil. Ketika itu, masing-masing menafikan tentang perkara tersebut dan menegaskan mereka hanya berkawan baik.
Namun, kisah itu semakin panas sekitar Mei lalu apabila isteri Akhil, Maizawati Zainal mengaku tentang pergolakan rumahtangga mereka dan Waheeda turut dikaitkan sebagai punca tersebut.
Antara yang didedahkan oleh Maizawati, dia pernah menyatakan persetujuan membenarkan Akhil berkahwin lagi dan bersedia hidup bermadu setelah suaminya itu mengaku tentang hubungannya dengan Waheeda.
Namun, dia tidak tahu apa status hubungan suaminya dengan Waheeda ketika itu kerana katanya, Akhil sendiri sudah tiga bulan tidak pulang ke rumah dan hanya mengikuti perkembangan kisah suaminya itu menerusimedia.
Maizawati kemudiannya mengambil keputusan bercerai untuk membina kehidupan baru. Dia dan Akhil akhirnya sah bercerai dengan talak satu pada 15 Julai lalu di Mahkamah Rendah Syariah Ipoh.
Menerusi perkahwinannya dengan Maiza, mereka dikurniakan empat orang anak.
(dari kiri)Abdul Wahab Yusof (bapa Waheeda), Asri Othman (bapa Waheeda) Akhil, Waheeda dan ibu Akhil, Azizah Daud
Ditanya sama ada bekas isterinya itu turut mengetahui tentang perkahwinannya dengan Waheeda, kata Akhil:
"Saya tidak mahu komen. Dia tidak ada kena-mengena."
Dalam pada itu, Waheeda juga melahirkan rasa syukur kerana telah sah bergelar isteri setelah hebat dilanda kontroversi selama ini.
"Saya tidak mahu bercakap tentang kontroversi. Bagi saya, lebih banyak benda lain yang patut difikirkan. Saya mengambil nasihat Dr.Fadzilah Kamsah yang pernah cakap pada saya, cabaran yang dilalui sebenarnya akan diberikan ganjaran yang besar kelak.
"Perkahwinan ini juga adalah untuk merapatkan hubungan ahli keluarga kedua-dua belah pihak. Kami juga tidak akan pergi berbulan madu, tetapi akan menggunakan masa yang ada untuk melawat saudara-mara.
"Saya juga telah bersara dari dunia seni dan ingin memberikan tumpuan pada suami dan anak-anak," kata Waheeda yang juga bersedia untuk menimang cahayamata sendiri jika dikurniakan rezeki.
Ditanya mengapa pihaknya hanya meminta senaskhah Al-Quran sebagai pengganti wang hantaran, ujar Waheeda, dia berpendapat perkara itu lebih afdal kerana Al-Quran adalah pelengkap segala-galanya.
"Ini memang permintaan bapa saya juga. Lagipun, saya tidak mahu perkahwinan ini membebankan sesiapa. Malah, saya dan Akhil memang sentiasa berpegang kepada Al-Quran dalam kehidupan," katanya yang juga menafikan majlis itu dibuat secara 'rahsia'.
"Majlis ini dibuat di sini kerana kawan Akhil ingin menikahkan kami sendiri. Kami juga tidak merahsiakan perkahwinan ini dari media kerana kami turut menjemput rakan-rakan media yang rapat dengan kami.
"Lagipun, keluarga dan saudara-mara di sebelah saya dan Akhil ramai yang hadir hari ini. Insya-allah, kami akan adakan sebuah resepsi pada 31 Oktober nanti di Dewan Bukit Jelutong, Shah Alam dan akan jemput lebih ramai tetamu," katanya.
Sebuah lagi resepsi di Gopeng, Perak juga akan dibuat seminggu kemudiannya
P/S: selepas habis dilanda kontroversi mereka akhirnya bebas untuk berkahwin...seronk pulak tgk..semoga berbahagia..Birthday Gift - Awesome...!!!!!Friday, August 14, 2009 7:20 PMMedia files video-play.mp4 (0 bytes)Gadis Kecil terikat di tepi sawahSunday, July 26, 2009 6:43 PMCeritanya begini, cuti penggal pengajian bermula, untuk pengetahuan kau orang semua, cuti ini selama empat bulan dan aku mengambil keputusan untuk lepak dikampung sahaja. aku dah rindu dengan keluarga dan suasana kampung, maklumlah tempat pengajianku di bandaraya.
Sampai di kampung aku merasa sunguh nyaman dan tenteram, jauh dari kebisingan kota. Kampung aku ni di utara semenanjung. Rata-rata pekerjaan penduduk kampung aku adalah bersawah padi termasuklah keluarga aku. Sekarang ni baru lepas musim menanam padi, sawah padi kelihatan menghijau dan menenangkan sekali, musim begini adalah musim ikan membiak, jadi aku mengambil keputusan untuk menjala ikan di taliair ditengah sawah.
Aku mengajak sepupuku yang bernama rahim untuk bersama aku menjala ikan, rahim setuju saja. Rahim ni berumur 23 tahun kira sebaya akulah, tapi hanya bekerja sebagai pesawah sahaja. kami pun dengan membawa sepucuk jala orang tua aku berjalan menuju ke tali air yang letaknya tak jauh dari rumah aku. sebelum sampai tali air tu kami terpaksa melalui kawasan semak dan kemudian ladang getah, setelah setengah jam berjalan kaki sampailah kami di kawasan sawah padi.
Aku merasa sangat gembira, dah lama aku tak menjala ikan di taliair ni, kawasan kiri kanan taliair ditanam dengan pokok pisang yang nampaknya langsung tak dioedulikan, hinggakan menjadi semak pula. Tak kisahlah tu, janji aku dapat manjala ikan dah. Rahim dah bersedia dengan jalanya dan aku memegang bekas plastik baja untuk diisi ikan yang akan kami dapat nanti.
Tiba tiba rahim mencuit aku dan menunjuk ke satu arah di kawasan hujung taliair tu, kami lihat ada sekumpulan budak budak tengah bermandi-manda ditali air ni, … kalau macam ni, macam mana nak menjala, nanti semua ikan lari… sebab takut dengan bunyi budak-budak mandi dan berenang….rahim mula bersungut sambil mengeluarkan rokok Dunhill dari kocek kemejanya dan mula menghisap. Apa kita nak buat ni… aku bertanya pada rahim, …. Haaa, macam ni…. Kita gertak saja budak-budak tu … suruh dia oang balik.. kita cakap nak bagitau mak bapak dia orang…. Lagipun mak bapak dia orang tentu marah kalau tahu dia orang mandi kat tali air ni…. Bahaya tau, nanti lemas…. Aku set saja… jom.. dengan jawapan pendek terus aku dan rahim berjalan menuju kearah budak-budak tu.
Setelah hampir dengan budak-budak tu, kami berhenti dan berlindung disebalik pokok pisang yang terdapat disitu, aku melihat ada enam orang budak-budak perempuan dan dua orang budak lelaki tengah mandi mandi dengan seronok sekali, dia orang ni adalah lah dalam lingkungan umur 11 atau 12 tahun agak aku, aku lihat tubuh yang perempuan ni dah mula berkembang, punggung dah besar dan tetek dah naik tapi taklah besar hanya sebesar bola pingpong sahaja. itupun aku lihat dari pakaian mereka yang basah dan melekat dibadan tu. Sementara yang lelaki hanya berseluar pendek tidak berbaju.
Aku bertanya rahim.. kau kenal budak-budak ni? rahim menjawap dengan tanpa menoleh … ala budak kat hujung kampung tu…. rahim bersuara lagi… kau agak apa permainan yang dia orang main ni…. Apasal … aku bertanya balik…. Tuu .. kau tengok bawah pohon jambu tu… rahim menunjuk dengan menggunakan bibirnya, aku baru perasan ada seorang budak perempuan di ikat pada pangkal pohon tu dengan tangan nya kebelakang, dan matanya di tutup dengan saputangan. Entah…. Aku menjawap dengan selamba…. Eh jomlah kita sergah budak budak tu….. jom …dengan jawapan tu rahim terus berdiri dan mencapai satu batang pokok ubi yang berada disitu dan terus berjalan menuju kearah bebudak tu diikuti oleh aku.
Hoi..!, kau orang nak mati ke…. Mandi disini… disini ada ular sawa besar tau …. Dah-dah naik semua balik…. Nanti aku kasi tahu sama mak bapak kau orang…. Rahim mula memarahi bebudak tu dengan suara yang kuat sekali…. Aku pun tumpang sekaki… bila lagi nak marah bebudak… apa lagi terhegeh tu, cepat naik dan balik … bebudak tu nampak takut sangat dengan sergahan kami, langsung naik ke tebing dan mencapai pakaian dan terus lari meninggalkan tempat tersebut. Mereka lupa tentang member mereka yang masih terikat dipohon jambu tu.
Budak perempuan yang diikat di pohon jambu tu meronta-ronta nak lepaskan diri…. Hei…laila, ina tolong buka tali ni… budak tu terus jerit memanggil kawanya, tapi kawanya dah lari sampai tak nampak lagi… rahim menghampiri budak tu sambil berkata…. Ni lagi sorang…. Seronok sangat main sampai sanggup diikat-ikat… main apa macam ni…. Tolong abang… dia orang ikat farah sebab farah tak nak ikut mandi…budak tu menjawap dan mula menangis…. Aku lihat budak ni cantik juga, akal jahat aku dah mula datang, aku tengok tubuhnya dah berbentuk, dengan seluar pendek nya aku dapat lihat pahanya yang putih dan tiada parut seperti budak yang lainya. Teteknya agak besar juga, tapi lebih kurang bola pingpong jugalah, rambut lurus, kulit putih, hidung mancung dan bibir kecil je, matanya tak nampak sebab ditutup oleh kawan-kawannya.
Aku cepat-cepat menghampiri rahim yang dah berada dekat budak tu untuk membuka ikatan tangannya, aku memberi isyarat pada rahim untuk tidak membuka ikatan budak tu dulu. Aku menarik tangan rahim pergi jauh sikit dari budak tu dan aku bisikkan pada rahim, ….. aku nak telanjangkan budak tu dulu…. Nak tengok barang dia macam mana….. rahim jawap…. Hiss , gila kau nanti orang nampak macamman…. Alah rilexlah…. Bukan nya ada orang nak datang tengah hari macam ni, lagipun bukannya dia nampak kita, kan mata dia tertutup tu…. suka hatikaulah tapi ingat…. Jadi apa-apa kau tanggung.
Aku menghampiri budak perempuan tersebut yang masih terisak-isak menangis dengan mata ditutup saputangan dan tangan terikat di pohon jambu. Mungkin pembaca boleh bayangkan, posisinya berdiri dan rapat dengan pohon jambu yang kurus serta tangan diikat kebelakang. dia memakai kemeja lengan pendek dan seluar pendek. Dengan lagak seorang polis menyoal pesalah, aku bertanya … siapa nama adik ?, …. Tiada jawapan tapi tagisan makin kuat, apa pasal adik nangis ?… suara aku semakin rendah… kesian pulak aku tengok budak perempuan ni…. Dia jawap…. Tolong abang.. buka ikat ni… saya nak balik…. Aku tanya lagi nama budak ni… dia kata nama dia Farah, aku tanya lagi kat mana rumah dia, dia bagitahu dia bukan orang kampung tu tapi kampung yang agak jauh dari kampung aku, aku tanya lagi macam mana dia boleh ada di sini, kena ikat pulak tu, sebenarnya dia datang bersama dua kawanya selepas sekolah, kemudian mereka jumpa dengan budak-budak hujung kampung aku, dia orang join sekali main disitu, tapi dua kawanya dah balik, tapi dia terus tinggal disitu bersama kawan barunya dari kampung aku, katanya seronok ada disitu, dia cuma ingat dua nama saja kawan barunya iaitu laila dan ina, dia kena ikat disitu oleh kawan barunya kerana tidak mahu mandi bersama, kawan barunya kata itu adalah syarat… tak sangka dia orang tinggalkan saya macam ni….. tolonglah abang buka ikat ni … saya nak balik….tapi tangisnya dah kurang dah…
Mendengarkan penerangan budak perempuan tu, rahim semakin dekat, gamaknya dah hilang rasa risaunya, tambahan pula budak ni bukan orang kampung aku, lagilah rasa selamat… aku cakap kat budak perempuan tu…. abang boleh buka ikat ni, tapi adik kena telanjang dulu…. Budak tu semakin gementar… tak nak abang….. tolonglah jangan buat macam tu….. nanti adik menjerit… haa…huk….huk… dia dah start nangis pulak. Kalau jerit nanti abang ikat mulut pulak dah tu tinggak adik dekat sini.. siapa nak tolong… nanti malam hantu banyak kat sini…. Tiba-tiba rahim mencelah …. Dah berhenti nangis… nanti aku libas dengan kayu ni…. Sambil memukul tanah dengan kayu ubi yang dipegangnya…. Agaknya budaktu takut dengan ugutan kami, terus control tak bagi nangis.
Aku terus pegang tetek budak perempuan tu, dah terasa macam tetek perempuan dewasa tapi saiznya masih kecil dan putingnya hampir tak terasa. Budak tu bila rasa tangan aku dah usap teteknya apa lagi terus meronta nak lepaskan diri. Rahim sergah lagi, oii budak aku kata diam baik kau diam.. nanti aku ikat mulut kau… budak tu terus diam… aku buka butang kemejanya, tapi tak leh tanggal terus kemejanya sebab tanganya terikat, aku semakin ghairah tengok teteknya yang baru berkembang tu, putingnya warna merah muda sesuailah dengan kulitnya yang putih, aku paling tengok rahim, rahim memberi isyarat dengan mengangkat kening saja, fahamlah aku dia suruh aku teruskan, aku terus pegang cipapnya, fuhh..!, tembam jugak cipap budak n I kata aku dalam hati, budak tu kepitkan pahanya tak nak kasi aku pegang cipapnya,…abang jangan abang….tak nak abang….sambil meronta kembali. Rahim semakin rapat dan mengetuk kepala budak tu dengan kayu ubi tadi, tak lah kuat saja gertak aje… hei budak…diamlah tak tahu bahasakah….budak tu taku diam kembali, hanya terdengar isaknya saja.
Aku masih lagi mengusap cipap budak tu dari luar seluar, batang aku dah tegang dah, teransang juga aku dengan budak semuda ni, tambah pula dengan sifat melawanya lagilah aku teransang, sementara tu rahim dah ramas-ramas tetek kecil tu, agaknya rahim pun tak tahan kot. Puas usap dari luar, aku tari seluar budak tu sampai ke buku lali, nanpaklah seluar dalam budak tu, ada gambar mickey mouse lagi, tak kisah lah tu, yang penting aku dah tak tahan ni.. aku tarik sekali seluar dalamnya, nampaklah cipapnya yang tembamtu, bulunya masih belum tumbuh lagi, cuma ada bulu roma sahaja, orang utara kata bulu pahat. Nampak cipapnya sangat comel dan bersih, aku terus mengusap-usap cipapnya, budak tu kepitkan pahanya, ….abang tolonglah ….adik tak nak…jangan abang…malulah…gelilah abang…hik, huk, huk, nangis lagi…lepas tu aku dengar cuma bunyi emmmp…emmmp saja, rupanya rahim tengah pulun kiss budak tu sambil tanganya pegang dagu budak tu tak kasi dia larikan mukanya.
Aku terus duduk melutut depan budak tu, muka aku betul-betul depan cipapnya, aku pegang pehanya, usap keatas sampai di bontotnya, aku ramas-ramas bontotnya, kemudian aku dekatkan muka aku dekat cipapnya, ada bau juga pantat budak-budak ya… aku terus jelirkan lidah dan sembamkan muka aku dekat cipapnya, kena saja lidah dan muka aku dekat ciapnyadia terus menendang, terduduk aku dibuatnya, tak apa, aku melutut kembali dan aku pegang kakinya dan aku renggangkan, nampak cipapnya semakin terbuka, semakin jelas, aku masukkan kedua lutut aku antara kakinya dan kedua tangan aku pegang pehanya dan mulalah aku menikmati cipap budak perempuan tu dengan lahapnya, aku jilat alur nya yang licin tu, tiada semak samun, tiada lalang, aku masukkan lidah ku mencari kelentitnya, jumpa saja aku terus jilat disitu, budak tu hanya dapat berbunyi emmmp…emmmp saja kerana rahim tutup mulutnya dengan tangan, rahim sekarang berada di belakang pohan jambu kurus, sebelah tangan menutup mulut budak tu, sebelah lagi merayap di tetek budak tu, nampak seperti rahim memeluk pohon jambu yang kurus tu.
Aku rasakan cipap budak tu dah basah dah, air mazi dia dah keluar dah, tak sangka budak sebesar tu dah pandai rasa seronok, rasa ghairah bila cipapnya kena main, aku hentikan jilatan, aku bagitahu rahim… turn kau pulak rahim… rahim tersengeh macam kerang…. Rahim cadangkan agar budak tu di telentangkan,ditidurkan. Rahim buka ikatan tangannya sementara aku pegang kakinya, kami tidurkan budak tu dan kemudian rahim ikatkan kembali tangannya di pohon jambu tersebut, sekarang posisinya tidur melentang dengan tangan terikat diatas kepala. Selesai ikat rahim ambil posisi di bahagian cipap dan aku dibahagian tetek, budak tu menjerit kuat apabila rahim mula jilat cipapnya, mungkin tak tahan dengan misai lebat rahim dan janggutnya yang dah dua hari tak cukur tu, tolong abang…. Tak nakk…geliiii..eeehh ..gelinya… tolonggg… demi keselamatan kami terpaksalah aku menutup mulut budak tu dengan menyumbatkan seluar dalamnya kedalam mulut budak tu, tapi masih lagi berbunyi dah tentu tak kuat lagi, cuma hemmmph… hemmmmph… kesian pulak aku… tapi apa nak buat tak nak beri kerjasama kan…
Rahim terus jilat kelentit budak tu, sambil jarinya menjolok lubang cipap budak tu, aku pula menyonyot tetek kecilnya, habis masuk dalam mulut aku, tapi sekarang putingnya dak tegang dah… ha, ha, ha, stimlah tu….
Kemudian aku lihat rahim bangun dan buka seluar pendek nya, nampaklah batangnya yang hitam legam, tegang berkilat-kilat, lalu rahim mengangkang paha budak tu seluas-luasnya dan rahim duduk memegang batangnya dan dihalakan ke cipap budak tu, mengosok-gosok batangnya dekat lurah cipap, tambah berkilat kepala konek rahim bila kena air cipap budak tu, kemudian rahim mula menekan dan suara erangan budak tu semakin kuat, mungkin juga suara jeritan tapi dengar macam suara erangan saja sebab mulut dah kena tutup dengan seluar dalam. Bila batang rahim masuk setengah saja aku lihat tubuh budak tu seperti tersentak terkena kejutan elektrik dan mukanya berkerut-kerut, kepala digeleng kekiri dan kanan, aku tahu dia sakit sangat, aku terus menghisap teteknya dengan harapan dapat menghilangkan sakitnya dan menggantikan dengan rasa nikmat…. Ooiii…syoknya….uuuhhhh ketat gila… aku tak boleh lama ni..dah nak keluar dah…. Rahim terus menekan batangnya sampai tak boleh masuk lagi, masih tersisa batangnya kat luar cipap, rahim terus sorong dan tarik batangnya, tak lama lepas tu ….. aaaahhhh…. Aaahhhh… macam kerbau jantan rahim berdengus dan akhirnya menghentak batangnya sedalam mungkin dan aku dapat rasakan tubuh budak tu pun mengejang sekali, tak tahulah mungkin klimak atau sakit, kepala budak tu terangkat keatas dan mengeluarkan suara yang agak kuat juga tapi tersekat-sekat….rahim dah tembak maninya dalam cipap budak tu.
Rahim tengok kat aku… hang pulak…. Dengan loghat utaranya, aku bagitahu rahim, aku ikut belakang saja dan arahkan rahim tierapkan budak tu, rahim bangun kenakan seluarnya semula dan buka ikatan tangan budak tu, tiarapkan dia dan ikat semula tanganya ke pohon jambu. Aku tengok bontotnya yang pejal tu, putih bersih, tambah tegang batang aku, budak tu dah tinggal setengah nyawa dah, aku bukak seluar aku dan melutut dekat bontotnya dan angkat bontotnya keatas, rahim tolong pegang, sekarang posisi budak tu menonggeng seperti sujud dengan tangan masih terikat dipokok.
Aku tengok cipapnya tersepit dicelah pahanya, dan ada air mani bercampur darah yang meleleh keluar dari lubang cipapnya, aku tak kisah semua tu, aku usap cipapnya dan air mani yang melekat dekat tangan aku, aku sapukan di lubang anusnya, aku masukkan jariku dalam lubang anusnya, sempit sekali terasa kemut yang kuat, semakin tak sabar batang aku nak ambil alih jariku, budak tu dah bunyi apa-apa tah, aku tak faham sebab tak jelas, aku ludah air liurku di tangan dan aku usapkan pada kepala batangku, aku halakan betul-betul pada lubang cipapnya dan dengan sekali tekan saja batang aku dah masuk setengah, aduh…nikmat sekali lubang budak ni, ketat sangat ni, tapi tak ada tindak balas, tak goyang pun cuma kemut saja kuat, aku tarik kembali batang aku dan aku tekan lagi dengan bertambah kuat, masuk habis, terangkat kepala budak tu, tangannya meramas-ramas tanah dan rumput. Aku mula sorong dan tarik, sementara jariku aku masukkan semula dalam lubang anusnya, mengeleng-geleng kepala budak tu. lubang anusnya pun dah semakin licin, aku keluarkan batang aku dari cipapnya dan aku letakkan betul-betul dekat lubang anusnya, batang aku dah tegang di tahap maksimun, kepalanya berkilat kena air cipap budak tu, lalu perlahan-lahan aku tekan, susah juga, beberapa kali aku cuba dan aku tekan dengan kuat sekali, masuk kepalanya saja , batang aku rasa perit, aku keluarkan kembali dan sapukan batangku dengan air cipap yang meleleh keluar, dan aku cuba lagi, aku tekan lagi dan yesss…..masuk setengah batang aku, kali ni tak susah sangat dan terasa jepitan serta kemutan yang kuat, aku diamkan saja batangku untuk bolehkan budak tu biasakan bontotnya dengan batang aku, kemudian aku tarik perlahan-lahan dan aku tekan lagi hingga masuk semuanya dan aku diam sebentar seperti tadi, kemudian aku mula acara mengepam, keluar masuk semakin laju, kemutan bontotnya sungguh kuat, aku terasa nikmat sekali dan tak sampai lima minit, aku rasa nak nak keluar lalu aku percepatkan ayunan dan akhirnya terasa air mani aku dah sampai ke batang aku dan bergerak terus ke,… ke …..aku menghentakkan batang aku sedalam-dalamnya dan terasa dunia meletup di hujung kepala konek aku…. budak tu aku tak tahu macam mana sebab mata aku terpejam menahan nikmat yang tak terhingga. Aku lepaskan maniku dalam lubang bontot budak perempuan tu.
Aku mengenakan kembali seluar aku, aku buka baju dan tutup muka macam pakai topeng, macam geng Hamas nak serang musuh, dan rahim juga turut melakukan seperti apa yang aku buat, tutup mukanya dengan bajunya, kemudian aku buka ikatan tangan budak tu, aku bangunkan dia, dia dah tak nangis dah tapi air mata terus meleleh kat pipi dia, dengan ikatan matanya belum dibuka, aku dan rahim mengenakan pakaiannya semula, dan kemudian menyuruhnya pulang, dengan susah payah budak tu cuba bangun, setelah boleh berdiri aku bukak ikatan matanya, dengan mata yang dikecilkan, mungkin silau agaknya, dia memandang kami, tapi tak kisahlah sebab kami dah tutup muka dengan baju.
Rahim bertanya sama ada dia boleh berjalan, dia mengangguk dan kami tanya dengan apa dia nak balik, dia menunjuk kearah hadapan dan berkata….. basikal…. Suaranya masih dalam sedu. …..dah pergi balik…. dan jangan bagitahu orang lain, kalau kau bagitahu nanti kami pukul kau… rahim memberi amaran budak tu mengangguk saja..aku mengeluarkan wang RM20.00 dari kocek seluar dan kuberikan kepada dia….nah buat beli gula-gula…… dia tengok duit tu dan geleng kepala tapi rahim sergah dia…ambik duit tu…. terus budak tu ambil dan berjalan dengan perlahan, dengan agak terkengkang dan dengan sebelah tangannya menekan perut. Tak jauh dia jalan, dia duduk mencangkung sambil tangannya maraba cipapnya, mungkin terasa perit dan sakit kot.
Melihat keadaan budak tu, timbul rasa kesian pulak. Terus terang aku rasa menyesal kerana telah melakukan perkara tersebut, tapi perkara dah berlaku. Selepas peristiwa tu aku tak senang duduk, serba salah pula, pertama kerana rasa bersalah dan kedua rasa takut kerana betul-betul buat salah, takut budak tu report dan aku kena tangkap. Kemudian aku ambil keputusan untuk kembali ke ibukota dengan alasan untuk bekerja part time walaupun cuti aku masih panjang. Sampai sekarang aku masih lagi rasa bersalah dan tak tahu apa nak buat
P/S: ini cerita rekaan semata2 yg disumbangkan oleh sumber2 tertentu..Tolong jangan terpengaruh dgn perkara2 begini...it sucks!Wednesday, July 22, 2009 7:42 AMKisah pengantin baru
Sepasang kekasih yang hendak bernikah sedang berbincang. Si Gadis berbisik pada kekasihnya, “Sekarang waktunya kita saling jujur agar kelak kita tidak kecewa.”Si Pemuda mengangguk. Gadis berkata, “Sesungguhnya dada saya rata, seperti papan. Kalau kau tidak suka katakan saja.
Kita boleh batalkan pernikahan ini. Saya sedia menghadapinya,” kata Si Gadis.Si Pemuda dengan lemah lembut menjawab, “Itu tidak menjadi masalah. Bagiku seks bukanlah hal yang penting. Tetapi cinta kasih.” Gadis pun lega mendengarkannya. “Saya juga perlu mengatakan sesuatu sejujurnya padamu,” jelas Si Pemuda. Gadis mengangguk tersenyum. “Sesungguhnya ‘anu’ saya seperti bayi,” kata Si Pemuda.
“Syyy… sudahlah, itu tidak penting. Bagiku seks bukanlah hal yang penting, tetapi cinta kasih,” sahut Si Gadis. Si Pemuda pun lega mendengarkannya. Malam pengantin pun tiba. Si Gadis mula membuka baju dan nampaklah dadanya yang memang benar-benar rata. Si Pemuda hanya tersenyum melihatnya.
Kemudian Si Pemuda mula membuka seluarnya sehingga nampaklah ‘anu’nya. Melihat ‘anu’nya itu Si Gadis menjerit dan pengsan.
Setelah sedar Si Gadis bertanya, “Kau katakan ‘anu’mu seperti bayi?”“Ye la memang seperti bayi, panjang 50 cm dan berat 3 kg…” Sabo jer lah.Skandal dengan DriverThursday, July 16, 2009 10:38 PMMaria berpaling dan mendapati pemandunya, Pak Mat telah melondehkan kain sarongnya. Batang Pak Mat yang hitam, panjang dan lebar itu semakin menegang. Maria berdiri terpaku di tengah kebun yang terpencil itu. Mereka tersembunyi daripada sesiapa jua, tempat yang Maria datang untuk berjauhan dari orang lain. Untuk berfikir tentang suaminya Malik yang ingin berkahwin lagi. Pak Mat berjalan ke arahnya. Dengan setiap langkah Maria lihat batang Pak Mat semakin menegak. Tetapi Maria Maria berdiri kaku di situ.
Maria membiarkan Pak Mat itu memeluknya dan merebahkan badan ke tanah. Dia berasa semakin lemah apabila tangan Pak Mat menyelak skirtnya dan seterusnya meraba-meraba tempat membusut yang hanya ditutupi oleh seluar dalam kecilnya.
Dalam sekejap masa saja rabaan itu menyebabkan bahagian bawah seluar dalam itu menjadi lembab. Tidak puas dengan hanya meraba-meraba di luar, orang tua itu terus menanggalkan seluar dalam kecil itu. Tempat rahsianya tidak lagi dibaluti oleh seutas benang pun. Tangan Pak Mat masuk ke celah kangkang Maria, sambil meraba dan membelai tempat yang membonjol di celah kangkangnya.
Buat seketika Maria takut juga akan dilihat orang. Namun di sini tiada orang lain. Hanya dia dan Pak Mat saja. Dia amat dahagakan seks. Dah lama dia tak dapat bersama lelaki yang dapat memuaskannya. Mungkin Pak Mat di kampung terpencil ini boleh.
“Aah..,” Maria mengeluh bila merasakan jari orang tua itu mengentel klitorisnya.
Tanpa disedarinya Pak Mat itu mulai bergerak ke bawah. Pak Mat mengangkangkan peha Maria. Muka Pak Mat hanya beberapa inci daripada permukaan yang lembab itu. Maria dapat merasakan kedua belah tangan Pak Mat memegang belah dalam pehanya supaya tidak tertutup.
“Ooh.. Arrgh!” Maria tersentak apabila mulut Pak Mat tiba-tiba mengucup bibir pukinya.
Dia dapat merasakan lidah orang tua itu seperti ular mencuri-mencuri masuk ke dalamnya. Nafas Maria terasa sesak apabila lidah itu keluar masuk dengan rancak ke dalamnya. Sekali ke tepi dan sesekali ke bawah, kemudian ke kiri dan kanan.
Kemudian orang tua itu menindih tubuh Maria yang montok itu sehingga batang yang keras itu berada tepat di rekahan indah isteri majikannya. Dia bergerak ke depan sedikit sehingga tempat sulit mereka bersentuhan. Tangan Maria ke bawah memegang batang pelir orang tua itu. Diusap-usap batang yang keras itu sebelum menyelitkan kepala tombol itu di celah bibir buritnya. Melihat pelawaan dari Maria itu Pak Mat terus menekan batangnya masuk ke dalam indah Maria. Lubang yang basah itu dengan amat mudah menerima batang tersebut walaupun agak besar juga.
“Aah..” Maria mengerang apabila batang itu masuk sepenuhnya.
Sambil menujah indah Maria dengan batangnya orang tua itu juga tidak henti-henti menghisap puting payu dara Maria. Punggung Maria bergerak rancak apabila pukinya kena main dengan begitu sekali oleh Pak Mat. Dia mengerang tak henti2. Lubangnya berdecik-berdecik berbunyi apabila orang tua itu dengan laju memasuk dan mengeluarkan batangnya. Punggung Maria terangkat buat kali terakhir sambil dia merangkul tubuh Pak Mat. Dia sampai ke kemuncaknya apabila terasa Pak Mat mula memancut di dalamnya.
Maria terdampar keletihan. Peluh membasahi tubuhnya. Belum pernah dia kena main di tengah kebun begitu dan belum pernah dengan lelaki berumur 60 tahun. Masih hebat lagi orang tua itu rupanya. Mungkin dah lama dia tak dapat, apa lagi setelah kematian isterinya tahun empat bulan lalu. Tidak lama kemudian tanpa sebarang kata-kata, Pak Mat dan Maria beredar pulang. Dalam perjalanan pulang Maria tidak berkata apa-apa. Timbul rasa kesal dihatinya. *****
Malam itu setelah makan malam, Maria ke biliknya untuk tidur. Sudah hampir pukul 12 malam baru Pak Mat pulang, entah dari mana. Walaupun pada siang tadi Maria telah membiarkan dirinya disetubuhi oleh Pak Mat, dia bukan berhasrat untuk mengulanginya lagi. Mungkin tadi kerana nafsu seks yang sudah lama tidak dipuasi maka dia membiarkan dirinya disetubuhi. Tetapi sedikit sebanyak dia terasa menyesal sedikit.
Maria sudah nyenyak tidur apabila biliknya dimasuki Pak Mat. Orang tua itu perlahan-lahan menghampiri katilnya. Bilik itu hanya diterangi oleh lampu malap di tepi katil. Tapi ia sudah cukup terang untuk Pak Mat melihat tubuh Maria yang hanya dibaluti baju tidur yang jarang dan singkat.
Orang tua itu duduk di atas katil di tepi isteri majikannya. Perasaan ghairahnya semakin membuak, apalagi melihat peha Maria yang terkangkang sedikit. Maria memang sudah kebiasaannya tidak memakai pakaian dalam bila dia tidur. Kurang selesa rasanya. Bulu-bulu hitam halus di sekeliling kemaluannya dapat dilihat samar-samar oleh Pak Mat. Tak sabar-sabar rasanya orang tua itu ingin menikmati sekali lagi tubuh yang cukup mengghairahkan itu.
Bodohnya Tuan Malik meninggalkan perempuan yang secantik ini. Engkau tak mahu, untung aku boleh pakai sepuas2nya, fikir orang tua itu. Buat apa dibazir. Apalagi dia juga sedar bahawa isteri majikannya yang belum mempunyai anak itu juga amat dahagakan seks. Dalam umur yang baru menjangkau 25 tahun tentu dia ingin dibelai sentiasa. Dia sendiri juga sama, setelah ketiadaan isterinya sudah beberapa tahun ini. Walau umurnya dah nak mencecah 60 tahun, namun masih lagi kuat tenaganya. Dan sejak berduaan saja dengan isteri majikannya itu, semakin menjadi-menjadi pulak keinginannya.
Dia menyentuh kedua buah dada yang membusut itu dan meramas-meramas lembut. Terdengar nafas Maria turun naik semakin kencang sikit dan puting buah dadanya mula mengeras dan berkerut-kerut. Dia berhenti seketika untuk membuka butang baju tidur isteri majikannya. Selesai membuka butang, dia terus saja menarik ke kiri dan kanan. Kemudian dia melucutkan kain yang dipakainya sendiri. Batangnya sudah terpacak keras. Mahu saja dia menindih tubuh isteri majikannya, tapi dia sedar dia tidak harus gopoh. Dia harus mengghairahkan Maria dulu supaya isteri majikannya akan mengikut apa sahaja kehendaknya nanti.
Dia naik ke atas katil dan tidur mengiring di tepi isteri majikannya yang masih nyenyak. Tangannya merayap semula ke dada Maria. Seronok dia meramas-meramas kedua belah buah dada yang membusut itu. Sekali dia menggentel kedua-kedua puting yang menjadi keras semula. Sekali lagi nafas Maria turun naik dengan cepat. Orang tua itu merapatkan tubuhnya ke tubuh Maria. Digesel-Digesel batangnya pada peha Maria sambil dia mencium buah dada isteri majikannya. Apabila mulutnya terjumpa terus saja dia menghisap puting buah dada yang keras itu. Tangannya pula merayap ke celah kangkang Maria. Dia menggosok-menggosok indah Maria.
“Mm..” Maria mengerang sambil pehanya dengan sendiri terbuka.
Pak Mat mengusap-mengusap bulu-bulu halus yang menutupi kemaluan Maria sebelum jarinya ke celah bibir yang sudah mulai lembab sedikit. Digosok-Digosok dan dikuis-kuisnya lembut sehingga di celah-celah bibir itu mulai basah. Mukanya meninggalkan dada Maria. Dia mencium pipi Maria sebelum mulut mereka bertemu. Mulut Maria terbuka menerimanya. Jarinya mulai keluar masuk kemaluan Maria. Kemudian dua jari masuk ke dalam kemaluan isteri majikannya pula.
“Uuhh..” tiba Maria mendengus sambil membuka matanya. Terkejut seketika dia melihat muka Pak Mat hanya beberapa inci dari mukanya. “Huh..?” “Pakcik stim..” “Kenapa tak kejutkan Maria? Datang curi-curi pulak..” “Saja..” “Kalau datang mintak takut Maria tak bagi?” “Heh heh.” “Kalau mintak takkan lah Maria tak bagi. Kan Maria bagi petang tadi..”
Dia tersenyum memandang Pak Mat.
“Mm..” dia memandang ke bawah sambil tersenyum apabila terasa jari orang tua itu menggentel-gentel kelentitnya. “Kamu ni dah lama tak kena, ya?” “Kan petang tadi dah kena dengan Pakcik..” “Yalah, sebelum tu maksud aku.” “Kenapa Pakcik cakap begitu?” “Aku gentel sikit, kamu dah cukup basah..” “Memanglah dah lama tak dapat..”
Tangan Maria memegang batang Pak Mat yang asyik menyucuk-menyucuk pehanya. Dibelainya dengan lembut. Kemudian dilancapnya perlahan-perlahan sehingga orang tua itu pula yang mula mengerang. Maria melepaskan seketika batang itu sebelum menolak Pak Mat supaya tidur melentang. Dia menindih badan orang tua itu tetapi dengan kepalanya ke bawah. Dipegangnya batang itu semula sebelum membongkokkan kepalanya. Maria menjilat sekeliling kepala tombol itu sebelum dimasukkan ke dalam mulutnya. Kemudian dia menghisap perlahan-lahan.
Cukup stim orang tua itu dikerjakan Maria dengan mulutnya sehingga dia terasa akan pancut dalam sedikit masa saja lagi. Dia pun tidak tahan sabar lagi. Terus diangkatnya punggung Maria supaya naik ke atasnya. Kedua lutut Maria berada di sebelah kiri dan kanan kepala Pak Mat.
Terpampanglah kemaluan Maria yang terbuka luas hanya beberapa jengka dari muka orang tua itu. Tak sabar-sabar lagi orang tua itu pun menyembamkan mukanya ke indah Maria. Lidahnya terus saja masuk ke celah-celah bibir indah isteri majikannya sambil tangannya meramas-meramas punggung Maria yang lebar itu. Kemudian tangannya membuka punggung Maria, meninggalkan burit Maria seketika untuk naik ke atas sikit mencari lubang jubur isteri majikannya pula.
Dijilatnya tempat itu pula sehingga Maria kegelian dibuatnya. Sedap ada, geli ada, jijik pun terasa. Tapi biarkan kalau itu yang orang tua itu suka. Lama mereka dalam posisi 69 itu sebelum Maria bangun semula. Dia bertinggung di atas Pak Mat. Dipegangnya batang orang tua itu sebelum dia melabuhkan buritnya ke atas kepala tombol. Dengan amat mudah sekali batang itu masuk ke dalam lubangnya yang memang sudah cukup basah. Apabila batang itu tenggelam sepenuhnya, Maria mengemut2kan kemaluannya.
“Aah..” orang tua itu mengerang. “Kenapa? Tak suka?” “Ada ke tak suka?” Pak Mat menjawab. “indah kamu ni memang cukup sedap.”
Dia memegang punggung Maria supaya tidak bergerak sebelum dia mencabut sedikit kemudian masuk semula. Dia selang seli melaju dan memperlahankan tujahan ke dalam Maria.
“Oohh..” Maria pula mengerang. “Kamu? Tak suka?” “Memanglah batang Pakcik pun sedap. Kalau tidak tak kan mau Maria bagi kat Pakcik,” dia berkata sambil menunduk dan mengucup mulut Pak Mat.
Sambil itu Maria menggerak-gerakkan punggungnya seperti orang sedang menari gelek dan dalam sekejap masa saja burit Maria mengembang sedikit dan dia terus sampai ke kemuncaknya. Orang tua itu terus mengocak indah Maria sehingga isteri majikannya mula ghairah semula.
“Maria?” “Mm?” isteri majikannya menjawab manja. “Kalau Pakcik mintak sesuatu, Maria bagi tak?” “Hmm, apa dia?” “Boleh Pakcik pancut dalam mulut Maria?” “Terserah kalau Pakcik mahu..”
Lalu orang tua itu mula menojah indah Maria dengan lebih laju lagi. Apabila Maria terasa batang itu menjadi begitu tegang di dalamnya dia terus mencabut batang tu dari celah kangkangnya. Cepat-Cepat dia mengambil batang itu ke dalam mulutnya dan menghisap pula.
“Arrgh..” orang tua itu mengerang dan memegang kepala isteri majikannya dan air maninya terpancut di dalam mulut Maria.
isteri majikannya menghisap-menghisap hingga terkeluar semua air mani dan ditelannya. Apabila batang itu mulai lembik baru dilepaskan dari mulutnya. Kemudian Maria menngucup batang yang telah begitu mendatangkan kepuasan kepadanya sedikit masa tadi. Seolah-olah susah nak dipercayai, batang yang sudah lembek itu telah berjaya membuak-buakkan nafsunya tadi. Mereka tertidur dalam keadaan bogelKID - Being YoungSaturday, July 11, 2009 9:26 AMMedia files video-play.mp4 (0 bytes)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
http://seputarvip99domino.blogspot.com/2017/12/anti-mainstream-undangan-pernikahan-ini.html
BalasHapushttp://seputarvip99domino.blogspot.com/2017/12/bikin-geger-penampakan-misterius-yang.html
http://seputarvip99domino.blogspot.com/2017/12/7-bulan-dikremasi-jadi-abu-pria-ini.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At vipkiukiu .net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
- No Hp : +855-8173-4523
http://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/04/sex-toys-serupa-vagina-bintang-porno.html
BalasHapushttp://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/02/seks-antara-keponakan-dan-om.html
http://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/01/5-tips-seks-manfaatkan-film-porno-untuk.html
http://mybloggeroperaqq.blogspot.co.id/2018/02/masturbasi-apa-iya-membawa-dampak.html
♥ ♠ ♦ ♣ OPERAQQ. INFO ♥ ♠ ♦ ♣
Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari OperaQQ.info :) 1 ID Untuk 8 Games :
- Domino99
- BandarQ
- Poker
- AduQ
- Capsa Susun
- Bandar Poker
- Sakong Online
- Bandar66
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami OperaQQ .info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan OperaQQ. info :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- Operaqq. info Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Operaqq.info ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : BDB43A66
- WHATSAPP :+855 964 93 0279
- LINE : operaqq
Link Alternatif :
- www.opera99.com
- www.operaqq.info
- www.operaqq.org
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www lagi boss ^_^
http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/07/taipanqq-7-cara-rumahan-atasi-jerawat.html
BalasHapusTaipanbiru
TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsasusun
• Domino99
• Poker
• BandarPoker
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : E314EED5
Daftar taipanqq
Taipanqq
taipanqq.com
Agen BandarQ
Kartu Online
Taipan1945
Judi Online
AgenSakong